61 research outputs found

    Strategi Pengembangan Industri Rumahan Melalui Pelatihaan Pemanfaatan ICT di Kabupaten Belitung Timur

    Full text link
    Pelatihan Pemanfaatan Information Communication of Technology (ICT) bagi pelaku Industri Rumahan (IR) Kabupaten Belitung Timur dilaksanakan atas kerjasama antara Kementerian Pemberayaan Perempuan & Perlindungan Anak Republik Indonesia (KPPA-RI) dan Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM). Pelatihan ini dilaksanakan oleh STMIK Atma Luhur pada hari Kamis, tanggal 25 Oktober 2018 di laboratorium komputer SMK N 1 Manggar Kabupaten Belitung Timur. Pelaksanaan pelatihan dilaksanakan dari Pukul 08.30 WIB sampai dengan Pukul 16.30 WIB dengan 40 peserta dari Kabupaten Belitung Timur. Adapun materi yang disampaikan untuk para peserta IR bertujuan untuk mengenalkan ICT bagi industri rumahan, mampu melakukan pencarian informasi menggunakan internet, mampu menghitung biaya produksi dan harga jual, mampu memasarkan produk menggunakan media sosial, mampu membuat surat menyurat menggunakan komputer dan mampu membuat profil usahanya sendiri untuk pengajuan kebutuhan dana. Faktanya alokasi waktu pelatihan ICT dirasa terlalu singkat oleh para peserta. Sebagian peserta mengusulkan kegiatan yang sama di masa mendatang diadakan 3-4 hari, agar mereka dapat memahami materinya dengan baik. Walaupun begitu secara umum pelatihan ini dapat dikatakan berhasil, berdasarkan hasil komparasi pretest dan posttest dan hasil penilaian trainer

    Analisis Kualitas E-Learning dalam Pemanfaatan Web Conference dengan Metode Webqual (Studi Kasus: Universitas KH. A. Wahab Hasbullah)

    Full text link
    E-Learning merupakan sebuah sistem pembelajaran jarak jauh yang bersifat elektronik yang menggunakan teknologi jaringan dan komputer. Banyak model pembelajaran e-Learning salah satunya menggunakan web conference Kualitas e-Learning dapat diukur menggukan medote webqual. Webqual merupakan metode yang digunakan untuk mengukur kualitas website berdasarkan pengguna akhir. Webqual disusun berdasarkan penelitian pada tiga dimensi, yaitu USAbility, information dan service interaction. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas web conference sehingga dapat dijadikan media belajar mahasiswa serta mengetahui indikator yang paling berpengaruh dalam kualitas e-Learning. Penelitian ini menggunakan 90 responden dan 22 pertanyaan dengan uji validitas dan reliabilitas. Hasil uji validitas didapatkan r hitung > dari r tabel serta uji reliabilitas didapatkan nilai alpha 0.807 yang lebih besar dari rtabel maka konsisensi kuisioner dinyatakan valid. Pada uji skala likert diketahui dimensi USAbility mendapat enam interpretasi puas, dimensi information mendapat empat interpretasi puas dan service interaction mendapat empat interpretasi puas. Indikator USAbility mendapakan yang tingkat interpretasi puas terbanyak. Sehingga dimensi USAbility berpengaruh positif kepada kepuasan penggun

    Pengaruh Pengkayaan Nutrisi pada Cacing Sutera (Tubifex Spp) sebagai Pakan Larva Ikan Patin (Pangasius Hypopthalmus) terhadap Laju Pertumbuhan

    Full text link
    Perlakuan dalam pembenihan ikan patin sudah banyak dilakukan oleh para pembenih tetapi sampai saat ini masih banyak kendala yang dihadapi hal ini disebabkan pada waktu pemberian pakan cacing sutera (Tubifex sp) pada stadia larva sampai saat ini masih banyak mengalami permasalahan dengan pertumbuhan yang lambat. Hal ini diperkirakan kurangnya nilai nutrisi pada pakan yang diberikan,dengan pertimbangan ini maka perlu adanya suatu kajian cara lain untuk mengatasi masalah ini yang diantaranya penggunaan kuning telur ayam sebagai alternatif penambahan nutrisi pada cacing sutera sebagai pakan, dengan cara cacing sutra dipuasakan terlebih dahulu lalu diberikan kuning telur ayam kampung yang telah direbus sebagai makanan bagi cacing sutera. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pengkayaan nutrisi pada cacing sutera sebagai pakan larva ikan patin terhadap laju pertumbuhan. Adapun manfaat penelitian adalah sebagai sumber informasi atau acuan kepada pembudidaya khususnya USAha pembenihan ikan patin, dan alternatif teknologi yang dapat diterapkan. Pengkayaan nutrisi pada cacing sutera dengan kuning telur ayam kampung dapat memberikan dampak yang baik pada laju pertumbuhan. Hal ini terlihat dari perlakuan E (8 jam pengkayaan nutrisi cacing sutera) dengan pertambahan bobot rata-rata 1.76 ± 0.09 gram dan pertambahan panjang pada perlakuan E (8 jam pengkayaan nutrisi cacing sutera) dengan pertambahan panjang rata-rata 2.35 ± 0.13 cm dibandingkan dengan perlakuan A (control) 0.96 ± 0.16 gram dan pertambahan panjang 2.0±0.07 cm

    Pengaruh Pemberian Probiotik Bacillus SP. terhadap Profil Kualitas Air, Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele (Clarias Gariepinus)

    Full text link
    Dalam pengembangan budidaya perikanan, probiotik dinilai memiliki peranan penting untuk meningkatkan efektifitas kegiatan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik Bacillus sp terhadap profil kualitas air, kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan lele (Clarias gariepinus), dengan melakukan pemeliharaan ikan pada beberapa perlakuan, yaitu kontrol, penambahan bakteri dengan dosis. 10 ml/m3 serta 20 ml/m3 Nilai DO dari media kontrol Perlakuan I dan Perlakuan II secara berturut-turut adalah 6,80 ppm; 6,89 ppm dan 6,92 ppm. Nilai suhu mulai dari kontrol sampai perlakuan I dan II adalah 280C. Nilai pH untuk kontrol perlakuan I dan II adalah 6,6; 6,4 dan 6,6. Berdasarkan uji lanjut (p<0.05) dapat dilihat bahwa perlakuan I (pemberian probiotik 10 ml/m3) memiliki nilai pertumbuhan harian tertinggi sebesar 12,52 ± 0,29b, disusul perlakuan II (pemberian probiotik 20 ml/m3 ) sebesar 12,42 ± 0,33b, serta kontrol sebesar 10,72 ± 0,09a. Perlakuan penambahan bakteri probiotik memberikan hasil yang terbaik untuk pertumbuhan berat pada dosis 10 ml/m3 dengan nilai 12,52 ± 0,29dibanding dengan kontrol dan perlakuan yang lain. Tingkat kelangsungan hidup ikan uji selama masa pemeliharaan berkisar antara 79,8 –87,5 %

    Peningkatan Ketahanan Oksidasi Termal Karet Alam Melalui Reaksi Transfer Hidrogenasi Katalitik Fasa Lateks Menggunakan Senyawa Diimida

    Full text link
    Dalam riset telah dilakukan upaya untuk meningkatkan sifat ketahanan oksidasi termal karet alam melalui mekanisme modifikasi kimiawi lateks karet alam secara transfer hidrogenasi katalitik menggunakan senyawa diimida sebagai donor hidrogen. Senyawa diimida dihasilkan secara insitu dari reaksi oksidasi hidrasin hidrat oleh hidrogen peroksida berkatalis asam borat dan berpenstabil kombinasi larutan surfaktan SLS/PPE. Reaksi transfer hidrogenasi katalitik dijalankan pada skala semi pilot berkapasitas 2,5 kg lateks pekat/batch pada suhu reaksi yang ditetapkan pada 30ºC, 40ºC, dan 50ºC. Lateks karet alam terhidrogenasi yang diperoleh digumpalkan dengan asam format, selanjutnya karet alam terhidrogenasi dikeringkan dalam oven pada suhu 100oC selama 240 menit. Evaluasi mutu karet alam terhidrogenasi yang dihasilkan dilakukan secara kualitatif menggunakan spektrofotometer FTIR dan uji kuantitatif meliputi uji bilangan iod, derajat hidrogenasi, indeks ketahanan plastisitas, dan kadar zat menguap. Hasil analisis diketahui bahwa suhu reaksi sebesar 30oC dan waktu pengeringan selama 240 jam dianggap sebagai kondisi teroptimal karena menghasilkan karet alam terhidrogenasi dengan nilai indeks ketahanan plastisitas tertinggi sebesar 43,7. Nilai indeks ketahanan plastisitas umumnya digunakan untuk menggambarkan ketahanan oksidasi termal karet alam mentah

    Pengendapan Uranium Dan Thorium Hasil Pelarutan Slag II

    Get PDF
    Proses peleburan timah menghasilkan limbah berupa slag II dalam jumlah besar. Slag II sebagai terak pada proses peleburan timah masih mengandung beberapa unsur utama antara lain 0,0619% uranium, 0,530% thorium, 0,179% P2O5, dan 6,194% logam tanah jarang (LTJ) oksida total. Berdasarkan fakta tersebut, maka sangat menarik untuk meneliti pengolahan slag II, terutama untuk memisahkan uranium dan thorium yang terkandung di dalamnya. Uranium dan thorium dilarutkan dengan pelarut asam (H2SO4). Recovery pelarutan slag II dari hasil peleburan timah pada kondisi optimum adalah 98,52% uranium, 83,16% thorium, 97,22% fosfat, dan 69,62% LTJ. Uranium, thorium, LTJ, dan fosfat yang telah terlarut diendapkan agar masing-masing unsur terpisah. Faktor yang mempengaruhi kesempurnaan reaksi pada pengendapan antara lain reagen yang digunakan, pH reaksi, suhu, dan waktu. NH4OH digunakan sebagai reagen pengendapan dengan kondisi optimum proses pada pH 4. Suhu dan waktu reaksi tidak mempengaruhi proses. Recovery pengendapan yang dihasilkan adalah 93,84% uranium dan 84,33% thorium. Tin smelting process produces waste in the form of large amount of slag II. Slag II still consist of major elements such as 0.0619% uranium, 0.530% thorium, 0.179% P2O5 and 6.194% RE total oxide. Based on that fact, the processing of slag II is interesting to be researched, particularly in separating uranium and thorium which contained in slag II. Uranium and thorium dissolved using acid reagent (H2SO4). Percentage recovery of uranium, thorium, phosphate and RE oxides by dissolution method are 98.52%, 83.16%, 97.22%, and 69.62% respectively. Dissolved uranium, thorium, phosphat, and RE were each precipitated. The factors which considerable affect the precipitation process are reagent, pH, temperature, and time. NH4OH is used as precipitation reagent, optimum condition are pH 4. Temperature and time reaction did not influence this reaction. Percentage recovery of this precipitation process at optimum condition are 93.84% uranium and 84.33% thorium

    Pelatihan Desain Kemasan Bagi UKM Rumah Tangga di Bangka Barat

    Full text link
    Desain yang unik dan menarik dapat meningkatkan kemungkinan minat beli oleh pembeli. Industri UKM di Bangka Barat saat ini banyak bergerak di bidang makanan dengan desain kemasan yang masih seadanya saja. Kendala yang sering dihadapi oleh pelaku usaha di Bangka Barat adalah kurangnya kemampuan mereka dalam membuat desain kemasan produk. Pengetahuan yang rendah mengenai tata cara perancangan dan pembuatan kemasan juga menjadi masalah tersendiri bagi mereka. Dengan adanya masalah ini, berdampak pada nilai jual produk yang rendah, walaupun cita rasa produk layak untuk dihargai tinggi. Untuk mengatasi masalah tersebut diadakan pelatihan pembuatan desain kemasan yang berfokus pada pengetahuan dasar mengenai kemasan dan pembuatan desain dan label kemasan. Metode yang digunakan adalah pelatihan secara bersama-sama dan secara mandiri perorangan. Pelatihan ini menggunakan tool Microsoft Word dengan harapan kemudahan dalam pemahamannya. Hasil dari kegiatan ini berupa peningkatan pengetahuan dan kemampuan peserta dalam membuat dan merancang desain kemasan produk yang dibuktikan dari hasil rancangan masing-masing peserta
    • …
    corecore