10 research outputs found
Model Pembelajaran Responsif Gender di STIT Pemalang
Salah satu USAha untuk mengeliminir kesenjangan gender adalah melalui pendidikan responsif gender dengan menanamkan nilai- nilai keadilan dan keseteraan gender melalui model Pembelajaran responsif gender. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang dalam rangka memperkecil ketimpangan gender pada aspek pendidikan dituntut dan diharapkan dapat mengembangkan dan mengimplementasikan model pembelajaran responsif gender yang memperhatikan dan mengakomodasi kepentingan mahasiswa laki- laki dan perempuan secara seimbang dari aspek akses/peluang, partisipasi, kontrol dan manfaat.Dalam pengembangan ini diakukan beberapa uji coba yaitu uji coba skala kecil dengan lapangan terbatas, uji coba skala besar dengan lapangan diperluas dan uji validasi model, dengan hasil sebagai berikut: 1) Akses dalam belajar, prosentase menunjukkan responsif gender yakni di semester 1 A: 92,59%, di semester 1 B: 93,3%, di semester 3 A: 90,47%, di semester 3 B: 100%, di semester 5 A: 79,41% dan di semester 5 B: 96,15%. 2) Partisipasi dalam belajar, prosentase menunjukkan tidak responsif gender. Hal ini disebabkan karena mahasiswa dan mahasiswi yang tidak bekerjasama dalam tugas kelompok yang diberikan dosen. 3) Memiliki kontrol atas sumber pembelajaran, prosentase menunjukkan responsif gender yakni di semester 1 A: 62,96%, di semester 1 B: 80%, di semester 3 A: 85,72%, di semester 3 B: 68,18%, di semester 5 A: 67,65% dan di semester 5 B: 76,92%., dan 4) Manfaat dalam belajar, prosentase menunjukkan responsif gender dengan hasil 100% di semua tingkatan semester
Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intelligence
Gardner explains that intelligence is some of the abilities that a person possesses, which will not all be equal to the abilities others have, because they are of many types, Gardner calls them multiple intelligences. The development of learning strategy is intended to provide an alternative paradigm in order to prepare PAUD/TK/RA teachers who have special skills in early childhood education. Therefore, further research on the effectiveness of early childhood learning strategies based on multiple intelligences was developed to improve the competence of RA teachers. The research method used experiments, involving 116 RA teachers in Pemalang district. Data analysis used statistical analysis of Paired Sample T-Test, which aims to find out the effectiveness of AUD based learning strategy based on multiple intelligence in improving the competence of PAUD/TK/RA teachers. The results showed the significance of paired sample t-test of 0.000 (<0.05) with a t value of 9.555. Thus, the results of the analysis show that statistically, the effectiveness of early childhood learning strategies based on mulitple intelligence in improving the competence of RA teachers is tested
Metode Pendidikan dalam Pandangan As-Sunnah
Metode Mengajar atau Metode Pendidikan adalah suatu teknik penyampaian materi pembelajaran kepada siswa. Hal ini bertujuan agar siswa dapat berkomunikasi dengan mudah, efektif dan dapat dicerna oleh anak dengan baik. Dengan metode ini diharapkan dapat berkembang berbagai aktivitas belajar siswa. metode memiliki fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Hadits sebagai sumber kedua ajaran Islam memuat sunnah (tradisi) Nabi berupa perkataan, perbuatan, atau persetujuan dari Nabi Muhammad saw. Al Qur'an dan hadits sebagai pedoman untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dengan sumber utama kitab hadits. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan metode pembelajaran yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Rasulullah sebagai muballigh dan mu'allim yang agung selalu memperhatikan orang yang diajak berbicara dan mengajar. Ia menggunakan metode-metode dalam mengajar yaitu: Nasehat atau ceramah, tanya jawab, mengambil i'tibar dari cerita, tasybih, perlawanan, musyawarah atau diskusi, memberi contoh, studi banding, menulis, menghafal, memfasilitasi, dan memberi
Pendidikan Keluarga dalam Al-Qur\u27an (Kajian Tafsir Tematik)
Ikatan perkawinan merupakan sarana pertama untuk membentuk keluarga. Baik dan buruknya keluarga ditentukan oleh bagaimana basis keluarga itu dibentuk. Keluarga juga bertanggung jawab atas keberlangsungan masing-masing anggotanya, baik tanggung jawab ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Tulisan ini membahas pendidikan keluarga dalam al-Qur\u27an dengan kajian tafsir tematik dari berbagai literatur (library research). Dasar Pendidikan Keluarga dalam QS At Tahrim ayat 6 mempunyai pengertian bahwa pentingnya membina keluarga agar terhindar dari siksaan api neraka, tidak hanya semata-mata diartikan api neraka yang ada di akhirat nanti, melainkan termasuk pula berbagai masalah dan bencana yang menyedihkan, merugikan dan merusak citra pribadi seseorang. Metode yang digunakan dalam pendidikan adalah dengan menerapkan kedisiplinan. Disiplin adalah Kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan akan keputusan pemerintah atau peraturan yang berlaku. Disiplin dalam Islam sangat dianjurkan, misalnya dalam menjalankan sholat