15 research outputs found

    Risk Quotient of Airborne Paraquat Exposure Among Workers in Palm Oil Plantation

    Get PDF
    Paraquat is the herbicide widely used at palm oil plantations, although usage it in some countries has been banned and restricted. Paraquat spraying was not appropriate procedure could be polluted the environment and lead to health disorders workers. Paraquat could enter the body through inhalation, dermal and ingestion, one of frequent routes through inhalation during spraying weeds in plantation areas. This study aimed was to analyze potential inhalation dose and Risk Quotient to workers at palm oil plantation. This research was a descriptive study with cross sectional design and analysis of environmental health risk methods. Airborne Paraquat residue was collected from 8 workers with occupational activity as a supervisor and sprayer. Airborne Paraquat residue was measured for 25 minutes during spraying by using personal air sampler at worker's breathing zone. Airborne Paraquat residue was detected by High Performance Liquid Chromatography (HPLC) with NIOSH 5003 methods. The average of airborne Paraquat residue was 0.0125 mg/m3, it values was less than the Threshold Limit Value (0.05 mg/m3) of American Conference of Government Industrial Hygienists, but the average of potential inhalation dose was 0.001 mg/kg/day for worker's weight 55 kg, it was value higher than Acceptable Operator Exposure Limit (0.0005 mg/kg/day) and the calculation of Risk Quotient (RQ) was more than 1, it conditions was unacceptable for workers. Although, airborne Paraquat residue were safe, but potential inhalation dose and Risk Quotient (RQ) were unsafe for workers, cause it can be lead to lung function disorders. Therefore, for further studies it was necessary to assess the lung function of workers and the use of personal protective equipment must be completely and standard

    Komunitas Arthropoda Tanah di Kawasan Sumur Minyak Bumi di Desa Mangunjaya Kecamatan Babat Toman

    Full text link
    Penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan struktur komunitas arhtropoda tanah di sekitar lo-kasi eksplorasi minyak bumi.. pH, kelembapan dan suhu tanah) serta kadar TPH diukur dan dianalisis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap indeks keanekaragaman, dominansi dan kemerataan arthropoda. Lokasi pengambilan sampel di sumur minyak bumi di desa Mangunjaya kecamatan Babat Toman pada tanggal 19-24 Februari 2015. Sampel arthropoda diambil dengan menggunakan pit fall traps dan corong barlese-tullgren, to-tal titik pengambilan sampel yaitu 96 titik. Identifikasi famili arthropoda dilakukan di Laboratorium Entomologi Jurusan Hama Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian. Analisis kadar TPH tanah dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya menggunakan metode Gravimetri. Hasil identifikasi famili arthropo-da dilanjutkan dengan penghitungan indeks keanekaragaman, dominansi dan kemerataan arthropoda. Anali-sis Varian pada taraf 5 % dilakukan untuk mengetahui pengaruh lokasi eksplorasi dan jarak tumpahan minyak bumi dari sumur minyak bumi terhadap kadar TPH, pH, kelembapan, suhu, indeks keanekaragaman, domi-nansi dan kemerataan arthropoda. Analisis Regresi multi-linier dilakukan untuk mengetahui hubungan kadar TPH tanah terhadap pH, kelembapan dan suhu tanah serta hubungan indeks komunitas terhadap TPH, pH, ke-lembapan dan suhu tanah. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata TPH dan pH tanah di lokasi eksplorasi mi-nyak bumi yang dilakukan oleh Pertamina EP Asset 1 Field Ramba lebih rendah daripada di lokasi yang dila-kukan eksplorasi oleh masyarakat. Kelembapan dan suhu tanah di lokasi eksplorasi oleh Pertamina EP Asset 1 Field Ramba lebih tinggi daripada di lokasi eksplorasi masyarakat. Kadar TPH, pH, kelembapan dan suhu ta-nah tidak berpengaruh terhadap indeks keanekaragaman, dominansi dan kemerataan arhropoda dikedua lo-kasi eksplorasi minyak bumi (Pertamina Asset 1 Field Ramba. Tetapi, rata-rata indeks keanekaragaman arthro-poda tergolong rendah dengan nilai indeks tertinggi di lokasi eksplorasi oleh Pertamina EP Asset 1 Field Ram-ba (0,95)

    Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga dengan Menggunakan Proses Gabungan Saringan Bertingkat dan Bioremediasi Eceng Gondok (Eichornia Crassipes), (Studi Kasus di Perumahan Griya Mitra 2, Palembang)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas dari masing-masing komposisi saringan bertingkat, yaitu komposisi A terdiri dari pasir dan kerikil, komposisi B terdiri dari pasir,kerikil, dan arang batok kelapa, komposisi C terdiri dari pasir, kerikil, zeolit, dan komposisi D terdiri dari pasir, kerikil, arang batok kelapa, dan zeolit.Keempat komposisi saringan tersebut kemudian analisis yang terbaik dalam menyaring air limbah rumah tangga. Air limbah rumah tangga berjenis greywater ini dikumpulkan dari lokasi yang berbeda dari satu Perumahan yang sama, yaitu Perumahan Griya Mitra 2 Palembang. Limbah greywater ini kemudian dikumpulkan dalam satu ember dan dihomogenkan dahulu sebelum disaring. Hasil yang terbaik berdasarkan penelitian ini adalah komposisi saringan D,yaitu diperoleh penurunan TSS, BOD, dan Kadar Minyak dan lemak yang terbaik dari ke empat komposisi saringan tersebut, yaitu BOD turun sebesar 83,18%, TSS turun sebesar 83,05 %, dan Minyak Lemak turun sebesar 90 %. Sedangkan Perubahan pH adalah tidak berbeda nyata dari ke empat saringan tersebut, tetapi kesemuanya menunjukkan adanya kenaikan pH setelah perlakuan. Hasil penyaringan terbaik tersebut, yaitu saringan D kemudian dilanjutkan dengan perlakuan bioremediasi dengan menggunakan tumbuhan Eceng gondok (Eichornia crassipes) dengan perlakuan selama 5 hari. Hasil bioremediasi tersebut ternyata mampu menghasilkan hasil yang lebih baik lagi, yaitu penurunan BOD sebesar 98,9 %, penurunan TSS sebesar 97,8 %, penurunan Minyak & Lemak sebesar 100 %, dan kenaikan pH sebesar 4,7 %

    Fitoremediasi Logam Berat Timbal (Pb) dengan Menggunakan Hydrilla Verticillata dan Najas Indica (Phytoremediation Heavy Metals Lead (Pb) Using Hydrilla Verticillata And Najas Indica)

    Full text link
    Penggunaan timbal (Pb) di industri dan penambangan semakin meningkat seiring dengan mening-katnya penambangan, peleburan, pembersih, dan berbagai industri. Suatu perairan yang telah terkontaminasi senyawa/ ion-ion Pb, sehingga jumlahnya dalam perairan melebihi konsentrasi yang semestinya dapat menga-kibatkan kematian bagi biota perairan. Fitoremediasi merupakan salah satu upaya mengreduksi cemaran Pb dari perairan dengan memanfaatkan tumbuhan. Hydrilla verticillata dan Najas indica merupakan tumbuhan air yang tergolong submerge yang banyak dijumpai di Sumatera Selatan. Penelitian ini dilakukan di Laborato-rium Riset Terpadu PascaSarjana Universitas Sriwijaya. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial dengan 2 faktor, yaitu macam jenis tanaman yaitu Hydrilla verticillata dan Najas indica, serta macam konsentrasi yaitu kontrol, 5 mg/l, 10 mg/l, 15 mg/l. Perlakuan ini dilakukan dengan 3 kali ulangan. Analisa kandungan Pb didalam tumbuhan dan di dalam air di-lakukan pada hari ke-5, hari ke-10, hari ke-15 dan hari ke-20 dengan metode analisa AAS yang dilakukan di di laboratorium penelitian Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Sriwijaya. Hasil yang diperoleh dari analisa laboratorium dilakukan Analisis Varian (ANAVA), jika berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Duncans (DNMRT) pada taraf 5% dan dilakukan perhitungan kecepatan penyerapan Hydrilla verticillata dan Najas indi-ca. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hydrilla verticillata dan Najas indica memiliki kemampuan mereme-diasi timbal (Pb) dengan kandungan Pb dalam tumbuhan berbeda nyata pada perlakuan mulai B2. Hydrilla verticillata memiliki ketahanan lebih baik dalam mengakumulasi timbal (Pb) sampai hari ke-20 jika dibanding-kan Najas indica. Tetapi Najas indica memiliki kecepatan penyerapan lebih baik jika dibandingkan Hydrilla verticillata dengan waktu kontak optimum Hydrilla verticillata pada hari ke-20 dan waktu kontak optimum un-tuk Najas indica pada hari ke-15. Dengan demikian Hydrilla verticillata dan Najas indica memiliki potensi da-lam meremediasi timbal (Pb

    Kajian Cemaran Logam Berat Timbal (Pb) pada Kompartemen di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan Palembang

    Full text link
    Telah dilakukan kajian cemaran logam Timbal pada kompartemen lingkungan sekitar TPA Sukawinatan Palembang. Tujuan penelitian untuk menganalisis distribusi Timbal pada air dan sedimen di kolam lindi dan perairan sekitarnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei analitik. Sampel diambil berdasarkan metode purposive sampling dengan mempertimbangkan jarak dan kondisi lingkungan. Sampel air dan sedimen diambil dari 7 titik sampling di sekitar outlet lindi, aliran lindi dan aliran sungai Sedapat. Penentuan konsentrasi logam timbal menggunakan metode Atomic Absorption Spectrometry (AAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar timbal pada kompartemen air berkisar 0,01 – 0,09 mg/L dengan kadar timbal rata-rata zona inti TPA 0,043mg/L zona penyangga dan budidaya TPA 0,028 mg/L, kadar timbal tertinggi di oulet lindi. Kadar timbal pada kompartemen sedimen berkisar 4,38 mg/kg - 29,44 mg/kg dengan kadar timbal rata- rata zona inti TPA 15,143 mg/kg, rata rata zona penyangga dan budaya TPA 7,895 mg/L, kadar timbal tertinggi di outlet lindi. Berdasarkan Pergub No.8 tahun 2012.kadar Timbal pada kompartemen air di TPA Sukawinatan Palembang belum melampaui ambang batas yang ditentukann, namun demikian tidak dapat dikatakan bahwa perairan disekitar TPA tergolong aman, karena logam timbal memiliki sifat akumulatif. Untuk kompartemen sedimen kadar timbal relatif lebih tinggi dari kompartemen air, hal ini menunjukkan adanya akumulasi logam timbal pada sedimen

    Struktur Komunitas Fitoplankton Di Waduk Kedungombo Jawa Tengah

    Get PDF
    Waduk Kedungombo memiliki luasan 4800 ha yang berfungsi sebagai sarana irigasi,Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), pengendali banjir, sumber air minum,perikanan dan pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi kualitasair dan menganailis struktur komunitas fitoplankton waduk. Pengambilan sampeldilakukan sebanyak dua kali pada bulan Mei dan Juli 2013. Terdapat 8 stasiunpenelitian.. Struktur komunitas fitoplankton dihitung berdasarkan kelimpahan (K),Indeks Keanekaragaman (H\u27), dan Indeks Dominansi (D). Hasil penelitianmenunjukkan bahwa. Kelimpahnnya fitoplankton di Waduk Kedungombo mencapairata-rata 195.988 ind/L. Indeks keanekaragaman dalam kestabilan sedang dengan ratarata1,81 (H=1-3). Tidak terjadi dominansi fitoplankton jenis tertentu dengan nilai ratarata0,24 (D<0,05). Genus Microcystis terbanyak ditemukan dan merupakan jenisfitoplankton beracun yang menjadi indikator bahwa kondisi perairan sudah tercemar

    Studi Interferensi Kimia pada Penentuan Cu, Ca dan Cd dengan Metode AAS

    Full text link
    Telah diteliti adanya interferensi posfat (PO43-) pada logam Cu, Ca dan Cd; AlO2 pada Ca; As2O3- pada Cu; SiO2 pada Cd. Dalam penelitian dipelajari juga pengaruh larutan EDTA dan Lantunam untuk mengatasi interferensi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PO43- memberikan interferensi pada Ca, Cu dan Cd pada kisaran konsentrasi rendah 0,20 – 0,50 ppm. Interferensi AlO2 terhadap Ca terjadi pada konsentrasi 0,2 ppm, interferensi SiO2 terjadi pada interferensi 0,2 ppm. Secara umum interferensi tersebut dapat diatasi dengan penambahan larutan Lantinum dan EDTA masing-masing dengan konsentrasi 1000 ppm. Kecuali interferensi AlO2- pada Ca tidak dapat diatasi dengan penambahan EDTA
    corecore