9 research outputs found

    Identifikasi Keanekaragaman Paku-pakuan (Pteridophyta) Epifit Pada Hutan Bekas Tebangan Di Hutan Penelitian Malinau – Cifor Seturan (Diversity Identification on the Pteridophytes Epiphyte at the Log Over Area at Malinau Forest Research – Cifor Seturan)

    Full text link
    The aim from this research is to found out the various kinds of Pteridophytes epiphytes and its porophyte in the log over area to the broadness of 12 hectares in the Malinau Research Forest (MRF-CIFOR) Seturan – district of Long Loreh the regency of Malinau. In the Log Over Area being found 50 species with 2993 individual or 4,9 individual Pteridophytes epphytes at each Phorophyte. Species Lycopodium sp, Selliguea lima (v.A.v.R)Holt., and the family Polypodiaceae is the most ones Pteridophytes epiphytes at the crown, at the bark trees and at the bole trees. The porophyte are being found 610 trees consisting of 162 species in 101 genera of 44 families with 484 trees consisting each of them has got a diameter runs from 20-51 cm. The species of Shorea parvifolia Dyer, being the most one in wich 34 trees

    Keanekaragaman Epifit Berkayu pada Hutan Bekas Tebangan di Hutan Penelitian Malinau (Mrf) – Cifor

    Full text link
    Penelitian ini dilaksanakan pada hutan bekas tebangan seluas 12 hektar di Hutan Penelitian Malinau (MRF-CIFOR) Kampung Seturan Kecamatan Long Loreh Kabupaten Malinau dengan tujuan untuk mengindentifikasi keanekaragaman epifit berkayu dan pohon inangnya. Di hutan bekas tebangan ditemukan sembilan spesies epifit berkayu yang hidup pada 112 pohon inang atau rata-rata 1,2 individu/pohon inang. Jenis Hoya sp. dari suku Asplepidaceae merupakan epifit yang terbanyak ditemukan pada tajuk dan batang

    Effect of Nasa Liquid Organic Fertilizer and NPK Mutiara Fertilizer on the Growth and Yield of Tomato (Lycopersicum Esculentum Mill.) Servo F1 Variety

    Full text link
    Effect of Nasa Liquid Organic Fertilizer and NPK Mutiara Fertilizer on the Growth and Yield of Tomato (Lycopersicum esculentum Mill.) Servo F1 Variety. The purpose of the research is to study the effect of Nasa liquid organic fertilizer and NPK Mutiara fertilizer and its interaction on the growth and yield of tomato, as well as to find the proper concentration of Nasa liquid organic fertilizer and dosage of NPK Mutiara fertilizer for obtaining the best yield of tomato.The research was conducted for three months from February to April 2017, from the time of seed preparation, land preparation until harvest time. It was carried out in Pinang Village, Samarinda Ulu Regency, East Kalimantan Province.The research was conducted using Completely Randomized Design (CRD) in 4 x 4 Factorial Experiment and three replications. The first factor was the concentration of Nasa liquid organic fertilizer (P) consisting of 4 levels : no Nasa liquid organic fertilizer application (p0), 1 ml/l water (p1), 2 ml/l water (p2), and 3 ml/l air (p3). The second factor was the dosage of NPK Mutiara fertilizer (N) consisting 4 levels : no NPK Mutiara fertilizer application (n0), 5 g/polybag (n1), 10 g/polybag (n2), and 15 g/polybag (n3).The results showed that Nasa liquid organic fertilizer, NPK Mutiara fertilizer treatment its interaction affected very significantly on the plant height at age 15, 30 and 45 days after planting, age of plants flowered, age of plant harvested, number of fruits per plant, and weight of fruits per plant; and the weighest weight of fruits per plant was produced in 2 ml/l water POC Nasa and 10 g/polybag of NPK Mutiara fertilizer (p2n2) treatment of 840,00 g/plant, while the lighest one was produced in 1 ml/l water POC Nasa and no NPK Mutiara fertilizer (p1n0) treatment of 300,00 g/plan

    Pengaruh Pupuk Organik Cair Nasa Dan Pupuk Kompos Terhadap Pertumbuhan Bibit Jeruk Manis (Citrus Aurantium).

    Full text link
    Pengaruh Pupuk Organik Cair Nasa dan Pupuk Kompos Terhadap Pertumbuhan Bibit Jeruk Manis (Citrus aurantium). Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk organik cair nasa dan pupuk kompos serta interaksinya terhadap pertumbuhan bibit jeruk manis, dan juga untuk mengetahui konsentrasi pupuk organik cair nasa dan dosis pupuk kompos yang tepat untuk pertumbuhan bibit jeruk manis (Citrus aurantium).Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dalam percobaan faktorial 3 x 3, dengan 5 ulangan. Terdiri atas 2 faktor perlakuan. Faktor I adalah jenis pupuk organik cair Nasa (V), terdiri atas 3 taraf, yaitu : tanpa pupuk organik cair Nasa (v0), konsentrasi pupuk organik cair Nasa 1 ml/l.air (v1), dan konsentrasi pupuk organik cair Nasa 2 ml/l.air (v2). Faktor II adalah dosis pupuk kompos (K), terdiri atas 3 taraf, yaitu : dosis pupuk kompos 15 ton/ha setara 15 g/polibag (k1), dosis pupuk kompos 30 ton/ha setara 30 g/polibag (k2), dan dosis pupuk kompos 45 ton/ha setara 45 g/polibag (k3).Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk Nasa tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun umur 90 hari setelah tanam. Berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit umur 60 hari setelah tanam, jumlah daun umur 30 hari dan 60 hari setelah tanam dan diameter batang umur 30 hari dan 60 hari setelah tanam.Interaksi perlakuan antara perlakuan pupuk Nasa dan pupuk kompos berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi bibit umur 30 hari dan 60 hari setelah tanam, jumlah daun umur 30 hari, umur 60 hari dan umur 90 hari setelah tanam, diameter batang umur 30 hari dan umur 90 hari setelah tanam. Berpengaruh nyata terhadap diameter batang umur 60 hari setelah tanam. Berpengaruh sangat nyata terhadap diameter batang umur 60 hari setelah tanam

    Identifikasi Pohon Inang Epifit di Hutan Bekas Tebangan pada Dataran Rendah Daerah Aliran Sungai (DAS) Malinau

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pohon inang epifit (porofit) pada hutan bekas tebangan setelah 6 tahun pembalakan seluas 12 hektar di Hutan Penelitian Malinau (MRF-CIFOR) pada hutan dataran rendah DAS Malinau. Pohon inang epifit di hutan bekas tebangan ditemukan 50 pohon per hektar, yang terdiri dari 162 spesies dalam 42 suku dengan 484 pohon (79.9%) berdiameter 20-51 cm. Pohon inang dari family Dipterokarpa di temukan paling banyak di hutan bekas tebangan (± 50%). Shorea parvifolia Dyer. merupakan pohon inang paling banyak ditemukan (34 pohon)

    PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KEMAKMURAN PETANI

    Full text link
    Pertanian disebut sebagai kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Dilihat dari pengertian luasnya yang mencakup semua kegiatan serta melibatkan pemanfaatan makhluk hidup untuk kepentingan manusia. Sedangkan istilah Kehutanan memberikan arti sebagai suatu praktik untuk membuat, mengelola, menggunakan dan melestarikan hutan untuk kepentingan manusia, sebagai mana yang disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 41 tahun 1999 tentang kehutanan, definisi kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu, dan kemudian pengelolaan hutan dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu kategori kehutanan konvensional dan kategori kehutanan modern (kehutanan sosial). Buku ini menyajikan pembahasan mengenai dasar pemahaman pertanian dan kehutanan secara teoritis dan praktis untuk memudahkan mahasiswa dan para pembaca memahami dan mempraktikkan pengelolaan pertanian dan kehutanan dalam kehidupan nyata. Mulai dari konsep dasar, model pertanian dan kehutanan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu buku ini hadir kehadapan sidang pembaca sebagai bagian dari upaya diskusi sekaligus dalam rangka melengkapi khazanah keilmuan di bidang pertanian dan kehutanan, sehingga buku ini sangat cocok untuk dijadikan bahan acuan bagi kalangan intelektual di lingkungan perguruan tinggi ataupun praktisi yang berkecimpung langsung di bidang pertanian dan kehutanan
    corecore