35 research outputs found

    Hubungan Antara Pengetahuan Pelestarian Lingkungan Dan Intensi Siswa Terhadap Output Sekolah Dengan Partisipasi Siswa Dalam Kebersihan Lingkungan

    Get PDF
    The objective of this research is to analuyze the relationship of knowledge and enviromental conservation intention output of school students with students participation in the clean enviroment. The methode used was a survey and correlational techniques in One Senior High School, Depok.. The sampel of this research were 70 students wich proporsional random sampling. The results showed as follow: (1) The relationship between the Environmental Protection Knowledge with Students Participation in Environmental Hygiene showed a negative relationship. (2) The relationship between the intentions of the Output School Students with Student Participation in Environmental Hygiene showed a positive relationship. (3) The relationship between knowledge and intention of Environmental Protection against Output School Students together with Student Participation in Environmental Hygiene showed a positive relationship. From the research, the conclusion is that most of the students were able to understand the concepts, facts and procedures related to conservation of the environment, so most students have a strong intention to academic and non-academic

    Prevalensi Anemia Anak Sekolah Dasar Di Daerah Penghasil Dan Bukan Penghasil Sayuran Hijau Di Kabupaten Bogor

    Full text link
    Telah dilakukan penelitian secara cross-sectional untuk mengetahui gambaran dan perbedaan konsumsi sayuran hijau dan prevalensi anemia anak SD di daerah penghasil dan bukan penghasil sayuran hijau di Kabupaten Bogor. Penelitian dilakukan di tlga desa penghasil sayuran hijau di Kecamatan Ciampea dan tiga desa bukan penghasil sayuran hijau di Kecamatan Nanggung di wilayah Kabupaten Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak SD di daerah penghasil sayuran hijau lebih sering dan lebih banyak mengkonsumsi sayuran hijau dibandingkan dengan anak SD di daerah bukan penghasil sayuran hijau (P<0.05). Prevalensi anemia pada anak SD di daerah penghasil sayuran hijau tidak berbeda nyata dengan anak SD di daerah bukan penghasil sayuran hijau. Tetapi rata-rata kadar Hb anak SD di daerah penghasil sayuran hijau berbeda nyata dengan anak SD di daerah bukan penghasil sayuran hijau (12.3 g/dl vs 11.9 g/dl). Faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada kadar Hb anak SD di daerah penghasil sayuran hijau ialah frekuensi makan sayur dan konsumsi zat besi dengan koefisien regresi sebesar 0.38009 dan 0.32432. Demikian juga faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap kadar Hb anak SD di daerah bukan penghasil sayuran hijau ialah konsumsi zat besi dan frekuensi makan sayur dengan koefisien regresi sebesar 0.49240 dan 0.43696

    A Survey of Hypertension on an Island of Karimunjawa and Parang

    Full text link
    Hasil survey ditemukan prevalensi hypertensi 11,2 persen pada laki-laki dan 12,2 persen pada wanita dan keseluruhan 11,8 persen. Perbedaan prevalensi pada laki-laki dan wanita tidak bermakna. Selain itu juga dipelajari pertambahan prevalensi menurut umur. Kecuali sakit kepala bagian occpital yang mempunyai prevalensi tinggi diantara hypertensi, gejala-gejala lain memperlihatkan tidak ada perbedaan antara normo dan hypertensi. Di kepulauan Karimunjawa dan Parang yang letaknya ± 150 km sebelah utara Semarang telah di­adakan survey mengenai hypertensi pada penduduk yang sebagian besar terdiri dari nelayan dan se­bagian lain terdiri dari petani dan pedagang. Bahan penelitian 1229 orang dewasa berumur 20 tahun keatas yang terdiri dari 543 laki-laki dan 686 perempuan. Tujuan survey ialah untuk mempelajari prevalensi hypertensi pada kelompok penduduk yang lokasinya terisoler

    Pengurangan Kadar Abu dan Sulfur pada Batubara Sub Bituminus dengan Metode Aglomerasi Air-minyak Sawit

    Full text link
    PENGURANGAN KADAR ABU DAN SULFUR PADA BATUBARA SUB BITUMINUS DENGAN METODE AGLOMERASI AIR-MINYAK SAWIT. Metode aglomerasi digunakan untuk mengurangi kadar abu dan sulfur pada batubara. Batubara Sub Bituminus dari Tanjung Enim Sumatera Selatan dengan kadar abu 6,5% dan sulfur total 0,32% digunakan sebagai bahan bakunya. Dengan menggunakan campuran air dengan minyak goreng sawit atau minyak sawit mentah (CPO) sebagai minyak aglomerasi, kadar abu turun menjadi 2,74% dan sulfur menjadi 0,26%

    Modifikasi Kain Poliester/selulosa Menggunakan Proses Karboksimetilasi Metode Benam Peras Pemanggangan

    Full text link
    MODIFIKASI KAIN POLIESTER/SELULOSA MENGGUNAKAN PROSES KARBOKSIMETILASI METODE BENAM PERAS PEMANGGANGAN. Kain poliester/selulosa mempunyai penyerapan kelembaban yang rendah sehingga tidak nyaman dipakai. Salah satu cara untuk meningkatkan mutu penyerapan kain, telah dilakukan percobaan optimasi proses karboksimetilasi dengan modifikasi selulosamenjadi karboksimetil selulosamenggunakan natrium khloroasetat yang berfungsi sebagai zat pengeter, divariasikan 2 N, 3 N dan 4 N dan natriumhidroksida yang berfungsi sebagai pembentuk natrium selulosat divariasikan 6 N, 8 N, 10 N dan 12 N.Adanya natrium hidroksida dapat mengikis poliester sehingga menipis yang mengakibatkan pegangan kain lebih lembut. Percobaan yang dilakukan menggunakan metode benam peras pemanggangan pada suhu 120 oC, 130 oC, 140 oC, 150 oC dan 160 oC waktu 5 menit. Pengujian yang dilakukan adalah pengurangan berat poliester, struktur selulosa dengan spektruminframerahmenggunakan larutan methylene blue, penyerapan kelembaban, kekuatan tarik, sudut kusut,stabilitas dimensi dan kekakuan kain. Kondisi optimum dicapai pada pemakaian natrium khloroasetat 4N, natrium hidroksida 8N dan suhu pemanggangan 120 oC. Hasil pengujianmenunjukkan bahwa terjadi 0,45%pengurangan berat poliester, 94,32% penyerapan zat warna methylene blue, 4,44%( naik 48%) penyerapan kelembaban, 21,50 kg (turun1,65 %) kekuatan tarik arah lusi dan 16 kg (turun 6,97 %) arah pakan, 148o(naik 32,14%) sudut kusut arah lusi dan 145o (naik 33,02%) arah pakan, 0,14%(naik 89,7%) stabilitas dimensi kain arah lusi dan 0,17%(naik 84,54%) arah pakan, 64,0 mg. cm (turun 14,6%) kekakuan kain arah lusi dan 39 mg.cm(turun 15,2%) arah pakan

    Prediksi Kualitatifmaturitas Materialorganik di dalam Sedimen Sumur Minyak Bumi dengan Resonansi Spin Elektron.

    Full text link
    PREDIKSI KUALITATIFMATURITAS MATERIALORGANIK DI DALAM SEDIMEN SUMUR MINYAK BUMI DENGAN RESONANSI SPIN ELEKTRON. Dengan metode Resonansi Spin Elektron (RSE) dapat dideteksi adanya kandungan bahan paramagnetik dan radikal bebas di dalam sedimen sumur minyak bumi. Pengukuran konsentrasi radikal bebas sebagai fungsi kedalaman sumur atau suhu dapat memberikan informasi tentang maturitas material organik di dalam sedimen. Hasil pengamatan RSE menunjukkan bahwa sedimen dari Tuban (kedalaman 1450 m) mengandung ion Mn+2, sedangkan sedimen dari Kalimantan Timur (1310 m) tidak mengandung ion paramagnet. Sampel memberikan signal radikal bebas kerogen dengan faktor Lande g = 2,002. Diprediksi bahwa sedimen dari Kalimantan Timur berasal dari kedalaman sumur yang belum mencapai kondisi maturitas maksimal

    Karakteristik Fisik dan Kurva Durasi Aliran pada 15 DAS di Jawa Timur

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi Kurva Durasi aliran (KDA) untuk menggambarkan karakteristik hidrologi suatu Daerah aliran Sungai (DAS) dan mencari pola hubungan antara karakteristik hidrologi dan karakteristik fisik DAS. Lima belas (15) DAS di wilayah Jawa Timur digunakan sebagai sampel. Input data terdiri dari: data geografis, data hujan dan data debit. Data geografis DAS, berupa layer: topografi, jaringan sungai, Peruntukan lahan, dan jenis lapisan tanah diolah dan diturunkan dari layer GIS. Karakteristik fisik masing-masing DAS diturunkan dari data geografis tersebut. Data hujan harian diperoleh dari semua stasiun yang ada di dalam wilayah studi. Data debit harian diperoleh dari stasiun pengukuran yang terdapat pada outlet masing-masing DAS. Hujan rerata DAS dihitung untuk tiap DAS menggunakan rerata aritmatik. Data debit harian diolah menggunakan excel dan dijadikan dasar untuk membuat KDA. Karakteristik hidrologi masing-masing DAS diwakili oleh bentuk dan karakteristik KDA. Selanjutnya, tabel karakteristik fisik DAS digunakan untuk menampilkan keterkaitan antara karakteristik fisik dan hidrologi pada ke lima belas DAS tersebut. Hasil studi menunjukkan bahwa tiap DaS memiliki karakteristik fisik dan hidrologi yang spesifik. Karakteristik hidrologi tiap DAS dapat ditunjukkan oleh bentuk KDA-nya. Beberapa DAS memiliki bentuk KDA yang identik. Hal ini menunjukkan adanya kemiripan karakteristik hidrologi DAS-DAS tersebut, meskipun karakteristik fisik DAS-DAS tersebut relatif berbeda. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kemiripan (silimarity) karakteristik hidrologi pada beberapa DAS, berhubungan kuat dengan kemiripan karakteristik hujan yang jatuh pada DAS-DAS tersebut

    CHARACTERISTICS OF RICE SOILS FROM THE TIDAL FLAT AREAS OF MUSI BANYUASIN, SOUTH SUMATRA

    Get PDF
    Tidal flats in the Musi Banyuasin region that cover more than 200,000 ha are the largest area for agricultural development in South Sumatra Province. Only about a half of this has been used for tidal swamp rice fields, therefore, the other half needs to be developed. To obtain a better understanding of their properties for appropriate soil management, soil characteristics of the area need to be studied. To characterize the soil, thirty-four soil samples from seven soil profiles were analyzed for their chemical and mineralogical composition at the laboratories of the Center for Soil and Agroclimate Research and Development. The results indicate that soils from the tidal flat areas have an aquic soil moisture regime, the upper parts of the soils are mostly ripe, and most of the pedons show the presence of sulfidic materials below 65 cm of the mineral soil surface. The soils are classified as Sulfic Endoaquept (P1, P2), Histic Sulfaquent (P3), Typic Sulfaquept (P4), Fluvaquentic Endoaquept (P5), and Sulfic Hydraquent (P6, P7). Mineral composition of the sand fraction is dominated by quartz, while the clay minerals consist of predominantly kaolinite, mixed with small amount of smectite, illite, quartz, and crystoballite. Organic carbon content is high to very high, potential phosphate content of most pedons ranges from very low to medium, while potential potassium content varies from very low to medium in the upper layers and medium to very high in the bottom layers. Phosphate retention of topsoil sample varies from 56 to 97%, and is positively correlated (r2 = 0.73) with aluminum from amorphous materials. Exchangeable cations are dominated by Mg cation, and in all pedons cation exchange capacity values are medium to very high, and seem to be influenced by organic carbon. Specific chemical properties, particularly soil pH and content of exchangeable aluminum exhibit a significant change about 1-2 months after soil samples were taken from the field. Theoretically, interaction between good water management and fertilizer application are among the choices of management to make these soils productive

    STUDY OF TENASCIN-C (TN-C) PROTEIN ROLE IN ORAL MALIGNANCY PROGRESSIVITY PROCESS BY MOLECULAR BIOLOGICAL APPROACH

    Get PDF
    The progressiveness of malignant tumors influenced by various complex factors. One of the important factors is Tenascin-C (Tn-C) protein, which can interact with fibrinectin as an anti adhesive or anti modulation protein. Tenascin-C is an extra cellular matrix glycoprotein (EMG), which can be found in the oral tissue also as an up regulator. They can be associated with EMG, and strongly influenced promotion of the stromal cell as cell growth, migration, differentiation, angiogenesis, and apoptosis in cancer. Alternative splicing of fibronectin-like type III (FN III) repeats of Tn-C generates a number of splice variants, and influences tumor progressiveness. The conclusion of Tn-C role in tumor progressiveness depends on the molecular weight and alternative splicing of FN III
    corecore