50 research outputs found

    Dampak Eksistensi Pltn Desalinasi Terhadap Sektor Ekonomi Di Madura Pada Tahapan Operasi

    Full text link
    ECONOMIC IMPACT OF NUCLEAR POWER PLANT IN THE OPERATIONAL STAGE. Study on economic impact of nuclear power plant in the operational stage, in Madura has been conducted. The object of the study is SMART technology which is coupled with desalination nstallation. The power capacity is 2 x 100 MWe and the water production capacity is 4 x 10.000 m3/day. This technology has been developed by Korea, but until recently there is no units in construction or operation. Input-Output analysis model is applied as the methodology of this study. Economic sector is aggregated from 56x56 to 10x10. This aggregation is meant to reduce the uncertainty in long term projection. This study conclude that: (1) In the operational stage SMART Nuclear Power- Desalination will give an output to local economic about Rp. 908.12 billion per year. (2) Electricity and water production will provide output direct impact to Madura about Rp. 1.234 trillion and will give direct impat to Regional Product Domestic Bruto (PDRB) about Rp. 138.7 billion. (3) Output impact to the electricity sector and fresh water sector is about 5.37% and 1.57% compared to PDRB 2018

    Studi Unjuk Kerja Sistem Proteksi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Tipe Apr 1400

    Full text link
    STUDI UNJUK KERJA SISTEM PROTEKSI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR TIPE APR 1400. Telah dilakukan studi sistem proteksi pembangkit (PPS) pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) tipe Advanced Power Reactor (APR) 1400 yang merupakan salah satu sistem yang menjaga agar operasi PLTN APR 1400 tetap aman dan terkendali. Aspek pengendalian operasi PLTN merupakan aspek yang penting dalam menjamin beroperasinya PLTN dengan aman dan selamat. Untuk itu lingkup studi ini dibatasi pada unjuk kerja sistem PPS. Tujuan dilakukannya studi ini adalah untuk mengetahui kinerja PPS pada PLTN. Metodologi yang digunakan pada studi ini adalah studi literatur, pengumpulan data, serta melakukan review dan analisis. Studi ini menyimpulkan bahwa ada beberapa parameter pengukuran yang memicu sistem PPS untuk melakukan trip (pemadaman) reaktor, yaitu antara lain: tekanan pada komponen pressurizer terlalu tinggi atau terlalu rendah, volume air pada komponen pembangkit uap terlalu tinggi atau terlalu rendah, tekanan pada pengungkung reaktor terlalu tinggi, aliran pendingin reaktor yang rendah. Namun begitu trip juga bisa dilakukan secara manual. Beberapa parameter tersebut diukur oleh beberapa sensor yang disusun secara paralel dan ditetapkan dengan nilai nominal tertentu sesuai dengan standar PLTN tipe APR 1400

    Harga dan Tarif Listrik Pltn di Dunia

    Get PDF
    HARGA DAN TARIF LISTRIK PLTN DI DUNIA. Pembangunan PLTN masih menjadi isu kontroversi. Kalangan industri nuklir dan pihak-pihak yang pro nuklir berusaha menyajikan perhitungan biaya listrik PLTN yang optimistik. Sementara kalangan industri pembangkitan dan pihak-pihak yang anti nuklir menyajikan perhitungan biaya listrik PLTN pesimistik. Untuk itu penelitian biaya pembangkit listrik berbahan bakar nuklir perlu disajikan secara ilmiah apa adanya agar kontroversi dapat dikurangi. Penelitian menggunakan data capital cost untuk EPC (Engineering Procorument Construction) PLTN berasal dari benua Asia, Amerika dan Eropa, biaya operasional dan perawatan menggunakan data pengalaman PLN, dan biaya bahan bakar nuklir menggunakan data tahun 2008 dengan skenario harga tertinggi, terendah dan rata-rata. Metodologi yang digunakan adalah membandingkan biaya pembangkit listrik dengan menggunakan program LEGECOST yang dikeluarkan oleh IAEA (International Atomic Energy Agency), sedangkan perhitungan harga tarif listrik menggunakan program yang dibuat oleh PLN Litbang. Dengan menggunakan discount rate 10%, hasil perhitungan menunjukkan bahwa harga keekonomian PLTN termurah kurang dari 3,7 cents US/kWh(China)danhargatariflistriktermurahratarata5,5centsUS/kWh (China) dan harga tarif listrik termurah rata-rata 5,5 cents US/kWh (Korea Selatan). Sedangkan di negara-negara Eropa, sedikit lebih mahal dari harga tarif listrik PLTN di Asia. Biaya pembangkitan dan harga tarif listrik PLTN di Amerika Serikat kurang kompetitif karena biaya investasinya relatif mahal. Perbedaan biaya pembangkitan dan harga tarif listrik di masing-masing negara disebabkan perbedaan gaji dan upah tenaga kerja, pengaruh kenaikan bahan material, struktur spesifikasi konstruksi yang dibuat, peraturan yang terkait dengan PLTN dan masalah lingkungan

    Komparasi Aspek Ekonomi Teknik Sc (Steel Plate Reinforced Concrete) Dan Rc (Reinforced Concrete) Pada Konstruksi Dinding Pengungkung Reaktor

    Get PDF
    KOMPARASI ASPEK EKONOMI TEKNIK SC (STEEL PLATE REINFORCED CONCRETE) DAN RC (REINFORCED CONCRETE) PADA KONSTRUKSI DINDING PENGUNGKUNG REAKTOR. Biaya konstruksi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) dapat membengkak bila terjadi penundaan waktu konstruksi, penundaan perijinan, desain ulang untuk memenuhi persyaratan, dan kesulitan pada manajemen konstruksi, yang bermuara pada waktu konstruksi yang lebih panjang. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Departemen Energi Amerika Serikat pada tahun 2004, terdapat 13 teknologi konstruksi maju yang memiliki potensi untuk mengurangi waktu konstruksi PLTN. Salah satu teknologi konstruksi tersebut adalah teknik beton bertulang dengan kerangka baja (steel-plate reinforced concrete, SC) yang diterapkan pada konstruksi dinding pengungkung reaktor. Dibanding teknik beton bertulang konvensional (conventional reinforced concrete, RC) yang dibangun di lokasi dan memerlukan waktu yang lebih lama untuk membongkar rangka-tuangan (formwork), teknik SC menawarkan cara yang lebih efisien untuk melakukan pengecoran beton menggunakan rangka-tuang permanen yang terbuat dari baja. Tujuan dari studi ini adalah menghitung waktu dan membandingkan konstruksi dan biaya ekonomi antara teknik RC dan teknik SC. Hasil studi menunjukkan bahwa teknik SC dapat mengurangi waktu konstruksi sekitar 60% dan menurunkan biaya konstruksi sebesar 29,7% dibanding teknik RC

    Penentuan Kedalaman Batuan Dasar Menggunakan Microtremor Array di Tapak RDE Serpong

    Full text link
    Kawasan PUSPIPTEK Serpong merupakan kawasan teknologi tinggi sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tangerang Selatan, 2011-2031, sehingga kawasan ini ditetapkan sebagai tapak Reaktor Daya Eksperimental (RDE). Untuk menjamin keselamatan, evaluasi tapak dari berbagai aspek harus dilakukan, salah satunya adalah aspek kegempaan. Merujuk Perka BAPETEN Nomor 8 tahun 2013, evaluasi tapak perlu mengkaji kondisi geologi bawah permukaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi kondisi geologi bawah permukaan khususnya kedalaman batuan dasar di area tapak RDE. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah microtremor array (MA). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tapak RDE memiliki batuan dasar berupa batuan dari Formasi Bojongmanik pada kedalaman 391 meter dari permukaan tanah

    Industri Nasional Dan Kendalanya Untuk Berpartisipasi Dalam Pembangunan Pltn

    Get PDF
    NATIONAL INDUSTRY AND THE CONSTRAINTS FOR PARTICIPATING IN NPP CONSTRUCTION. Readiness of nuclear power construction benchmarks is the extent to which the infrastructure has been prepared. One aspect that needs to be prepared is the national industry involvement. How far the industry is ready and will be involved in future development. Nuclear power development planning is a long-term planning, so, it is necessary to analyze about the supporting items and also the constraints. The purpose of this paper is to parse what about the constraints of national industry to participate in the construction of nuclear power plants. The method are a literature study, data collection of industry capability and industry experience, as well as discussion with industry practitioners. From the above data and analysis can be concluded that the constraints faced by the national industry in participating for NPP construction are: (1) Government policy is unclear, (2) The potential for the industrial market which needs to be guaranteed, (3) The policy horizon just for short-term interests only, (4) Lack of the big manufacturer that was taken action as another industries driver, (5) The competitiveness which still need to continue enhanced, (6) Industry players that only profit-oriented and do not take sides on enhancing of the national capability

    Studi Potensi Industri Jasa Konstruksi untuk Mendukung Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pertama di Indonesia

    Get PDF
    STUDI POTENSI INDUSTRI JASA KONSTRUKSI UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA DI INDONESIA. Studi dilakukan untuk mengidentifikasi potensi industri jasa konstruksi yang mampu berpartisipasi dalam pembangunan PLTN di Indonesia. Potensi Industri jasa konstruksi, diidentifikasi melalui evaluasi potensi beberapa industri jasa konstruksi multinasional. Metode penelitian dilakukan dengan cara survei yakni kuesioner, kunjungan teknis dan penelusuran studi literatur. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara “purpossive sampling”. Data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Hasil studi menunjukkan bahwa potensi industri jasa konstruksi untuk mendukung program PLTN masih harus ditingkatkan kinerjanya melalui pemilihan SDM yang kompeten, peralatan yang handal, sistem manajemen proyek yang efektif dan efisien, sehingga diharapkan mampu berpartisipasi aktif dalam proyek konstruksi PLTN di Indonesia. Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan berharga bagi industri jasa konstruksi untuk dapat berperan aktif dalam proyek konstruksi PLTN di Indonesia

    Strategi Alih Teknologi Pltn : Belajar dari Pengalaman Korea

    Full text link
    STRATEGI ALIH TEKNOLOGI PLTN : BELAJAR DARI PENGALAMAN KOREA. Teknologi adalah salah satu elemen sosial ekonomi yang memainkan peranan penting dalam proses modemisasi. Ketika gagasan modernitas mengalir ke masyarakat, teknologi menjadi prasyarat fundamental demi terwujudnya sistem sosial ekonomi yang modem di masyarakat tersebut. Oleh karena itu, berbagai upaya modemisasi masyarakat mengikutsertakan program alih teknologi dalam agenda utamanya. Tujuan studi ini adalah memilih proses alih teknologi yang baik dan sesuai untuk dapat meraih kemampuan teknologi PLTN secara mandiri. Studi proses alih teknologi ini dilakukan dengan penelusuran literatur yang ada, yakni belajar dari pengalaman Korea yang telah berhasii mengembangkan teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir dengan kemampuan sendiri. Sedangkan lingkup penelitian ini adalah mendiskripsikan proses alih teknologi yang baik dan sesuai untuk dapat meraih kemampuan teknologi PLTN secara mandiri. Studi ini menyimpulkan bahwa program alih teknologi harus dimulai sejak masa persiapan pembangunan PLTN, masa Pra-pembangunan PLTN, masa Pembangunan PLTN maupun pada masa pengoperasian PLTN. Untuk meraih kemampuan teknologi PLTN yang mandiri periu dilakukan program jangka panjang dan perlu dibangun unit-unit PLTN yang cukup untuk sebuah alih teknologi. Peran dan komitmen pemerintah juga harus kuat untuk mendorong terjadinya alih teknologi. Institusi-institusi yang terlibat harus jelas dan bertanggung jawab sesuai kompetensinya masing-masing. Industri nasional sebagai eksekutor alih teknologi perlu diberikan peluang yang lebih besar dalam proses alih teknologi ini

    Perencanaan Pengembangan Dermaga Kartini Jepara

    Full text link
    Dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas dan Kenyamanan Pelabuhan Kartini, diperlukan pengembangan dermaga karena destinasi pariwisata sudah menarik berbagai macam kalangan turis dari dalam maupun mancanegara yang mengakibatkan tingkat kunjungan meningkat dan Perubahan bobot kapal yang bersandar ke dermaga kartini semakin besar.Perencanaan Pengembangan Dermaga Kartini Jepara ini memerlukan data - data meliputi : data bathimetri, oceanografi, data frekuensi kapal dan data tanah. Data - data tersebut diperlukan sebagai dasar perhitungan dan perencanaan dermaga. Dari hasil penyelidikan tanah dan laporan kepemilikan dari Pemda Tkt. II Jepara, lokasi pantai sekitar pelabuhan kartini merupakan tanah berpasir dan koral dengan rentang kedalaman mencapai 21,00 - 30,00 m.Pada perhitungan elevasi lantai dermaga didapat 6 m. Panjang dermaga direncanakan sepanjang 71 m. Lebar dermaga diakomodasikan untuk naik turunnya penumpang dan barang direncanakan dengan lebar 10 meter. Dari perhitungan daya dukung tiang pancang didapatkan nilai sebesar 151,185 ton. Fender yang dipakai adalah fender karet adalah ”SumitomoHyper Ace (V Shape)” Type V 250 H x 1500L (CV4). Menyesuaikan dengan kondisi lapangan, digunakan bollard sebesar 25 ton. Diberi perkuatan setiap Breasting Dolphin dengan 2 tiang pancang dan perpanjangan dermaga sebesar 1 Mooring Dolphin. Pengembangan konstruksi Dermaga memerlukan waktu 24 minggu dengan total anggaran Rp. 10.780.727.000 (Sepuluh Milyar Tujuh Ratus Delapan Puluh Juta Tujuh Ratus Dua Puluh Tujuh Ribu Rupiah)
    corecore