13 research outputs found

    Pengaruh Implementasi Asesmen Kinerja terhadap Hasil Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Ditinjau dari Kecerdasan Emosional

    Full text link
    Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh implementasi asesmen kinerja terhadap hasil belajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas ditinjau dari kecerdasan emosional dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Populasi penelitian adalah mahasiswa UPT Akademi Kebidanan Dinas Kesehatan Provinsi Bali Tahun Ajaran 2013/2014 dan sampelnya berjumlah 81 orang yang terbagi menjadi dua kelas. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis kovarians (ANAKOVA) satu jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) hasil belajar mahasiswa yang belajar dengan implementasi asesmen kinerja lebih tinggi dari mahasiswa yang belajar dengan asesmen konvensional (Fhitung = 33,466;

    Penerapan Konseling Behavioral dengan Teknik Penguatan Positif terhadap Peningkatan Motivasi Belajar pada Siswa Berinteligensi Rendah

    Full text link
    Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Bimbingan Konseling yang bertujuan untuk mengetahui penerapan konseling behavioral dengan teknik penguatan positif untuk meningkatkan motivasi belajar pada siswa berinteligensi rendah. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 6 siswa kelas VIII 4 SMP Negeri 2 Singaraja. Metode pegumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, observasi dan wawancara. Prosedur penelitian dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap identifikasi, diagnose, prognosa, konseling/treatment, evaluasi dan refleksi. Treatment diberikan sebanyak 3 kali pada masing-masing siklus. Hasil analisis menunjukkan pencapaian motivasi belajar siswa yang berinteligensi rendah pada siklus I terhadap 6 orang yaitu sebesar 52% menjadi 67% dan rata-rata peningkatannya adalah 15%. Dari hasil tersebut 4 orang siswa belum memenuhi kriteria keberhasilan sehingga perlu untuk melanjutkan tindakan ke siklus II. Pada siklus II peningkatan motivasi belajar siswa yang berinteligensi rendah yaitu dari rata-rata 67% menjadi 78% dan peningkatannya adalah 11%. Hasil yang dicapai oleh keenam siswa yang dijadikan subjek penelitian sudah mencapai ketuntasan yang ditentukan karena skor yang diperoleh telah melebihi 70%. Dapat disimpulkan bahwa konseling behavioral dengan teknik penguatan positif mampu meningkatkan motivasi belajar siswa yang berinteligensi rendah. Atas dasr penelitian ini, disarankan kepada guru BK untuk mempertimbangkan layanan konseling behavioral dengan teknik penguatan positif sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk membantu mengentaskan permasalahan siswa khususnya dalam meningkatkan motivasi belajar pada siswa berinteligensi rendah yang menunjukkan motivasi belajar rendah.Kata Kunci : konseling behavioral, teknik penguatan positif, motivasi belajar, siswa berinteligensi rendah The purpose of counseling action research was to determine the application of behavioral counseling with positive reinforcement techniques to increase students' motivation to learn in a low intelligent person. Subjects in this research were 6 students of class VIII SMP Negeri 2 Singaraja. In collected the data, the writer uses questionnaires, observations and interviews. Research procedures conducted in two cycles. Each cycle consists of identification, diagnosis, prognosis, counseling/treatment, evaluation and reflection. Treatment was given 3 times on each cycle. The result of this research showed that the achievement of highly intelligent students' motivation is low on the first cycle of the 6 people in the amount of 52% to 67% and the average increase was 15%. From the results of the four students have not met the criteria of success so it was necessary to continue the action to cycle II. In the second cycle the increase in student motivation highly intelligent low at average of 67% to 78% and the increase was 11%. The results achieved by the six students as research subjects has been determined because achieve mastery scores obtained have exceeded 70%. It is concluded that behavioral counseling with positive reinforcement techniques can improve student motivation highly intelligent low. Upper elementary this study, it is suggested to counseling teachers to consider behavioral counseling services with positive reinforcement techniques as an alternative that can be used to help alleviate the problems of students, especially in improving student learning motivation in the low intelligent person who showed low learning motivation

    Identifikasi Emosi melalui Pendeteksian Karakteristik Ekspresi Wajah (Face Expression) dalam Rangka Mengentaskan Masalah Siswa melalui Konseling Individual

    Full text link
    Ekspresi wajah merupakan salah satu pendeteksian emosi seseorang yang belum banyak diperhatikan. Demikian juga konselor maupun calon konselor yang tugasnya memberikan bantuan pada konseli melalui proses konseling. Dalam pelaksanaan konseling tampilan emosi seorang konselor tercermin dari tampilan wajahnya. Jika emosinya tidak baik tentu ekspresi wajahnya akan berpengaruh sehingga juga mempengaruhi hasil konseling. Hal inilah belum banyak menjadi perhatian para ahli konseling, baik dalam praktik maupun dalam tataran teoritik. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi emosi melalui pendeteksian ekspresi wajah, mengetahui ekspresi wajah yang mampu membuat konseli nyanan serta pengaruh ekspresi wajah dalam penyelesaian permasalahan siswa (konseli). Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif yang dilakukan di beberapa sekolah SMP, SMA dan SMK di Kabupaten Buleleng. Objek penelitian ini adalah emosi calon konselor yang ditampilkan melalui ekspresi wajahnya, sedangkan subjek dari penelitian ini adalah calon konselor yang melakukan interhensip BK. Selain itu juga ditentukan populasi dan sampel. Populasi penelitian adalah calon konselor yang melakukan interhensip PL-BKS dengan jumlah populasi 68 calon konselor. Sampel yang digunakan adalah 50% dari populasi, yaitu 34 calon konselor. Data ekspresi wajah dikumpulkan berupa data dengan menggunakan media visual yang menghasilkan sebuah vidio. Analisis data dilakukan dengan mengadopsi metode ” emotional face detektion”, yang selanjutnya dipadukan dengan hasil kuesioner. Hasil dalam penelitian ini adalah deteksi wajah ditemukan ekspresi senang, sedih dan terkejut. Dari ekspresi wajah yang ditemukan pada tahap satu hasilnya ekspresi wajah gembira yang dapat membuat konseli nyaman dan berhasil dalam masalahnya

    Pengaruh Model Pembelajaran Guided Inquiry Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Sikap Ilmiah Siswa Di SMPN 2 Kuta Utara

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis perbedaan kemampuan berpikir kritis antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran guided inquiry dan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. (2) Menganalisis perbedaan sikap ilmiah antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran guided inquiry dan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. (3) Menganalisis perbedaan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran guided inquiry dan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen post-test only control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kuta Utara Tahun Pelajaran 2013/2014. Terdiri atas 448 siswa. Pengambilan sampel penelitian berdasarkan teknik random sampling. Data yang diperoleh, kemudian dianalisis dengan statistik deskriptif dan MANOVA one-way. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis antara kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran guided inquiry dan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional (F = 173,257;

    Penerapan Konseling Behavioral dengan Teknik Desensitisasi Sistematis untuk Meminimalisasi Kecemasan Siswa dalam Menyampaikan Pendapat Kelas VIII 10 SMP Negeri 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014

    Full text link
    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan konseling yang bertujuan untuk mengetahui penerapan konseling behavioral dengan teknik desensitisasi sistematis untuk meminimalisasi kecemasan dalam menyampaikan pendapat para siswa kelas VIII 10 SMP Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner sedangkan observasi sebagai metode pendukung. Hasil penelitian menunjukkan dari data awal diperoleh 10 siswa yang mengalami kecemasan dalam menyampaikan pendapat dengan rata-rata sebesar 82,80%. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus I terjadi penurunan dengan rata-rata sebesar 15,34% dengan hasil 6 orang siswa yang dikategorikan rendah, 1 orang siswa dikategorikan sangat rendah dan 3 orang siswa yang belum mencapai kriteria di bawah 65% pada siklus I . Pada siklus II 3 orang yang belum mencapai kriteria di bawah 65% pada siklus I,mengalami penurunan dengan rata-rata penurunan sebesar 13,32%. Artinya siswa sudah bisa menurunkan kecemasan dalam menyampaikan perdapat. Data tersebut diperkuat dari hasil pengamatan Perubahan perilaku siswa yang diisi oleh peneliti pada setiap siklusnya. Sihingga penerapan konseling behavioral dengan teknik desensitisasi untuk meminimalisasi kecemasan siswa dalam menyampaikan pendapat kelas VIII 10 di SMP Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014 efektif. Kata Kunci : Kata kunci : konseling behavioral, desensitisasi sistematis, kecemasan dalam menyampaikan pendapat his research is aimed at counseling measures to determine the application of behavioral counseling with systematic desensitization techniques to minimize anxiety in the expression of the 10 eighth grade students of SMP Negeri 2 Singaraja school year 2013/2014. The data collection method used was a questionnaire while the observation as a method of support. The results showed preliminary data obtained from the 10 students who experience anxiety in expression with an average of 82.80%. This study was conducted in two cycles. In the first cycle decreased by an average of 15.34% with the results of 6 students were categorized as low, 1 students categorized as very low and 3 students who have not reached the criteria under 65% in the first cycle. In the second cycle 3 people who have not reached the criteria under 65% in the first cycle, has decreased by an average decrease of 13.32%. This means that students are able to reduce anxiety in delivering perdapat. The data confirmed the observations of changes in student behavior filled out by researchers at each cycle. Sihingga application of behavioral counseling with desensitization techniques to minimize the anxiety of students in class VIII expression in Junior High School 10 2 2013/2014 school year effective Singarajakeyword : Keywords: behavioral counseling, systematic desensitization, anxiety inexpressio

    Efektivitas Konseling Behavioral dengan Teknik Positive Reinforcement untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri dalam Belajar pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui efektivitas konseling behavioral teknik positive reinforcement untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam belajar, (2) mengetahui adanya perbedaan efektivitas antara konseling behavioral teknik positive reinforcement dengan kelompok kontrol yang diberi perlakuan sesuai dengan layanan di sekolah tanpa teknik positive reinforcement untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam belajar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan pre-test post-test control group design. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah 20 orang siswa. Jenis data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif yaitu data tentang peningkatan rasa percaya diri dalam belajar. Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah kuesioner. Data penelitian dianalisis dengan teknik statistik t-test. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa (1) konseling behavioral teknik positive reinforcement efektif untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam belajar siswa kelas VIII SMP N 2 Singaraja ini dilihat dari hasil analisis nitai thitung lebih besar dari ttabel (111,19>1,833) dengan taraf signifikansi 5 %, (2) terdapat perbedaan efektivitas antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dalam meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam belajar dari hasil thitung lebih besar dari ttabel (32,16>2,101) dengan taraf signifikansi 5 %. Hal ini berarti konseling behavioral teknik positive reinforcement efektif untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam belajar Kata Kunci : konseling behavioral, teknik positive reinforcement, rasa percaya diri This study aimed to: (1) examined the effectiveness of behavioral counseling positive reinforcement techniques to in crease the students\u27 self-confidence in learning, (2) determined the differences between the effectiveness of positive reinforcement behavioral counseling techniques with a control group which was only given school\u27s standard counseling services to in crease the students\u27 self-confidence in learning. This research was an experimental research with pre-test post-test control group design. The population of this research was all the eighth grade students of SMP Negeri 2 Singaraja in academic year of 2013/2014. Samples were taken by using purposive sampling technique with a number of 20 students. The type of data collected were quantitative data which were about the improvement of self-confidence in learning. The data collection method used was a questionnaire. Data were analyzed by t-test statistical technique. Based on the analysis, it was found that (1) behavioral counseling positive reinforcement techniques was effective to in crease self-confidence of eighth grade students in SMP Negeri 2 Singaraja. It was seen from the results of the analysis of tvalue greater than t table(111.19>1.833) with a significance level of 5%, (2) there were differences of effectiveness between the experimental group with the control group in terms of in creasing the students\u27 confidence in the learning.The results of tvalue was greater than t table(32,16>2,101) with a significance level of 5%. It meant that behavioral counseling positive reinforcement techniques was effective to increase the self confidence of students in learning.keyword : behavioral counseling, positive reinforcement technique, self confidenc

    Studi Evaluatif Pelaksanaan Program Pembelajaran Berbasis Tematik Di Tk Shanti Kumara II Kelurahan Sading Mengwi Badung

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program pembelajaran berbasis tematik ditinjau dari komponen konteks, input, proses dan produk. Penelitian ini termasuk penelitian evaluasi, Efektivitas masing-masing faktor sesuai dengan model CIPP (konteks, input, proses dan produk). Subjek penelitian ini adalah siswa, guru, komite, orang tua siswa TK Shanti Kumara II Kelurahan Sading Mengwi Badung. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Data dianalisis dengan analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa pelaksanaan program pembelajaran berbasis tematik pada pada TK Shanti Kumara II Kelurahan Sading Mengwi Badung tergolong efektif dilihat dari komponen konteks, input, proses, dan produk dengan hasil (+ + + +). Artinya; pada komponen konteks efektif, pada komponen input efektif, pada komponen proses efektif, dan pada komponen produk efektif. Pelaksanaan program pembelajaran berbasis tematik perlu mendapat perhatian penuh sehingga berdampak positif terhadap produk, yakni perilaku dan kemampuan dasar siswa terus meningkat. Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program pembelajaran berbasis tematik pada TK Shanti Kumara II Kelurahan Sading Mengwi Badung tergolong dalam kategori efektif. Untuk itu perbaikan-perbaikan, baik dari konteks, input, maupun proses sehingga selalu dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan tujuan pembelajaran berbasis tematik. Kata Kunci : studi evaluasi, pembelajaran berbasis tematik, perilaku, kemampuan dasar This research was conducted in order to figure out the effectiveness of the implementation of thematic based learning program considered from the components of contexts, input, process and product. The effectiveness of each factors were analyzed conformed to CIPP (Context, Input, Process and Product) model. The subjects of this research were students, teachers, committees and students' parents of Shanti Kumara II Kindergarten in Sading Village, Mengwi, Badung Regency. Data were collected through questionnaires and observation sheets. Data were analyzed by descriptive analysis. The results of data analysis showed that the implementation of the thematic based learning program on Shanti Kumara II Kindergarten in Sading Village, Mengwi, Badung Regency was categorized effective considered to the components of context, input, process and product with result (+ + + +). Which meant: it was effective in the component of context, effective in the component of input, effective in the component of process and effective the component of product. The implementation of thematic based learning program needed full attention therefore affect effectively toward the product that was the improvement of students' behavior and basic competence. Based on the above findings, it can be concluded that the implementation of thematic based learning program in Shanti Kumara II Kindergarten Sading Village, Mengwi, Badung regency was categorized effective. Hence, improvements were needed in terms of context, input and also process therefore produced product that fulfilled the aim of thematic based learning.keyword : evaluative study, thematic based learning, behavior, basic competenc
    corecore