4 research outputs found

    Analisis Keamanan Jembatan Rangka Baja Soekarno – Hatta Malang Ditinjau Dari Aspek Kesehatan, Tegangan Pelat Buhul, Dan Simulasi Kebakaran

    Full text link
    Salah satu jalur pergerakan transportasi yang patut menjadi perhatian di Kota Malang adalah Jembatan Rangka Baja Soekarno-Hatta, yang merupakan akses utama pengguna jalan menuju ke area pendidikan dan ke arah kota wisata Batu. Jembatan ini dirasa telah mengalami penurunan kualitas. Dalam penelitian ini, pembahasan dalam difokuskan kepada analisis kesehatan jembatan, kondisi pelat buhul akibat distribusi tegangan yang terjadi, dan kondisi jembatan akibat beban termal. Setelah dilakukan uji Rebound Hammer didapatkan nilai karakteristik sebesar 277,66 kg/cm² dan nilai rebound sebesar 46,79. UPV menunjukkan kualitas beton yang rendah (kecepatan gelombang 1633,6 m/s < 3000 m/s). Pada analisis tegangan pelat buhul, perbedaan antara kondisi ideal dan eksisting sangat jelas. Konsentrasi tegangan pada kondisi ideal tidak melebihi tegangan leleh, sedangkan pada kondisi eksisting konsentrasi tegangan melebihi tegangan leleh. Pada analisis kebakaran di atas jembatan, ketika terjadi kebakaran di tengah bentang, total waktu yang dibutuhkan sampai tegangan batang diagonal mencapai leleh adalah setelah menit ke 18.90 (1134 s) dan mencapai titik putus pada menit ke 19.23 (1154 s). Sedangkan, ketika terjadi kebakaran pada bagian pinggir bentang, waktu yang dibutuhkan jembatan untuk mencapai leleh adalah setelah menit ke 15.81 (949 s), dan pada menit ke 17.95 (1077 s) tegangan batang diagonal mencapai titik putus

    ANALISIS KEAMANAN JEMBATAN RANGKA BAJA SOEKARNO – HATTA MALANG DITINJAU DARI ASPEK KESEHATAN, TEGANGAN PELAT BUHUL, DAN SIMULASI KEBAKARAN

    No full text
    Salah satu jalur pergerakan transportasi yang patut menjadi perhatian di Kota Malang adalah Jembatan Rangka Baja Soekarno-Hatta, yang merupakan akses utama pengguna jalan menuju ke area pendidikan dan ke arah kota wisata Batu. Jembatan ini dirasa telah mengalami penurunan kualitas. Dalam penelitian ini, pembahasan dalam difokuskan kepada analisis kesehatan jembatan, kondisi pelat buhul akibat distribusi tegangan yang terjadi, dan kondisi jembatan akibat beban termal. Setelah dilakukan uji Rebound Hammer didapatkan nilai karakteristik sebesar 277,66 kg/cm² dan nilai rebound sebesar 46,79. UPV menunjukkan kualitas beton yang rendah (kecepatan gelombang 1633,6 m/s < 3000 m/s). Pada analisis tegangan pelat buhul, perbedaan antara kondisi ideal dan eksisting sangat jelas. Konsentrasi tegangan pada kondisi ideal tidak melebihi tegangan leleh, sedangkan pada kondisi eksisting konsentrasi tegangan melebihi tegangan leleh. Pada analisis kebakaran di atas jembatan, ketika terjadi kebakaran di tengah bentang, total waktu yang dibutuhkan sampai tegangan batang diagonal mencapai leleh adalah setelah menit ke 18.90 (1134 s) dan mencapai titik putus pada menit ke 19.23 (1154 s). Sedangkan, ketika terjadi kebakaran pada bagian pinggir bentang, waktu yang dibutuhkan jembatan untuk mencapai leleh adalah setelah menit ke 15.81 (949 s), dan pada menit ke 17.95 (1077 s) tegangan batang diagonal mencapai titik putus. Kata Kunci: Jembatan Soekarno-Hatta Malang, Keamanan, Kesehatan, Tegangan Pelat Buhul, Analisis Kebakaran

    ANALISIS KEAMANAN JEMBATAN RANGKA BAJA SOEKARNO – HATTA MALANG DITINJAU DARI ASPEK KESEHATAN, TEGANGAN PELAT BUHUL, DAN SIMULASI KEBAKARAN

    No full text
    Salah satu jalur pergerakan transportasi yang patut menjadi perhatian di Kota Malang adalah Jembatan Rangka Baja Soekarno-Hatta, yang merupakan akses utama pengguna jalan menuju ke area pendidikan dan ke arah kota wisata Batu. Jembatan ini dirasa telah mengalami penurunan kualitas. Dalam penelitian ini, pembahasan dalam difokuskan kepada analisis kesehatan jembatan, kondisi pelat buhul akibat distribusi tegangan yang terjadi, dan kondisi jembatan akibat beban termal. Setelah dilakukan uji Rebound Hammer didapatkan nilai karakteristik sebesar 277,66 kg/cm² dan nilai rebound sebesar 46,79. UPV menunjukkan kualitas beton yang rendah (kecepatan gelombang 1633,6 m/s < 3000 m/s). Pada analisis tegangan pelat buhul, perbedaan antara kondisi ideal dan eksisting sangat jelas. Konsentrasi tegangan pada kondisi ideal tidak melebihi tegangan leleh, sedangkan pada kondisi eksisting konsentrasi tegangan melebihi tegangan leleh. Pada analisis kebakaran di atas jembatan, ketika terjadi kebakaran di tengah bentang, total waktu yang dibutuhkan sampai tegangan batang diagonal mencapai leleh adalah setelah menit ke 18.90 (1134 s) dan mencapai titik putus pada menit ke 19.23 (1154 s). Sedangkan, ketika terjadi kebakaran pada bagian pinggir bentang, waktu yang dibutuhkan jembatan untuk mencapai leleh adalah setelah menit ke 15.81 (949 s), dan pada menit ke 17.95 (1077 s) tegangan batang diagonal mencapai titik putus. Kata Kunci: Jembatan Soekarno-Hatta Malang, Keamanan, Kesehatan, Tegangan Pelat Buhul, Analisis Kebakaran
    corecore