7,243 research outputs found
Inventarisasi Jenis Serangga Tanah dengan Menggunakan Metode PitFall Trap di Kawasan Arboretum Nyaru Menteng Palangka Raya.
Tanah merupakan titik pemasukan sebagian besar bahan kedalam benda hidup. Pada suatu ekosistem tanah berbagai organism bertahan hidup dan berkompetisi dalam memperoleh ruang, oksigen, air, hara dan kebutuhan hidup lainnya baik secara simbiotik maupun non simbiotik serta menimbulkan berbagai bentuk interaksi antar individu. Berdasarkan habitatny ahewantanah ada yang digolongkan sebagaie pigeon, hemiedafon dan euedafon. Hewan epigeon hidup pada lapisan tumbuh-tumbuhan di permukaan tanah, hemiedafon pada lapisan organic tanah dan yang euedafon hidup pada tanah lapisan mineral. Berdasarkan kegiatan makannya hewan tanah ada yang bersifat herbivora, saprovora, fungivora, dan predator.
Tujuan penelitian tentang inventarisasi serangga tanah di kawasan Arboretum Nyaru Menteng ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis serangga tanah, untuk mengetahui jenis serangga tanah yang mendominasi, untuk mengetahui indeks keanekaragaman dari serangga tanah dan untuk mengetahui korelasi antara factor abiotik dan biotic di Kawasan Arboretum Nyaru Menteng Palangka Raya. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan teknik eksplorasi yaitusegala cara untuk menetapkan lebih teliti atau seksama dalam suatu penelitian dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 347 ekor dari 6 famili di wilayah terbuka, sedangkan di wilayah tertutup diperoleh sebanyak 237 ekordari 8 famili. Nilai indek keanekaragaman di wilayah terbuka yang tertinggi yaitu 0,3678, sedangkan keanekaragaman di wilyah tertutup yang tertinggi yaitu 0,3156. Nilai INP serangga tanah di wilayah terbuka yaitu 50,53%, sedangkan di wilayah tertutup yaitu 30,44%.
English
Soil is the entry point of the great part of living materials. In the ecosystem of land, all organism survive and compete in obtaining the space, oxygen, water, and other main need symbiotically or insymbiotically and create all forms of interactions among individuals.Based on the habitat, the soil animals are classified asepigon, hemiedafon and uedafon. Epigeon animals live in layer of plants in the surface of soil, hemidefon in the soil organic and euedafon live in the mineral layer of soil. Based on the ways they eat, there are herbivore, saprovora, fungivorara and predator.
The objective of the research about inventory of soil insect in the area of Arboretum NyaruMenteng is to know the kinds of soil insects, to know the kinds of soil insects which dominates and to know the index of the ariety of the soil insects and to know the correlation between the abiotik and biotic factors in the area of Arboretum NyaruMentengPalangka Raya. The method to be used is survey with exploration techniques in which all the ways are done to establish carefully in a study and document.
The results of the research-showed that 347 insects of 6 families in the open area, while in the close area, there 237 of 8 families. The value of index of the variety of in the open area of which the highest is 0.3678, while the value of the index of the variety of the close area of which the highest is 0.3156. The value of INP of the soil insect is in the open are is 50.53%, while in the close area is 30.44%
ANALISIS YURIDIS MEKANISME PELAKSANAAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH MELALUI JUAL BELI PADA MASYARAKAT ADAT SUKU TENGGER (Studi di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang)
ABSTRACT           This research aims to know the implementation mechanism of transfer of land rights through buying and selling and the legal protection to the customary land of the Tengger tribe custom society. The land problems that happened a lot nowadays regarding to the legal certainty of land rights. The transfer of land rights through buying and selling to the Tengger Tribe Custom Society in Ngadas Village still conducted by private deed due to the society and cultural factors that are still subject to the customary law, they believe that their land does not need to be registered, moreover there have never been any land disputes in Ngadas Village. The problem formulation in this research is the implementation mechanism of transfer of land rights through buying and selling and the legal protection to the customary land of the Tengger Tribe Custom Society in Ngadas Village. The research method used is empirical juridical research type with sociological juridical approach. From the research results it can be concluded that the buying and selling process of lands conducted in Ngadas Village is legitimate, because the legal requirements are already fulfilled according to the Basic Agrarian Law Act and Article 1320. The certificate of communal land ownership of Tengger custom society is in accordance with the National Land Law. The freehold title to the local culture has a hereditary nature, the strongest and fulfilled as stipulated in Article 20 until Article 27 of the Basic Agrarian Law Act.Keywords: Transfer of Land Rights, Legal Protection, The Tengger Tribe Indigenous People ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengetahui mekanisme pelaksanaan peralihan hak atas tanah melalui jual beli dan perlindungan hukum terhadap tanah adat masyarakat adat suku Tengger. Permasalahan pertanahan yang sering terjadi saat ini mengenai kepastian hukum hak atas tanah. Peralihan hak atas tanah melalui jual beli pada Masyarakat Adat Suku Tengger di Desa Ngadas masih dilakukan dengan akta dibawah tangan dikarenakan faktor masyarakat dan budaya yang masih tunduk pada hukum adat, mereka meyakini tanah milik mereka tidak perlu didaftarkan, selain itu tidak pernah ada sengketa tanah di Desa Ngadas. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana mekanisme pelaksanaan peralihan hak atas tanah melalui jual beli dan perlindungan hukum terhadap tanah adat pada Masyarakat Adat Suku Tengger di Desa Ngadas. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yuridis empiris dengan pendekatan yuridis sosiologis. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan proses jual beli tanah yang dilakukan di Desa Ngadas sah, karena sudah terpenuhi syarat sahnya jual beli menurut UUPA dan Pasal 1320. Sertifikat kepemilikan tanah komunal masyarakat adat Tengger telah sesuai dengan aturan Hukum Pertanahan Nasional. Sertifikat hak milik terhadap kearifan lokal tersebut memiliki sifat turun-temurun, terkuat dan terpenuh sebagaimana diatur dalam Pasal 20 hingga Pasal 27 UUPA.Kata Kunci: Peralihan Hak atas Tanah, Perlindungan Hukum, Masyarakat Adat Suku Tengge
KEPUASAN KONSUMEN DITINJAU DARI PELAYANAN PADA LESEHAN APUNG PACET MINI PARK DI DESA WARUGUNUNG KECAMATAN PACET KABUPATEN MOJOKERTO
Abstrak
Strategi untuk mempertahankan konsumen adalah dengan memberikan pelayanan yang baik dengan mengutamakan pada kepuasan konsumen. Konsumen selalu ingin mendapatkan pelayanan yang baik dan merasa puas sesuai dengan yang diharapkan. Perbandingan antara pelayanan yang diterima dengan harapan, dapat digunakan sebagai ukuran menentukan kepuasan konsumen ditinjau dari pelayanan. Konsumen Lesehan Apung Pacet Mini Park (PMP), kemungkinan merasa sangat puas, puas, cukup puas, kurang puas, dan tidak puas terhadap layanan yang diterimanya. Penilaian untuk mengetahui kepuasan konsumen ditinjau dari pelayanan diukur menggunakan indikator kepuasan pelanggan yang berdasarkan lima dimensi kualitas pelayanan, yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empathy.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui: 1) pelayanan yang diberikan Lesehan Apung PMP terhadap konsumen; 2) kepuasan konsumen ditinjau dari pelayanan Lesehan Apung PMP; dan 3) faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan konsumen Lesehan Apung PMP.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian adalah Lesehan Apung PMP. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen di Lesehan Apung PMP. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 orang konsumen lesehan apung dengan usia minimal 15 tahun. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) prosedur pelayanan yang ditetapkan oleh pihak manajemen lesehan apung sudah dilaksanakan oleh karyawan dengan baik, sehingga tidak menimbulkan komplain dari konsumen yang datang; 2) indikator kepuasan konsumen menunjukkan bahwa konsumen Lesehan Apung PMP sudah puas dengan pelayanan yang diberikan; 3) faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen Lesehan Apung PMP berdasakan pada kualitas pelayanan dapat dilihat melalui hasil angket kepuasan konsumen, yaitu dari lima dimensi kualitas pelayanan (tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy).
Kata Kunci: kepuasan konsumen, pelayanan, Lesehan Apung Pacet Mini Park.
Abstract
The strategy to keep customers is provide good services with emphasis on customer satisfaction. Customers always want to get good services and satisfied as expected. Comparison between good services services are obtained and desired, can be used to determining customer satisfaction of service. Consumer Lesehan Apung Pacet Mini Park (PMP), the possibilities are very satisfied, satisfied, fairly satisfied, not satisfied, and dissatisfied with the services. This study uses indicators of customer satisfaction is based on five dimensions of service quality, that is tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy.
The purpose of this study was to determine: 1) Lesehan Apung PMP’s services; 2) Lesehan Apung PMP’s customers satisfaction; and 3) Lesehan Apung PMP’s customers satisfaction factors.
This study used quantitative descriptive analysis. Taken at Lesehan Apung PMP. The population in this study is Lesehan Apung PMP’s customers. Used 50 customers for sample with 15 years minimum ages. Data collecting technique of this study used questionnaires, interviews, observation, and documentation. And used quantitative descriptive analysis.
The results of this study are indicated that: 1) Lesehan Apung PMP’s service procedures already exercised by the employees as well, so there are not any complaints from consumers; 2) satisfaction indicators shows that Lesehan Apung PMP’s customers are satisfied with the services; 3) Lesehan Apung PMP’s customer satisfaction factors can be seen from the results of customer satisfaction questionnaires, that is five dimensions of service quality (tangibles, reliability, responsiveness, assurance, and empathy).
Keywords: customer satisfaction, service, Lesehan Apung Pacet Mini Par
Analysis of Students’ Difficulties in Speaking English (A Case Study at The Tenth Grade Students of MAS Darul Azhar Kutacane)
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki analisis kesulitan siswa dalam berbicara bahasa Inggris (studi kasus pada siswa kelas sepuluh MAS Darul Azhar Kutacane Masalah yang dihadapi siswa dalam berbicara adalah kurangnya kosa kata, merasa malu untuk berbicara, gugup, tertawa). Penggunaan bahasa ibu dan kurangnya latihan Semua permasalahan tersebut merupakan ciri dari kepercayaan diri yang rendah Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif Populasinya adalah seluruh siswa kelas X MAS Darul Azhar Kutacane Penelitian ini memilih semua siswa populasi sebagai sampel dengan menggunakan teknik total sampling.Instrumen pengumpulan data adalah kuesioner dan dianalisis dengan identifikasi, klasifikasi, deskripsi dan penjelasan. Hasil penelitian ini berdasarkan jawaban siswa dalam kuesioner menunjukkan bahwa kesulitan siswa dalam berbicara bahasa Inggris diklasifikasikan ke dalam 30% karena kurang kosa kata, 25% karena malu dan gugup, 25% karena takut salah, dan 20% karena penggunaan kurangnya latihan. Dapat disimpulkan bahwa ada beberapa kesulitan siswa dalam berbicara bahasa Inggris di kelas sepuluh siswa MAS Darul Azhar Kutacane
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA TOTAL KNEE REPLACEMENT ET CAUSA OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL
Background: Total Knee Replacement (TKR) et causa Osteoarthritis genu bilateral is a medical procedure for replacing the knee joint with an artificial material in the form of a plate. Weight gain or obesity may be the most common cause of meniscus/joint-cushion thinning. This will cause pain and limited range of motion after knee joint replacement surgery. By providing physiotherapy interventions in the form of IR, Tens and Exercise therapy based on the Rehabilitation Protocol for Knee Replacement Surgery, it is hoped that pain and functional limitations in the knee can return to normal soon. Purpose: the aim is to determine the effect of providing physiotherapy interventions in the form of IR, Tens and Exercise therapy in increasing functional ability in conditions after Total Knee Replacement (TKR) and causing bilateral genu osteoarthritis. Methods: this program is carried out directly to respondents with post-Total Knee Replacement (TKR) conditions and causes of bilateral genu osteoarthritis by administering 3 times of therapy to obtain results of increased functional ability as measured by scores on the KOOS index, namely T0: 36.406 to T3: 39.554. Conclusion: the provision of physiotherapeutic interventions in the form of IR, Tens and Exercise therapy after the case of Total Knee Replacement (TKR) et causa osteoarthritis genu bilateral is proven to reduce complaints in the form of edema, pain, limited range of motion of the joints, and decreased muscle strength which has an impact on increasing the functional abilities of the respondents
PENGARUH HIKAYAT PERANG SABIL TERHADAP SEMANGAT PERJUANGAN RAKYAT ACEH DALAM PERANG ACEH MELAWAN BELANDA (1873-1903)
This study aims to examine the background of the emergence of the sabil war saga and examine the influence of the sabil war saga on the spirit of the Acehnese people's struggle in the Aceh war against the Dutch (1873-1903). The method used is the historical method, so the steps used in this study include heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. Based on the results of the study, it was concluded that in Aceh's war against the Dutch, it gave birth to its own mentality for the people of Aceh, there was resistance to maintain the dignity of the state while at the same time upholding the religion of Islam. The background of the emergence of the sabil war saga was during the Aceh war against the Netherlands. In the face of a prolonged war the sabil war saga became a kind of belief that became a source of strength, enthusiasm, and courage against the presence of the Dutch. Sabil war is jihad fisabilillah against all forms of colonialism that interfere with the religion of Islam and its homeland. The great influence of the sabil war saga has succeeded in igniting the spirit of jihad fisabilillah and is considered a very dangerous subversive work. The law of stable war is fardhu ain, which is obligatory on all believers, men and women, young and old, including children.
Keyword: saga, sabil war, spirit of struggle, the people of Aceh
LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN(PPL) SMA NEGERI 1 DEPOK SLEMAN
Praktik Pengalaman lapangan merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa
UNY yang mengambil jalur kependidikan. Tujuan dari PPL ini adalah utnuk melatih
mahasiswa dalam memperoleh pengalaman faktual tentang proses pembelajaran
dalam rangka melatih dan mengembangkan kompetensi keguruan/kependidikan dan
mengetahui secara langsung proses kegiatan belajar mengajar di sekolah,
mengenalkan mahasiswa kepada lembaga kependidikan yang sebenarnya sehingga
dapat mengetahui segenap permasalahan yang terkait dengan proses pembelajaran,
selain itu diharapkan mahasiswa dapat memperoleh bekal pengalaman dalam rangka
meningkatkan profesionalitas kerja di dunia pendidikan.
Program PPL di SMA N 1 Depok, dilaksanakan pada tanggal 1Julisampai
17September 2014. PPL diterjunkan untuk mengajar di kelas X MIA 1, X MIA 2, X
MIA 3, XII IPA 1, XII IPA 2, XI IPA 3, XII IPA 4, XII IPS 1, XII IPS 2, XII IPS 3 dan
XII IPS 4.Dalam pelaksanaan PPL ini praktikan melaksanakan berbagai program
kegiatan baik yang bersifat kelompok maupun individu. Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) bertujuan untuk melatih praktikan dalam menerapkan
kemampuannya dan pengetahuannya serta mempraktikkan ilmu yang telah diperoleh
selama perkuliahan. Dengan demikian, praktikan diharapkan mempunyai bekal dan
pengalaman sebagai calon pendidik yang berkualitas. Kegiatan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) di SMA N 1 Depok meliputi kegiatan mengajar di kelas dan praktik
persekolahan.
Dalam kegiatan praktik mengajar di kelas, secara langsung praktikan dibimbing
oleh guru pembimbing. Bimbingan juga dalam hal pembuatan perangkat
pembelajaran RPP, Silabus serta perangkat Evaluasi. Praktikan juga berperan
dalam kegiatan persekolahan lainnya seperti piket harian, piket UKS, piket BK, dan
lain-lain. Dengan adanya pengalaman tentang penyelenggaraan sekolah ini
diharapkan praktikan mempunyai bekal untuk menjadi tenaga pendidik yang
profesional pula.
Dari serangkaian kegiatan PPL di SMA N 1 Depok pada bulan Juli-September
dapat di ambil makna bahwa praktik pengalaman lapangan merupakan kesempatan
yang tepat bagi mahasiswa calon guru untuk dapat mempraktikkan ilmu yang
didapatkan dari kampus. Kegiatan praktik pengalaman lapangan dapat digunakan
sebagai sarana untuk memperoleh pengalaman yang faktual sebagai bekal untuk
menjadi tenaga kependididkan yang kompeten dalam bidang masing-masing. Praktik
pengalaman lapangan merupakan pengembangan dari empat kompetensi bagi
praktikkan, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
professional, dan kompetensi sosial. Praktik persekolahan merupakan pengalaman
menambah bekal bagi calon guru diluar tugas mengajar
PERAN PUSTAKAWAN SEBAGAI AGENT OF CHANGE DALAM MEMBERIKAN LAYANAN KEPADA PEMUSTAKA
Perkembangan teknologi informasi membawa dampak bagi duniaperpustakaan. Pustakawan sebagai Sumber Daya Manusia (SDM)perpustakaan harus melakukan transformasi ke arah lebih baikdemi kemajuan perpustakaan. Seorang pustakawan harus mampumenjadi ‘guardian of knowledge’ (gerbang pengetahuan) dalam halpengembangan informasi, berperan dalam agent of change dalambidang pembangunan masyarakat. Pustakawan harus bisamengikuti trend yang berkembang di kalangan masyarakat ,sertadituntut untuk bisa membantu pemustaka dalam memenuhikebutuhan informasi yang diperlukan dan memberikan pelayananprima yakni layanan yang berorientasi kepada pemustaka dalammenunjang proses pembelajaran. Di samping itu pustakawan harusberpikir maju ke depan yaitu dengan meningkatkan profesionalismepustakawan dengan meningkatkan kualitas pengetahuan bidangperpustakaan dan kompetensi teknologi guna memberikan layananterbaik kepada pemustaka. Karena hal tersebut dapat menentukaneksistensi dan kredibilitas profesi pustakawan
INTERAKSI SOSIAL PUSTAKAWAN DENGAN PEMUSTAKA PADA UPT. PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH ACEH
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yangmenyangkut hubungan antar individu dengan kelompok, dankelompok dengan kelompok. Tanpa adanya interkasi sosial makatidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Dalam kegiatanlayanan hubungan sosial/interaksi antara pustakawan denganpemustaka merupakan interaksi sosial yang lazim terjadi di suatuperpustakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejauhmanaproses interaksi sosial yang dilakukan antara pustakawan denganpemustaka pada UPT. Perpustakaan Universitas Serambi MekkahAceh. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahpenelitian kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Informandalam penelitian adalah pustakawan yang berjumlah 3 orang. Untukmendukung pengumpulan data tersebut, maka penelitimenggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.Dalam hal ini peneliti menggunakan proses analisis data denganmetode reduksi data (data reduction), penyajian data (data display,verification (conclusion drawing). Adapun hasil penelitian yang yaituterjadinya interaksi sosial antara pustakawan dan pemustaka diUPT. Perpustakaan Universitas Serambi Mekkah Aceh berlangsungmelalui kontak sosial dan komunikasi sosial. Interaksi yang terjadiantara pustakawan saat memberikan pelayanan melakukankomunikasi secara efektif, bersikap ramah, dan bersahabat kepadapemustaka yang berkunjung. Adapun Bentuk-bentuk interaksi sosialyang terjadi antara pustakawan dengan pemustaka yaitu:kerjasama, motivasi, akomodasi, asimilasi dan simpati. Hal inidilakukan untuk membuat pemustaka merasa nyaman dan familiarterhadap pustakawan
- …