35 research outputs found

    Kajian Pengaruh Air Terhadap Kekuatan Geser Tack Coat Pada Perkerasan Lentur

    Full text link
    Penelitian ini membahas setting time pada variasi komposisi campuran tack coat akibat pengaruh air yang memberikan nilai kuat geser yang maksimum serta bagaimana hubungan antara setting time pengaruh air terhadap kuat geser tack coat pada masing-masing variasi campuran tack coat dan besaran sebaran yang memberikan kekuatan geser maksimum. Material yang digunakan adalah aspal dengan penetrasi 60/70 dan minyak tanah produksi Pertamina. Material campuran aspal AC- WC (Asphalt Cement - Wearing Course) diambil dari base camp PT. Multi Struktur di desa Kema kabupaten Minahasa Utara. Spesifikasi bahan campuran perkerasan lentur menggunakan Job Mix Design PT. Sinar Terang Lestari dengan kadar aspal optimum 6,0%. Pengujian dilakukan di laboratorium uji bahan Politeknik Negeri Manado. Benda uji perkerasan lentur dicetak dalam bentuk briket berukuran diameter 4 inci dengan jenis perkerasan AC - WC (Asphalt Cement - Wearing Course). Benda uji dibuat sebayak 480 buah dibagi dalam dua macam yaitu: benda uji melalui proses aging sebagai lapisan perkerasan lama, dibuat sebanyak 240 buah benda uji. Benda uji melalui proses overlay sebagai lapisan perkerasan baru, dibuat sebanyak 240 buah benda uji. Pengujian menggunakan alat uji geser langsung yang dimodifikasi pada penggerak geser manual menjadi penggerak geser electromotor. Pengujian yang dilakukan berupa pengukuran kuat geser tack coat yang didasarkan pada variasi setting time (15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, 135, 150 menit), variasi campuran tack coat (25, 30, 35, 45 pph) serta besaran takaran sebaran tack coat ( 0,25 ; 0,30 ; 0,35 ; 0,45 ltr/m²). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampai dengan batas waktu curing time tertentu, kekuatan geser yang dihasilkan oleh tack coat terhadap lapis beraspal akan meningkat sejalan dengan lamanya curing time, setelah itu kekuatan geser tack coat akan menurun. Pengaruh air hujan pada lapisan tack coat dari bahan pengencer medium curing cutback penetrasi 60/70 didapat setting time terjadi pada 135 menit dimana kekuatan geser yang terjadi akibat pengaruh air hujan masih lebih besar dari tahanan geser minimum (250kg) lapisan tack coat tanpa pengaruh air. Curing time terhadap kekuatan geser tack coat terbesar terjadi pada variasi tack coat 30 pph dengan kekuatan geser sebesar 375,567kg. Besar sebaran takaran tack coat akibat pengaruh air hujan yang memberikan nilai kekuatan geser terbesar untuk perkerasan lentur dicapai pada variasi tack coat 30 pph pada takaran 0,35 ltr/m2 dengan berat 2,8 gram. Metode pengujian kekuatan geser tack coat dengan alat uji geser langsung pada penelitian ini dapat digunakan untuk pengukuran kekuatan geser tack coat pada perkerasan lentur

    Analisis Kajian Resiko Investasi Proyek Pengembangan Aplikasi Dan Mobile Apps UNSRAT Dengan Pendekatan Kerangka Kerja OBRiM

    Full text link
    Rencana investasi dan implementasi proyek Sistim Informasi Terpadu ( SIT ) dengan maksud untuk meningkatkan pelayanan organisasi non profit seperti universitas, seringkali dapat menjadi sangat beresiko. Resiko tersebut muncul seiring dengan jalannya proyek. Untuk mencegah resiko kegagalan proyek, maka keputusan investasi dan implementasi proyek SIT harus direncakan dan diputuskan dengan hati-hati. Salah satu cara untuk mengetahui, menghitung dan mengatasi resiko dan memaksimalkan nilai dari investasi proyek SIT adalah dengan menerapkan kerangka kerja OBRiM (Options-based Risk Management). Kerangka kerja OBRiM memberikan cara yang mudah dan sistematis untuk mengidentifikasi risiko yang menjadi penghalang keberhasilan proyek, dan menerapkan berbagai macam respon atau options untuk meminimalkan risiko tersebut dan mendistribusikannya sepanjang proyek itu ada.Options tersebut dapat berupa strategi keluar yang mengizinkan pihak manajemen untuk menilai ulang pendekatan terhadap rencana investasi proyek SIT tersebut dan memindahkan resiko dengan melakukan alih daya ke pihak ketiga. Dalam investasi pryek SIT yang melibatkan banyak risiko akan ditemukan banyak cara untuk mengkonfigurasi rencana investasi proyek SIT dengan menggunakan beberapa rangkaian options. Skenario investasi proyek TIK dibuat dengan mengkonfigurasi beberapa rangkaian options yang menawarkan fleksibilitas pada manajemen. Meski demikian, kerangka kerja OBRim masih dapat dimaksimalkan dengan mengintegrasikan penggunakan Tabel Ranti IT Business Value guna mengidentifikasi manfaat yang dapat dihasilkan dari investasi proyek SIT tersebut, sehingga identifikasi resiko dan identifikasi manfaat proyek dapat digali secara seimbang. Intisari dari penelitian ini adalah bagaimana caranya mengevaluasi resiko dari investasi proyek SIT ( Pengembangan Aplikasi dan Mobile Apps ) di Universitas Sam Ratulangi Manado. Konfigurasi rencana options yang ditemukan adalah terdiri dari dua jalur scenario options pengelolaan resiko, yakni options membangun proyek percontohan (atau pilot project) yang kemudian dilanjutkan dengan pembangunan proyek secara keseluruhan; dan options untuk menunda investasi proyek sambil mempelajari kemunculan risiko. Berdasarkan valuasi Real Options (ROV) dari masing-masing jalur scenario, maka jalur scenario untuk membangun proyek percontohan yang diikuti pembangunan proyek keseluruhan memberikannilai investasi yang paling maksimal atau resiko yang paling minimal (ditandai dengan nilai RO tertinggi)

    Analisis Faktor Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi Gedung Terhadap Mutu, Biaya Dan Waktu Di Dinas Pekerjaan Umum Kota Manado

    Full text link
    Keterlambatan adalah waktu pelaksanaan yang tidak dimanfaatkan sesuai dengan rencana kegiatan, sehingga menyebabkan satu atau beberapa kegiatan mengikuti menjadi tertunda atau tidak diselesaikan tepat sesuai jadwal yang telah direncanakan, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek konstruksi di Dinas Pekerjaan Umum Kota Manado, dengan tinjauan yaitu seluruh bangunan Gedung yang telah selesai dibuat dari tahun 2009-2014. Dari hasil tinjauan pustaka terdapat 42 faktor penyebab keterlambatan proyek konstruksi gedung, setelah dianalisis mencari faktor-faktor mana yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan proyek dengan cara di ranking ditemukan sepuluh faktor penyebab keterlambatan antara: (1) perencanaan schedule yang tidak tepat, (2) kenaikan harga BBM, (3) volume material yang dikirim ke lokasi tidak cukup, (4) pelaksanaan proyek pada triwulan ketiga (akhir tahun anggaran), (5) kesalahan dalam perencanaan dan spesifikasi, (6) keadaan tanah dasar berbeda dari yang diharapkan (tidak stabil), (7) kesalahan dalam menginterpretasikan gambar dan spesifikasi, (8) cuaca buruk (banjir, tanah longsor), (9) kekurangan tenaga kerja (10), pelaksanaan tahapan pekerjaan yang jelek. Kemudian faktor-faktor penyebab keterlambatan dianalisis untuk mencari hubungan seberapa besar pengaruh faktor-faktor penyebab keterlambatan terhadap perencanaan schedule yang tidak tepat, ditemukan bahwa yang paling besar berpengaruh adalah pelaksanaan tahapan pekerjaan yang jelek, volume material yang dikirim ke lokasi tidak cukup, kekurangan tenaga kerja, dengan memiliki korelasi masing-masing, 0.529, 0.490, dan 0,226, dengan memilki arti bahwa ketiga faktor keterlambatan masing-masing berpengaruh sebesar 52,9 %, 49,0 %, 22,6 % terhadap perencanaan schedule yang tidak tepat. Untuk hubungan secara bersama-sama antara sembilan variabel penyebab keterlambatan terhadap Perubahan schedule menjadi tidak tepat dilihat dari hasil harga F hitung 3,07. harga ini selanjutnya dikonsultasikan dengan F tabel. Untuk dk pembilang = 10 dan dk penyebut (50 – 10 – 1) = 39, maka didapat untuk 5% Ft = 2,08, Kesimpulan Fh 3,070 > Ft 2,08, maka koefisien korelasi ganda yang diuji Signifikan dengan angka R sebesar 0,639 menunjukkan bahwa korelasi atau keeratan hubungan antara ke Sembilan variabel penyebab keterlambatan terhadap perencanaan schedule tidak tepat adalah variabel independennya adalah kuat

    Analisis Resiko Proyek Pembangunan Dermaga Study Kasus Dermaga Pehe Di Kecamatan Siau Barat Kabupaten Kepulauan Sitaro

    Full text link
    Proyek pekerjaan konstruksi Dermaga Pehe Kecamatan Siau Barat Kabupaten Kepulauan Sitaro merupakan proyek lanjutan pembangunan fasilitas pelabuhan laut ( tahap IV ) yang saat ini dalam tahap konstruksi. Data tanah yang sangat bervariasi, lokasi proyek yang berdekatan dengan gunung api Karangetan yang aktif, serta dermaga telah dioperasikan walaupun belum selesai, menyebabkan proyek ini berpotensi mempunyai resiko tinggi dalam masa konstruksinya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan level resiko dan respon terhadap resiko yang berpotensi mempunyai resiko tinggi.Metode penelitian yang dilakukan meliputi identifikasi resiko dengan cara dokumen review, survey pendahuluan dan study literatur, sedangkan data penilaian probabilitas dan dampak resiko di peroleh dengan cara kuisioner. Penentuan level resiko dilakukan dengan metode probabiliy impact grid. Responden kuisioner adalah pelaksana pekerjaan proyek Dermaga Pehe. Respon terhadap resiko dilakukan dua macam tindakan manajemen resiko yaitu mencegah dan memperbaiki. Tindakan mencegah digunakan untuk mengurangi, menghindari, atau mentransferresiko pada tahap awal proyek konstruksi. Sedangkan tindakan memperbaiki adalah untuk mengurangi efek-efek ketika resiko terjadi atau ketika resiko harus diambil.Hasil akhir penelitian menunjukkan terdapat 6 hal yang mempunyai level resiko tinggi yang perlu mendapatkan perhatian yaitu (1) cuaca ekstrim (hujan lebat, arus kuat, angin kencang, petir), (2) penyelesaian pekerjaan (sub kontraktor) tidak tepat waktu, (3) denda akibat keterlambatan, (4) Terjadi kenaikan harga besi, ( 5 ) Terjadi kenaikan harga pasir beton ( 6 ) Terjadi kenaikan harga semen. Respon resiko yang terbanyak adalah dengan cara mengurangi resiko mitigasi dan sebagian memindahkan resiko transference kepada pihak lain
    corecore