27 research outputs found

    Komposisi Penggunaan Kompos Limbah Penyulingan Nilam (Lpn) Dan Pupuk Urea Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max (L) Merr) Var. Wilis

    Full text link
    Meningkatkan penggunaan pupuk organik dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik, diharapkan akan meningkatkan produktivitas tanaman kedelai (Glycine max (L) Merr). Salah satunya adalah penggunaan kompos Limbah Penyulingan Nilam (LPN) yang dihasilkan dari proses penyulingan tanaman nilam (Pogestemon cablin Benth) kering. Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui komposisi pupuk urea dan pupuk kompos LPN yang sesuai bagi pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - Desember 2012 di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan 4 ulangan. Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan pertumbuhan dan panen, kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) dan BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos LPN dapat menggantikan peran pupuk urea baik secara sebagian maupun secara keseluruhan dan secara analisis statistik tidak terjadi perbedaan yang nyata antar perlakuan pada p = 0,05. Kandungan hara N pada pupuk kompos LPN dapat digunakan sebagai salah satu sumber penyedia hara yang ramah lingkungan dan dapat memperbaiki sifat-sifat tanah

    Pengaruh Pemberian Air Dan Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt L.)

    Get PDF
    Produksi tanaman jagung manis di Indonesia tergolong masih rendah, ren-dahnya produksi jagung manis dikarena-kan sebagian besar lahan penanaman jagung berupa lahan kering. Masalah utama lahan kering adalah kebutuhan air sepenuhnya tergantung pada curah hujan dan kandungan bahan organik yang rendah. Penelitian bertujuan untuk me-ngetahui pengaruh pemberian air dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuh-an dan hasil jagung manis. Dilaksanakan di Desa Canggah, Kecamatan Sarirejo Kabupaten Lamongan pada bulan April -Juni 2013. Penelitian menggunakan Ran-cangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) terdiri dari 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor pertama pemberian air terdiri 50% kapasitas lapang, 75% kapasitas lapang, 100% kapasitas lapang dan 125% kapasitas lapang. Faktor kedua adalah tanpa pupuk kandang sapi dan pemberian pupuk kandang sapi 49 t ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara pemberian air dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis. Pemberian air tidak berpengaruh terhadap semua komponen hasil sedangkan perlakuan pemberian pupuk kandang sapi 49 t ha-1 berpengaruh terhadap bobot segar tongkol berkelobot

    Pengaruh Aplikasi Inokulum Rhizobium Dan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.)

    Get PDF
    Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat. Kacang tanah merupakan tanaman leguminose yang dapat berinteraksi dengan rhizobium, dengan menginfeksi akarnya dan membentuk bintil akar. Bakteri Rhizobium sebagai salah satu contoh kelompok bakteri yang berkemampuan sebagai penyedia hara bagi tanaman. Selain itu, cara yang digunakan untuk mengurangi kepadatan tanah yaitu dengan pemberian pupuk organik. Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik dan struktur tanah, dan kapasitas menahan air. Pemberian bahan organik dapat meningkatkan aktivitas rhizobium sehingga dapat dengan baik menginfeksi akar tanaman kacang tanah dan dapat meninggkatkan Nitrogen yang dibutuhkan oleh tanaman kacang tanah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2014 di Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Bahan yang digunakan adalah benih tanaman kacang tanah varietas Kancil, inokulum rhizobium (legin), pupuk Organik petroganik. Alat yang digunakan adalah timbangan, alat pengukur luas daun (leaf area meter), oven untuk mengeringkan tanaman, cangkul, sekop, parang, sabit. Penelitian menggunakan RAK faktorial yang terdiri perlakuan pertama I0: Tanpa inokulum, I1: Inokulum rhizobium (legin) (5 g kg-1 benih), I2: Inokulum rhizobium (legin) (10 g kg-1 benih), I3: Inokulum rhizobium (legin) (15 g kg-1 benih). Perlakuan kedua P0: Tanpa pupuk P1: pupuk organik 500 kg ha-1, P2: pupuk organik 1000 kg ha-1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemberian inokulum rhizobium 10 g/kg benih dengan pupuk organik 1000 kg ha-1 memberikan hasil jumlah polong lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa inokulum dan tanpa pupuk kandang. Pemberian inokulum rhizobium 10 g kg-1 benih dengan pupuk organik 1000 kg ha-1 dapat memberikan hasil indeks panen lebih tinggi

    Penggunaan Mulsa Dan Umbi Bibit (G4) Pada Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L.) Varietas Granola

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan umbi bibit dan penggunaan macam mulsa dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi umbi kentang varietas Granola. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai dengan Juli 2012, di Dusun Junggo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 perlakuan yang diulang 3 kali. Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan umbi bibit G4 dengan mulsa mampu memberikan pertumbuhan yang lebih baik daripada penggunaan umbi lokal, kecuali umbi lokal + mulsa plastik hitam perak terhadap jumlah daun, luas daun, indeks luas daun, bobot segar total tanaman, dan indeks panen. Penggunaan umbi lokal dengan mulsa plastik hitam perak, mulsa jerami, dan mulsa daun paitan mampu meningkatkan hasil bobot umbi segar panen masing – masing sebesar 57,38%, 40,62%, dan 39,18% daripada tanpa mulsa. Penggunaan umbi bibit G4 dan mulsa plastik hitam perak mampu menghasilkan bobot umbi segar panen 16,72 ton ha-1 atau meningkat 90,65% daripada tanpa mulsa, dan meningkat 17,91% daripada umbi lokal pada perlakuan yang sama

    Penggunaan Pupuk Kandang Dan Pupuk Hijau Crotalaria Juncea L. Untuk Mengurangi Penggunaan Pupuk Anorganik Pada Tanaman Jagung (Zea Mays L.)

    Full text link
    Penelitian dilakukan untuk mempelajari apenggunaan pupuk kandang dan pupuk hijau C. juncea L. untuk mengurangi dosis pupuk anorganik dan mempelajari penggunaan pupuk kandang dan pupuk hijau C. juncea L. pada pertumbuhan dan hasil jagung. Penelitian ini menggunakan percobaan faktorial yang dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk anorganik 75% dengan pupuk kandang 20 ton ha-1 dan perlakuan pupuk anorganik 75 % dengan pupuk hijau C. juncea 20 ton ha-1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan pupuk anorganik 100% dengan pupuk kandang 10 ton ha-1 disertai pupuk hijau C. juncea 10 ton ha-1, sehingga perlakuan pupuk anorganik 75% dengan pupuk kandang 20 ton ha-1 dan pupuk anorganik 75 % dengan pupuk hijau C. juncea 20 ton ha-1 dapat mengurangi kebutuhan pupuk anorganik. Perlakuan pupuk anorganik 100% dengan pupuk hijau C. juncea 20 ton ha-1 dan perlakuan pupuk anorganik 100% dengan pupuk kandang 20 ton ha-1 memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk anorganik 100% dengan pupuk kandang 10 ton ha-1 disertai pupuk hijau C. juncea 10 ton ha-1

    Pengaruh Komposisi Media Tanam Pada Teknik Bud Chip Tiga Varietas Tebu (Saccharum Officinarum L.)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi akibat perlakuan komposisi media tanam dan varietas serta mendapatkan komposisi media tanam yang tepat untuk pertumbuhan bibit dengan teknik bud chip dari tiga varietas tebu (Saccharum officinarum L.). Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juli 2012 di Pusat Penelitian Gula PTPN X (Persero). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan faktor pertama varietas dan faktor kedua komposisi media. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara komposisi media tanam dan varietas pada tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah ruas batang, luas daun dan bobot kering total tanaman. Pembibitan tanaman tebu pada media dengan komposisi tanah : kompos : pasir (10% : 70% : 20%) menghasilkan nilai rerata diameter batang, jumlah ruas batang, luas daun, bobot segar total tanaman dan bobot kering total tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan komposisi tanah : kompos : pasir (70% : 20% : 10%) dan (20% : 10% : 70%). Varietas PSJK 922 cocok ditanam pada media dengan komposisi tanah : kompos : pasir (10% : 20% : 70%). Sebaiknya pembibitan tebu dengan teknik bud chip ditanam pada media dengan perbandingan komposisi media tanah : pasir : kompos (10% : 20% : 70%) menggunakan varietas PSJK 922

    Pengaruh Naungan Pada Teknik Pembibitan Bud Chip Tiga Varietas Tebu (Saccharum Officinarum L.)

    Get PDF
    Tebu ialah bahan baku utama dalam pem-buatan gula pasir di Indonesia. Penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh tingkat naungan yang tepat terhadap pertumbuhan bibit dengan teknik bud chip dari tiga varietas tanaman tebu (Saccharum officinarum L.). Penelitian ini dilaksanakan di lahan PT PG Krebet Baru yang berlokasi di Desa Krebet, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang Jawa Timur, pada bulan April sampai dengan Juli 2013. Penelitian ini meng-gunakan metode Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan 3 kali ulangan. Sebagai petak utama adalah tingkat naungan yaitu N0 (tanpa naungan), N1 (naungan 20%), N2 (naungan 40%), dan N3 (naungan 60%). Sebagai anak petak adalah varietas yaitu V1 (PS 881), V2 (PS 882), dan V3 (Bululawang). Parameter pengamatan pertumbuhan meliputi dia-meter batang, tinggi tanaman, dan jumlah daun. Parameter pengamatan hasil meliputi luas daun, bobot segar total tanaman, dan bobot kering daun. Hasil penelitian me-nunjukkan bahwa perlakuan naungan dengan tingkat 20% berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, luas daun, bobot segar total tanaman, dan bobot kering daun. Perlakuan varietas berpengaruh nyata ter-hadap diameter batang, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan bobot segar total tanaman. Interaksi antara tingkat naungan dan varietas berpengaruh nyata terhadap luas daun bibit tebu pada umur 45 Hari Setelah Tanam (HST)

    Perencanaan Hutan Kota Di Universitas Brawijaya

    Get PDF
    Kampus menjadi tempat untuk belajar mahasiswa, sehingga Kenyamanan lingkungan kampus merupakan salah satu faktor utama penunjang keberhasilan studi mahasiswa salah satunya dengan perencanaan hutan kota dalam penyediaan oksigen dan penyerapan karbondioksida. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsep pengembangan hutan kota di lingkungan Universitas Brawijaya sebagai penghasil oksigen dan penyerap kar-bondioksida. Penelitian dilaksanakan di lingkungan Universitas Brawijaya di Jl. Veteran Malang, Jawa Timur. Penelitian di-laksanakan pada bulan Juni 2013 - Agustus 2013. dengan pengumpulan data primer yaitu melakukan penentuan luas Hutan kota terhadap ketersediaan oksigen dan pe-nentuan luas Hutan kota terhadap penyerapan emisi karbondioksida dari kendaraan bermotor, dilakukan melalui data primer (asli), yaitu dengan menghitung jumlah kendaraan bermotor yang masuk lingkungan Universitas Brawijaya, Jumlah penduduk meliputi mahasiswa (S1 ,Pasca Sarjana, Doktor), tenaga edukatif , tenaga administratif, mengitung jumlah dan men-getahui jenis pohon di Universitas Brawijaya. Untuk Data sekunder dilakukan dengan melakukan studi literatur.Hasil penelitian menunjukan Konsentrasi polutan karbondioksida yang dibebaskan ke udara adalah sebesar 3443398,38 g/jam kar-bondioksida. Untuk kebutuhan oksigen di lingkungan Universitas Brawijaya sebesar 83890247,14 g hari-1 atau 3495426,96 g/jam Oksigen. Daya serap karbondioksida oleh pohon yang berada di kawasan Uni-versitas Brawijaya Malang sebesar 1206229,29 gr/jam, Produksi Oksigen oleh pohon yang berada di kawasan Universitas Brawijaya Malang sebesar 1706906,03 gr/hari, maka kebutuhan luas hutan kota berdasarkan hutan kota sebagai produsen oksigen Brawijaya seluas 162,34 ha, sedangkan kebutuhan luas hutan kota di Universitas Brawijaya seluas 279,65 ha
    corecore