21 research outputs found

    Komposisi Penggunaan Kompos Limbah Penyulingan Nilam (Lpn) Dan Pupuk Urea Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max (L) Merr) Var. Wilis

    Full text link
    Meningkatkan penggunaan pupuk organik dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik, diharapkan akan meningkatkan produktivitas tanaman kedelai (Glycine max (L) Merr). Salah satunya adalah penggunaan kompos Limbah Penyulingan Nilam (LPN) yang dihasilkan dari proses penyulingan tanaman nilam (Pogestemon cablin Benth) kering. Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui komposisi pupuk urea dan pupuk kompos LPN yang sesuai bagi pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - Desember 2012 di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan 4 ulangan. Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan pertumbuhan dan panen, kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) dan BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos LPN dapat menggantikan peran pupuk urea baik secara sebagian maupun secara keseluruhan dan secara analisis statistik tidak terjadi perbedaan yang nyata antar perlakuan pada p = 0,05. Kandungan hara N pada pupuk kompos LPN dapat digunakan sebagai salah satu sumber penyedia hara yang ramah lingkungan dan dapat memperbaiki sifat-sifat tanah

    Pengaruh Aplikasi Inokulum Rhizobium Dan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.)

    Get PDF
    Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat. Kacang tanah merupakan tanaman leguminose yang dapat berinteraksi dengan rhizobium, dengan menginfeksi akarnya dan membentuk bintil akar. Bakteri Rhizobium sebagai salah satu contoh kelompok bakteri yang berkemampuan sebagai penyedia hara bagi tanaman. Selain itu, cara yang digunakan untuk mengurangi kepadatan tanah yaitu dengan pemberian pupuk organik. Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik dan struktur tanah, dan kapasitas menahan air. Pemberian bahan organik dapat meningkatkan aktivitas rhizobium sehingga dapat dengan baik menginfeksi akar tanaman kacang tanah dan dapat meninggkatkan Nitrogen yang dibutuhkan oleh tanaman kacang tanah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2014 di Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Bahan yang digunakan adalah benih tanaman kacang tanah varietas Kancil, inokulum rhizobium (legin), pupuk Organik petroganik. Alat yang digunakan adalah timbangan, alat pengukur luas daun (leaf area meter), oven untuk mengeringkan tanaman, cangkul, sekop, parang, sabit. Penelitian menggunakan RAK faktorial yang terdiri perlakuan pertama I0: Tanpa inokulum, I1: Inokulum rhizobium (legin) (5 g kg-1 benih), I2: Inokulum rhizobium (legin) (10 g kg-1 benih), I3: Inokulum rhizobium (legin) (15 g kg-1 benih). Perlakuan kedua P0: Tanpa pupuk P1: pupuk organik 500 kg ha-1, P2: pupuk organik 1000 kg ha-1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemberian inokulum rhizobium 10 g/kg benih dengan pupuk organik 1000 kg ha-1 memberikan hasil jumlah polong lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa inokulum dan tanpa pupuk kandang. Pemberian inokulum rhizobium 10 g kg-1 benih dengan pupuk organik 1000 kg ha-1 dapat memberikan hasil indeks panen lebih tinggi

    Penggunaan Pupuk Kandang Dan Pupuk Hijau Crotalaria Juncea L. Untuk Mengurangi Penggunaan Pupuk Anorganik Pada Tanaman Jagung (Zea Mays L.)

    Full text link
    Penelitian dilakukan untuk mempelajari apenggunaan pupuk kandang dan pupuk hijau C. juncea L. untuk mengurangi dosis pupuk anorganik dan mempelajari penggunaan pupuk kandang dan pupuk hijau C. juncea L. pada pertumbuhan dan hasil jagung. Penelitian ini menggunakan percobaan faktorial yang dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk anorganik 75% dengan pupuk kandang 20 ton ha-1 dan perlakuan pupuk anorganik 75 % dengan pupuk hijau C. juncea 20 ton ha-1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan pupuk anorganik 100% dengan pupuk kandang 10 ton ha-1 disertai pupuk hijau C. juncea 10 ton ha-1, sehingga perlakuan pupuk anorganik 75% dengan pupuk kandang 20 ton ha-1 dan pupuk anorganik 75 % dengan pupuk hijau C. juncea 20 ton ha-1 dapat mengurangi kebutuhan pupuk anorganik. Perlakuan pupuk anorganik 100% dengan pupuk hijau C. juncea 20 ton ha-1 dan perlakuan pupuk anorganik 100% dengan pupuk kandang 20 ton ha-1 memberikan hasil lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk anorganik 100% dengan pupuk kandang 10 ton ha-1 disertai pupuk hijau C. juncea 10 ton ha-1

    Perencanaan Hutan Kota Di Universitas Brawijaya

    Get PDF
    Kampus menjadi tempat untuk belajar mahasiswa, sehingga Kenyamanan lingkungan kampus merupakan salah satu faktor utama penunjang keberhasilan studi mahasiswa salah satunya dengan perencanaan hutan kota dalam penyediaan oksigen dan penyerapan karbondioksida. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsep pengembangan hutan kota di lingkungan Universitas Brawijaya sebagai penghasil oksigen dan penyerap kar-bondioksida. Penelitian dilaksanakan di lingkungan Universitas Brawijaya di Jl. Veteran Malang, Jawa Timur. Penelitian di-laksanakan pada bulan Juni 2013 - Agustus 2013. dengan pengumpulan data primer yaitu melakukan penentuan luas Hutan kota terhadap ketersediaan oksigen dan pe-nentuan luas Hutan kota terhadap penyerapan emisi karbondioksida dari kendaraan bermotor, dilakukan melalui data primer (asli), yaitu dengan menghitung jumlah kendaraan bermotor yang masuk lingkungan Universitas Brawijaya, Jumlah penduduk meliputi mahasiswa (S1 ,Pasca Sarjana, Doktor), tenaga edukatif , tenaga administratif, mengitung jumlah dan men-getahui jenis pohon di Universitas Brawijaya. Untuk Data sekunder dilakukan dengan melakukan studi literatur.Hasil penelitian menunjukan Konsentrasi polutan karbondioksida yang dibebaskan ke udara adalah sebesar 3443398,38 g/jam kar-bondioksida. Untuk kebutuhan oksigen di lingkungan Universitas Brawijaya sebesar 83890247,14 g hari-1 atau 3495426,96 g/jam Oksigen. Daya serap karbondioksida oleh pohon yang berada di kawasan Uni-versitas Brawijaya Malang sebesar 1206229,29 gr/jam, Produksi Oksigen oleh pohon yang berada di kawasan Universitas Brawijaya Malang sebesar 1706906,03 gr/hari, maka kebutuhan luas hutan kota berdasarkan hutan kota sebagai produsen oksigen Brawijaya seluas 162,34 ha, sedangkan kebutuhan luas hutan kota di Universitas Brawijaya seluas 279,65 ha

    Pengaruh Waktu Dan Metode Pengendalian Gulma Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung (Zea Mays L.)

    Full text link
    Keberadaan gulma pada siklus hidup tanaman dapat berpengaruh terhadap hasil tanaman. Pengaruh negatif gulma terhadap tanaman terjadi karena kompetisi unsur hara, air, cahaya dan ruang tumbuh. Prinsip utama dalam pengendalian gulma ialah menekan populasi gulma sebelum menurunkan hasil tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh waktu dan metode pengendalian gulma terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Desember 2014 di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya yang terletak Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang, ketinggian tempat 303 m dpl, suhu rata-rata 23-26ºC, curah hujan rata-rata 100 mm bulan-1, jenis tanah Alfisol dan pH tanah 6,0-7,5. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini ialah rancangan acak kelompok (RAK) dengan 9 perlakuan yang diulang 3 kali, yaitu (N1) Tanpa pengendalian gulma (kontrol), (N2) Penyiangan 21 hst, (N3) Penyiangan 42 hst, (N4) Penyiangan 21 hst + 42 hst, (N5) Herbisida pra tumbuh, (N6) Herbisida pasca tumbuh (21 hst), (N7) Herbisida pra tumbuh + penyiangan 21 hst, (N8) Herbisida pasca tumbuh (21 hst) + penyiangan 42 hst, (N9) Herbisida pra tumbuh + herbisida pasca tumbuh (21 hst). Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu dan metode pengendalian gulma berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Kombinasi aplikasi herbisida pasca tumbuh umur 21 hst dan penyiangan 42 hst serta kombinasi penyiangan 21 dan 42 hst dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman

    Respon 3 Varietas Tanaman Krisan (Chrysanthemum Morifolium) Pada Berbagai Warna Cahaya Tambahan

    Get PDF
    Krisan merupakan tanaman hari pendek yang perkembangan dan inisiasi bunganya dipengaruhi oleh lama penyinaran. Di daerah tropis seperti Indonesia kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh cahaya matahari yang lamanya rata – rata 12 jam sehari sehingga perlu ditambah dengan pencahayaan buatan dari lampu listrik yang biasanya dilakukan setelah matahari terbenam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui warna cahaya tambahan yang paling sesuai pada masing – masing varietas tanaman krisan, sehingga menghasilkan pertumbuhan dan pembungaan krisan yang terbaik. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli 2013 di kecamatan Sidomulyo, kota Batu. Penelitian menggunakan rancangan petak terbagi. Sebagai petak utama adalah warna lampu yang meliputi lampu warna putih, kuning, dan merah. Sebagai anak petak adalah tiga varietas krisan yaitu White Fiji, Red Jaguar, dan Shamrock. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, umur panen serta panjang tangkai, diameter bunga, dan lama kesegaran bunga. Hasil penelitian menunjukkan interaksi pada parameter diameter bunga dan lama kesegaran bunga. Varietas Red Jaguar dengan perlakuan lampu warna merah menghasilkan lama kesegaran bunga lebih lama dibandingkan dari perlakuan lampu warna putih dan Kuning. Varietas White Fiji yang disinari dengan lampu warna merah menghasilkan diameter bunga 11.17 cm, lebih besar 17.58% dibandingkan dengan perlakuan lampu warna putih dan kuning. Varietas tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, umur berbunga, dan panjang tangkai tetapi berpengaruh terhadap umur panen. Varietas White Fiji mempunyai umur panen lebih lama dibandingkan dengan Red Jaguar dan Shamrock. Warna lampu tidak berpengaruh terhadap panjang tangkai bunga, tetapi berpengaruh terhadap umur berbunga dan umur panen

    Pengaruh Jarak Tanam Dan Defoliasi Daun Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max L.)

    Get PDF
    Peningkatkan produktivitas tanaman kedelai dapat dilakukan dengan pengaturan jarak tanam. Jarak tanam terlalu rapat berakibat daun pada bagian bawah ternaungi sehingga tidak dapat berfotosintesis dengan maksimal. Daun yang ternaungi akan mengambil hasil fotosintat dari daun di atasnya untuk memenuhi kebutuhannya dalam respirasi, sehingga perlu dilakukan defoliasi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jarak tanam dan defoliasi daun pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai November 2014 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, di desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Bahan yang digunakan adalah benih kedelai varietas grobogan, pupuk Urea, SP-36, KCL, Furadan. Alat yang digunakan adalah Leaf Area Meter, oven, timbangan analitik, light meter, cangkul, meteran, penggaris, tali rafia, alat tugal, gunting dan kamera. Penelitian menggunakan RAK faktorial, faktor pertama adalah jarak tanam (J) yaitu: J1 = 20 cm x 20 cm, J2 = 25 cm x 20 cm, J3 = 30 cm x 20 cm. Faktor ke dua adalah tingkat defoliasi daun (D) yaitu: D0 = Tanpa defoiasi, D1 = Defoliasi 2 daun bawah, D2 = Defoliasi 4 daun bawah. Dari hasil penelitian diketahui bahwa perlakuan jarak tanam tidak memberikan pengaruh yang berbeda pada setiap defoliasi yang diberikan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Hasil tanaman kedelai pada jarak tanam 20 cm x 20 cm meningkat sebesar 28,42 % dari perlakuan jarak tanam 20 cm x 30 cm. Perlakuan defoliasi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil tanaman kedelai
    corecore