3 research outputs found

    Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Keperawatan Tentang Perawatan Paliatif Pada Anak Dengan Kanker Dan Non Kanker Di Denpasar

    No full text
    Latar Belakang: Perawatan paliatif merupakan perawatan yang diberikan secara menyeluruh kepada pasien maupun keluarga pasien yang menderita penyakit mengancam jiwa. Permasalahan yang dijumpai adalah pengetahuan dan sikap mahasiswa keperawatan tentang perawatan paliatif ditemukan masih kurang. Pengetahuan dan sikap mahasiswa keperawatan yang kurang dikhawatirkan akan berdampak pada ketidakmampuan melakukan perawatan paliatif. Tujuan: Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap mahasiswa keperawatan tentang perawatan paliatif pada anak dengan kanker dan non kanker di Denpasar. Metedologi: Desain comparative study dengan metode cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa program studi keperawatan tingkat IV dengan jumlah sampel 238 responden yang diambil dengan teknik total sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang disebarkan secara online dalam bentuk google formulir. Analisa data yang digunakan yaitu analisa univariat dan analisa uji Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil: Dari 238 responden, sebanyak 50,4% dari total responden memiliki pengetahuan kurang terkait perawatan paliatif pada anak kanker dan sebanyak 63,4% memiliki pengetahuan kurang terkait perawatan paliatif pada anak non kanker. Sikap mahasiswa keperawatan sebanyak 86,6% dari total responden memiliki sikap cukup terkait perawatan paliatif pada anak kanker dan sebanyak 87,4% memiliki sikap cukup terkait perawatan paliatif pada anak non kanker. Hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test, didapatkan terdapat perbedaan antara pengetahuan kanker dengan non kanker serta sikap kanker dengan non kanker (p-value < 0,05). Kesimpulan: Responden mayoritas memiliki pengetahuan kurang dan sikap yang cukup tentang perawatan paliatif pada anak dengan kanker dan non kanker. Terdapat perbedaaan pengetahuan dan sikap terkait perawatan paliatif pada anak dengan kanker dan non kanker

    Perlindungan Hukum Bagi Investor Terhadap Pelaku Usaha yang Melakukan Bisnis Online Secara Ilegal

    No full text
    Pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi mempermudah beberapa oknum pelaku usaha untuk melakukan bisnis online secara ilegal di cryptocurrency, cryptocurrency sendiri merupakan aset digital yang ada di internet. Permasalahan yang dapat diangkat yaitu, bagaimana perlindungan hukum bagi investor terhadap bisnis online ilegal? Dan bagaimana akibat hukum bagi pelaku usaha yang melakukan bisnis online ilegal? Skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dan menggunakan pendekatan konseptual dan perundang-undangan. Setelah melakukan penelitian diketahui bahwa kejahatan di bidang siber sulit diatasi oleh pemerintah yang hanya mengandalkan hukum positif konvensional. Terdapat dua bentuk perlindungan hukum terhadap investor yaitu, perlindungan hukum preventif dan represif. Berdasarkan UU Perlindungan konsumen para investor dapat mengajukan gugatan secara Class Action terhadap pelaku usaha yang melakukan bisnis online secara ilegal, khususnya dalam hal cryptocurrency. Akibat hukum bagi pelaku usaha yang melakukan bisnis online secara ilegal di cryptocurrency terdapat dalam peraturan Bappebti 5/2019 tepatnya dalam pasal 21 Ayat 2.The rapid advancement of information and communication technology has made it easier for some unscrupulous business actors to do online business illegally in cryptocurrency, cryptocurrency itself is a digital asset on the internet. The problem that can be raised is, how is the legal protection for investors against illegal online businesses? And what are the legal consequences for business actors who do illegal online business? This thesis uses a normative legal research method and uses a conceptual approach and legislation. After conducting research, it is known that cyber crime is difficult to overcome by the government which only relies on conventional positive law. There are two forms of legal protection for investors, namely, preventive and repressive legal protection. Based on the Consumer Protection Act, investors can file a class action lawsuit against business actors who conduct online business illegally, especially in the case of cryptocurrencies. The legal consequences for business actors who conduct online business illegally in cryptocurrencies are contained in Bappebti regulation 5/2019, precisely in Article 21 Paragraph 2

    Beban Orang Tua dalam Merawat Anak Berkebutuhan Khusus di Bali

    No full text
    ABSTRACT Children with special needs (ABK) are children who experience limitations both physically, mentally-intellectually, socially, and emotionally. So that these children tend to require special care from their parents. Where this often creates a burden for parents.This research aims to describe the burden on parents as the main caregiver in caring for children with special needs in Bali. The design used in this research is descriptive quantitative with a cross sectional approach. The research was conducted in August-September 2022 at 2 State SLNs in Bali. The inclusion criteria in this study were parents of children with special needs who were active as students at SLB Negeri 1 and SLB Negeri 3 Denpasar. Using purposive sampling method, the sample used was 97 people. The instrument used is the Zarit Burden Interview (ZBI). The data were then analyzed by using descriptive analysis test (frequency and percentage). The results showed that 51.5% of parents had little or no burden, 39.2% had a light-moderate burden, 7.2% had a moderate-severe burden, and 2.1% had a heavy burden in caring for children with needs special. Even though the majority of parents are known to have a minimal burden, efforts are still needed to help ease the burden that parents feel in caring for children with special needs. Keywords: Burden, Parent, Children with Special Needs  ABSTRAK Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang mengalami keterbatasan baik dari segi fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional. Sehingga anak-anak ini cenderung memerlukan perawatan khusus dari orang tua. Dimana hal tersebut acapkali menimbulkan adanya beban bagi orang tua. Penelitian ini untuk bertujuan untuk menggambarkan beban orang tua sebagai caregiver utama dalam merawat anak berkebutuhan khusus di Bali. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada Agustus-September 2022 di 2 SLB Negeri di Bali. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah orang tua pada anak berkebutuhan khusus yang tercatat aktif sebagai siswa di SLB Negeri 1 dan SLB Negeri 3 Denpasar.  Menggunakan metode purposive sampling, sampel yang digunakan berjumlah 97 orang. Instrumen yang digunakan adalah Zarit Burden Interview (ZBI). Data kemudian dianalisis dengan uji analisis deskriptif (frekwensi dan persentase). Hasil penelitian didapatkan 51,5% orang tua memiliki beban sedikit atau tidak ada beban, 39,2 % memiliki beban ringan-sedang, 7,2%  memiliki beban sedang-berat, dan 2,1 % memiliki beban yang berat dalam merawat anak berkebutuhan khusus. Walaupun mayoritas orang tua diketahui memiliki beban yang minimal, namun masih diperlukan upaya-upaya untuk membantu meringankan beban yang dirasakan orang tua dalam merawat anak berkebutuhan khusus Kata Kunci: Beban, Orang Tua, Anak Berkebutuhan Khusu
    corecore