14 research outputs found

    KONVEKSI PAKSA ALIRAN LAMINER ISOTERMAL DI ATAS PLAT DATAR PADA BERBAGAI KONDISI PROFIL KECEPATAN

    Get PDF
    Tujuan makalah ini adalah menyajikan analisis teoritis mekanisme konveksi paksa pada aliran laminer isothermal di atas plat datar. Penentuan tebal lapisan batas hidrodinamika (d) dan tebal lapisan batas thermal (dt) menggunakan pendekatan Von Karman (persamaan integral momentum dan persamaan integral energi). Bilangan nusselt lokal dan bilangan nusselt rata – rata untuk berbagai kondisi  profil kecepatan adalah:  profil kecepatan linear: Nux =  dan NuL =   profil kecepatan polinomial pangkat 2:   profil kecepatan polinomial pangkat 3: . Kata Kunci: Aliran laminar, persamaan integral momentum, persamaan integral energi, bilangan nussel

    Pengaruh Variasi Debit Aliran Fluida Dingin terhadap Efektivitas Penukar Kalor WL110 tipe Concentric Tube dengan Metode NTU

    Get PDF
    Mesin penukar kalor merupakan alat yang memungkinkan terjadinya perpindahan energi  antara dua fluida yang memiliki perbedaan suhu. Penggunaan penukar kalor sangatlah luas diantaranya radiator kendaraan, pembangkit tenaga listrik, sistem refrigerasi dan industri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi laju aliran massa pada fluida dingin terhadap efektivitas penukar kalor tipe WL 110. Pengambilan data dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Jurusan Mesin Universitas Halu Oleo. Hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan debit aliran fluida dingin dapat meningkatkan kapasitas penukar baik fluida panas maupun fluida dingin. Kapasitas kalor maksimum  (Cc.max = 104,12 J/ 0C) diperoleh pada  debit aliran 90 liter / jam, dan kapasitas kalor minimum (Cc.min = 57,88 J/0C) pada debit aliran 50 liter / jam. Peningkatan debit aliran fluida dingin memberikan pengaruh terhadap efektivitas penukar kalor. Efektivitas penukar kalor maksimum  (0,39) pada debit aliran 90 liter / jam, dan efektivitas penukar kalor minimum (0,34) pada debit aliran 50 liter / jam

    EFEKTIVITAS PENUKAR KALOR TIPE WL 110 MODEL CONSENTRIS TUBE MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

    Get PDF
    Penukar Kalor merupakan alat yang menyebabkan terjadinya perpindahan energi antara 2 fluida  yang  temperaturnya berbeda. Kajian ini bertujuan untuk menghitung efektivitas perpindahan panas penukar kalor tipe WL 110 Model Consentric Tube menggunakan Metode Elemen Hingga. Sebagai variabel bebas adalah debit air dingin (5 variasi) dan akan dianalisa pengaruhnya terhadap efektivitas perpindahan panas.  Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan penukar kalor tipe WL 110 Model Consentric Tube. Hasil yang diperoleh menunjukkan  bahwa  peningkatan  debit aliran air dingin  akan menurunkan efektivitas perpindahan panas. Kata Kunci: Laju  aliran air dingin, efektivitas penukar kalor, metode elemen hingga

    ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA KOLEKTOR PLAT DATAR SEBAGAI SUMBER ENERGI TERMAL PADA PENGERING TIPE RAK

    Get PDF
    Solar collectors are devices that convert solar radiation energy into thermal energy which is used for  various purposes. This study is used to determine the heat in the flat plate collector as a source of thermal energy. Data collection was carried out at Kambu, Kendari City with a latitude of 40 LS, in May 2018. The intensity of solar radiation measured  using solar power meter : collector temperature measured using a thermocouple type CC (Cooper Constanta), wind speed  measured using anemometer,  the ambient temperature uses a mercury air thermometer. The Results show that the maksimum useful energy was 100, 09 W (Qu.act) and 182,01 W (Qu.teo) ; maksimum efficiency was 36,54 (hact ) and 77,2 % (hteo)

    PREDIKSI INTENSITAS ENERGI ANGIN TAHUNAN DI SULAWESI TENGGARA DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN DISTRIBUSI WEIBULL

    Get PDF
    Sulawesi Tenggara adalah salah satu daerah di Indonesia yang saat ini masih memiliki rasio kelistrikan yang lebih rendah dibandingkan dengan rasio kelistrikan rata-rata di Indonesia. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor penghambat dalam pembangunan. Energi angin merupakan salah satu energi alternatif,  terbarukan dan bersih yang dapat diterapkan sebagai sumber energi listrik di Sulawesi Tenggara. Salah satu aktifitas dalam mengkaji  kelayakan aplikasi teknologi energi angin dalam suatu wilayah adalah perkiraan intensitas energi angin tahunan. Hal ini memungkinkan untuk mengkaji apakah teknologi ini  akan memberikan nilai keekonomian bagi penggunanya. Salah satu cara dalam memprediksi energi angin adalah dengan menggunakan model distribusi Weibull. Studi ini bertujuan untuk memprediksi intensitas  energi tahunan angin di Sulawesi Tenggara, dengan metode pemodelan distribusi Weibull, yang dikombinasikan dengan data kecepatan angin dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam menghitung menggunakan model, studi ini menggunakan skenario variasi koefisien Weibull, yang berupa faktor bentuk dan faktor skala. Hasil dari studi ini menunjukan bahwa intensitas energi angin tahunan di Sulawesi Tenggara adalah sekitar  307 KWH/m2 sampai  625 KWH/m2.  

    ANALISIS POTENSI ENERGI MATAHARI DIKOTA KENDARI

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui total intensitas radiasi matahari dan mengetahui presentase radiasi normal dan difusi. Penelitian ini menggunakan dua metode, pertama adalah pendekatan secara teori dan kedua adalah pengukuran langsung. Alat  yang digunakan dalam pengukuran langsung yaitu Solar Power Meter (SPM), untuk mengukur intensitas radiasi total matahari, dan GPS untuk mengetahui koordinat lintang dan bujur serta ketinggian dari permukaan laut . Radiasi matahari dihitung dari pukul 07.00 sampai 17.00. Hasil pengukuran langsung menunjukkan bahwa nilai intensitas radiasi matahari tertinggi pada pukul 12:00  dengan nilai intensitas matahari  870,5 W/m2 dan terendah pada pukul 17:00 dengan nilai intensitas radiasi matahari 79,5 W/m2.  Untuk pendekatan teori diperoleh nilai radiasi matahari tertinggi pada  pukul 12:00  dengan nilai intensitas matahari 953,15 W/m2 dan terendah pada pukul 7:00 dengan nilai intensitas radiasi matahari 143,98 W/m2. Nilai radiasi sorot dan difusi ditentukan dengan  perhitungan teori, dimana besar radiasi sorot tertinggi pada  pukul 12:00  dengan nilai intensitas matahari  835,09 W/m2 dan terendah pada pukul 7:00   dengan nilai intensitas radiasi matahari  82,93 W/m2.  Nilai radiasi difusi tertinggi pada  pukul 12:00  dengan nilai intensitas matahari  118,06 W/m2 dan terendah pada pukul 07:00 nilai intensitas radiasi matahari 61,06 W/m2.  Radiasi sorot memberi 83,5 % intensitas radiasi matahari dan 16,2 % diperoleh dari  radiasi difusi.  Kata Kunci : Energi Matahari, Pengukuran Langsung, Pendekatan Teori

    Kajian Jejak Emisi Karbon-Dioksida di Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo Indonesia

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung  jumah emisi karbon-dioksida yang dihasilkan di Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo Indonesia. Perhitungan dilakukan dengan menjumlahkan emisi yang dihasilkan oleh penggunaan listrik dan  emisi kendaraan dengan menggunakan nilai faktor emisi dari beberapa referensi. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo pada bulan April sampai Juli  2015.  Hasil penelitan ini menunjukan bahwa jumlah rata-rata emisi karbon yang dihasilkan dari pemakaian listrik adalah sebesar 826.8 Kg CO2, yang didapatkan  dari penggunaan listrik sebesar 0.78 x 1000 KWH per-hari. Jumlah emisi karbon dari sektor kendaraan per-harinya adalah sekitar 30.22 kg CO2, yang didapatkan dari penjumlahan total emisi per-hari dari mobil dan motor. Jumlah keseluruhan emisi karbon di Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo adalah sebesar 857.02 kg CO2 per hari, atau 0.13 ton CO2 per-tahun per-kapita, yang masih lebih rendah daripada emisi karbon per-kapita di Indonesia (2.3 ton CO2 per-tahun).

    ANALISIS SPESIFIK KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP DI NII TANASA DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR RENDAH KALOR

    Get PDF
     Konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) dalam pembangkit listrik tenaga uap sangat penting untuk diketahui karena terkait dengan perbandingan total konsumsi bahan bakar, di mana Pembangkit Listrik Tenaga Uap Nii Tanasa menggunakan bahan bakar batubara terhadap tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator listrik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa efisien pembangkit listrik di industri pembangkit listrik di pembangkit listrik tenaga uap di Nii Tanasa dan juga untuk kemungkinan nilai kalor bahan bakar yang akan digunakan untuk pembakaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Konsumsi Bahan Bakar Spesifik yang dibutuhkan dalam pembangkit listrik tenaga uap. Metode yang digunakan adalah metode langsung, input yang diperlukan adalah Gross kWh, Net kWh, penggunaan bahan bakar batubara. Jenis bahan bakar yang digunakan adalah lignit rendah kalori. Hasil Konsumsi Bruto pada bulan Januari terlihat 1,08 kg / kWh sedangkan Konsumsi Bahan Bakar Bersih adalah 1,25 kg / kWh. Pada bulan Desember nilai Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Bruto adalah 1,04kg / kWh sedangkan jumlah Konsumsi Bahan Bakar Spesifik adalah 1,17kg / kWh. Nilainya relatif tinggi pada kapasitas ≤ 100 MW.Kata Kunci: Specific fuel consumption, Tenaga Uap, batu bara, Listrik, Pembakaran  

    ANALISA PENGKONDISIAN UDARA PADA GEDUNG BALAI POM KENDARI

    No full text
    Sistem pengkondisian udara sudah menjadi kebutuhan utama untuk gedung-gedung perkantoran, hotel dan fasilitas umum yang lain. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis sistem pengkondisian udara pada Aula Balai POM Kendari. Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober 2012 meliputi: intensitas radiasi matahari, peralatan listrik yang digunakan dan material serta ukuran ruangan (gedung).­­­­ Dari perhitungan dan analisa yang dilakukan dalam pembebanan pengkondisi udara didapat beban pendinginan, kapasitas pengkondisian udara yang dibutuhkan adalah 9,24 hp (horsepower) atau setara dengan 83200,076 Btu/jam dengan daya listrik yang dibutuhkan sebesar 6896,36 watt. Hasil analisis menunjukkan bahwa kapasitas sistem pendingin yang terpasang melebihi kebutuhan. Kelembaban udara dalam ruangan sudah sesuai dengan rekomendasi dari Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6572-2001) yaitu berkisar antara 70 % - 75%
    corecore