34 research outputs found

    Penampilan Karakter Kuantitatif Dan Kualitatif Serta Keberhasilan Persilangan Pada Empat Varietas Stroberi (Fragaria X Ananassa Duch)

    Full text link
    Stroberi varietas lokal batu memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh varietas yang lain, yaitu aroma buah yang harum. Akan tetapi, produksi buah sedikit karena ukuran buah yang lebih kecil. Petani telah meninggalkan varietas lokal karena varietas introduksi memiliki keunggulan pada produksi dan ukuran buah yang lebih besar akan tetapi memiliki aroma buah yang kurang dibanding lokal. Pemuliaan stroberi dapat diarahkan menuju perakitan varietas stroberi berdaya hasil tinggi dan juga memiliki aroma buah yang wangi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter kuantitatif dan kualitatif serta kombinasi persilangan pada empat varietas stroberi. Penelitian dilaksanakan di lahan petani di Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Kota Batu pada bulan September hingga Desember 2013. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan yaitu (EB) : varietas earlibrite; (SC) : varietas sweet Charlie; (CL) : varietas california; (LB) : lokal batu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas lokal memiliki jumlah anakan yang lebih banyak, umur berbunga yang lebih lambat dan bobot buah yang lebih kecil daripada varietas introduksi. Varietas lokal juga memiliki aroma yang lebih harum dan kekerasan buah yang lebih lunak daripada varietas introduksi. Hasil persilangan menunjukkan rata rata keberhasilan persilangan adalah 61.84 %

    Eksplorasi Dan Identifikasi Karakter Morfologi Tanaman Suweg (Amorphophallus Campanulatus Bl) Di Jawa Timur

    Get PDF
    Suweg merupakan salah satu dari tanaman penghasil umbi di Jawa Timur. Tanaman suweg di Jawa Timur telah dibudidayakan secara teratur sebanyak 82,7%, umbi suweg memiliki potensi yang besar untuk dijadikan sebagai bahan diversifikasi pangan dimasa depan. Pengembangan terhadap tanaman suweg, misalnya perakitan varietas belum banyak dilakukan. Langkah awal dalam melakukan perakitan varietas yang harus dilakukan adalah eksplorasi plasma nutfah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tanaman suweg di Jawa Timur, mengetahui perbedaan karakteristik tanaman serta hubungan kekerabatan tanaman suweg dalam kabupaten yang sama maupun pada kabupaten yang berbeda. Penelitian dilaksanakan di wilayah Jawa Timur, meliputi Kabupaten Malang, Blitar, Ponorogo dan Madiun. Pemilihan lokasi ditentukan berdasarkan hasil survey pendahuluan. Penelitian dilakukan mulai bulan Maret hingga Juni 2014. Analisis data menggunakan metode deskriptif yaitu menyederhanakan dan menata data untuk memperoleh gambaran secara keseluruhan dari obyek yang diamati. Selain penggunaan analisis deskriptif, dilakukan analisis kekerabatan menggunakan analisis data cluster. Pada analisis kekerabatan similarity matrix dihitung secara manual, sedangkan dendrogram dibuat dengan menggunakan software NTSys. Hasil penelitian diperoleh 14 sampel tanaman dari 12 lokasi. Dua sampel dari Blitar lokasi 2 dan Blitar lokasi 3 merupakan suweg varian 2. Analisis kekerabatan menunjukkan hubungan yang beragam dengan nilai matriks kemiripan 0,28 – 0,91, hal ini menunjukkan bahwa keragaman tanaman suweg di Jawa Timur sangatlah tinggi

    Seleksi Calon Tetua Galur Mandul Jantan (F1) Padi Hibrida (Oryza Sativa L.) Terhadap Sterilitas Polen Dan Ketahanan Penyakit Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas Oryzae)

    Full text link
    Calon tetua galur mandul jantan (F1) padi hibrida merupakan hasil persilangan antara galur mandul jantan (P1) dengan P2 (pewaris sifat tahan hawar daun bakteri). Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui sterilitas polen galur F1 dan karakter morfologis galur F1 serta (2) mengetahui ketahanan galur F1 terhadap penyakit hawar daun bakteri. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari–Mei 2013 di lahan riset PT. DuPont Indonesia (Pioneer) yang berada di desa Ngijo, kecamatan Karangploso, kabupaten Malang. 106 galur F1 (galur 13CCMS001A – 13CCMS108A) ditanam berdasarkan rancangan acak kelompok perluasan (augmented design) dan perbedaan rata-rata antar galur dan kultivar pembanding didasarkan pada hasil uji LSI (Least Significant Increase) pada taraf 5%. Rancangan percobaan terdiri dari 6 blok acak. Tiap blok terdiri atas 19 plot percobaan, yaitu 18 plot galur F1 dan 1 plot cek. Cek terdiri atas varietas peka (IR64) dan varietas tahan (IRBB21 dan IRBB7). Pengamatan meliputi : (1) sterilitas polen diamati menggunakan mikroskop; (2) pengamatan karakter warna polen dan posisi malai; (3) skoring serangan penyakit; dan (4) intensitas serangan penyakit. Berdasarkan hasil seleksi yang diperoleh terhadap ke empat pengamatan tersebut, diperoleh 14 galur F1 terpilih hasil seleksi

    Pengaruh Tingkat Kemasakan Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Cabai Rawit (Capsicum Frutescent L.) Varietas Comexio

    Full text link
    Kualitas benih merupakan salah satu factor penting dalam budidaya tanaman. Salah satu benih cabai rawit yang memiliki produktivitas tinggi adalah varietas Comexio, namun dalam 2 tahun terakhir varietas ini mengalami kemunduran fisiologis, yakni daya tumbuh yang menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui umur masak fisiologis yang tepat untuk mendapatkan benih yang memiliki vigor dan viabilitas tinggi dan pengaruh kemasakan benih terhadap produksi segar buah cabai rawit. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Desember 2013, di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Bahan yang digunakan adalah benih cabai rawit varietas Comexio. Penelitian ini menggunkan 2 rancangan, untuk musim 1 berdasarkan perlakuan, yakni 35, 40, 45, 50, 55, dan 60 hari buah yang dipanen setelah bunga mekar, yang bertujuan untuk menghasilkan benih dengan RAL, karena dilaksanakan di Laboratorium, dan musim 2 untuk menghasilkan buah segar menggunakan RAK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemasakan benih berpengaruh nyata terhadap kadar air, daya berkecambah benih, bobot 1000 butir, vigor, dan laju perkecambahan benih, namun tidak berpengaruh nyata terhadap parameter musim tanam 2, yakni umur berbunga, tinggi tanaman, panjang dan diameter buah, bobot perbuah, rata-rata jumlah buah setiap panen, dan rata-rata bobot buah setiap panen

    Pengaruh Generasi Benih Terhadap Pertumbuhan Dan Pembungaan Krisan (Chrysanthemum) Varietas Rhino

    Full text link
    Krisan (Chrysanthemum) merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain seruni atau bunga emas (Golden Flower). Pada budidaya krisan untuk bunga potong, kualitas benih sangat mempengaruhi hasil pembungaannya. Banyak kasus menunjukkan bahwa kualitas tanaman induk yang buruk berkaitan dengan rendahnya kualitas stek yang dihasilkan. Dalam produksi bunga, biasanya benih yang dipakai adalah benih sebar (generasi keempat). Akan tetapi dikalangan petani tidak mengetahui generasi ke berapa benih yang digunakan untuk ditanam dan diproduksi menjadi bunga potong, sehingga jika benih yang digunakan yaitu benih generasi tua maka kualitas bunga potong menjadi menurun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh generasi benih terhadap pertumbuhan dan pembungaan tanaman krisan (Chrysanthemum). Bahan yang digunakan adalah benih krisan G1, G2, G3, G4, G5 dan G6 yang telah berakar serta varietas krisan yang digunakan yaitu varietas dengan tipe spray (tipe dengan satu tangkai terdiri dari beberapa bunga) yaitu Rhino. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan beberapa generasi benih krisan memberikan pengaruh tidak nyata pada seluruh komponen pertumbuhan tanaman dan produksi bunga. Benih G1, G2, G3, G4, G5 dan G6 merupakan bahan tanam yang dapat digunakan untuk produksi bunga potong karena memiliki hasil pertumbuhan yang seragam

    Kajian Awal Prospek Bahan Galian Monasit Di Kendawangan Kalimantan Barat

    Full text link
    Daerah Kendawangan termasuk dalam cakupan area geologi regional Ketapang yang teridentifikasi mengandung endapan mineral radioaktif berupa monasit yang mengandung uranium (U), thorium (Th) dan unsur tanah jarang (REE). Hasil analisis butir contoh mineral berat menunjukkan kandungan butiran mineral monasit mencapai 63% dan zirkon mencapai 40%, hasil analisis butiran dari contoh batuan terdapat contoh mengandung monasit 0,11%. Kajian ini dilakukan terhadap data sekuder yang mencakup aspek geologi, batuan sumber, perangkap dan interpretasi sebaran endapan plaser mineral berat mengandung monasit dan zirkon. Tujuan yang ingin diperoleh adalah karakter geologi dan sebaran sumberdaya bahan galian monasit dan zircon. Batuan sumber bahan galian monasit, berupa granit berumur 77–15 juta (Yura – Kapur Akhir), termasuk tipe S dari kelompok granit alkali yang terbentuk pada fasa pegmatitik (pegmatitic stage) yang terdefrensiasi tingkat lanjut pada suhu 550 °C–600 °C. Granit mempunyai nilai radioaktivitas anomali 400 c/s - 9200 c/s dengan mineral penciri berupa K-felspar, kuarsa dan plagioklas, mineral penyerta berupa thorit, monasit, zirkon dan alanit. Kadar uranium batuan granit berkisar dari 2,5 ppm - 64,8 ppm. Sebaran lateral endapan plaser aluvial mengandung monasit menempati dataran lembah banjir antar perbukitan, mengkuti pola sebaran batuan granit. Daerah prospek monasit terletak pada dataran lembah banjir seluas 225.040 Ha terdistribusi di daerah aliran sungai (DAS) Sungai Kendawangan (107.800 Ha), DAS Sungai Airtanah dingin (27.610 Ha), DAS Sungai Tapah (42.010 Ha) dan DAS Sungai Naning (45.010 Ha). Daerah potensial tersebut merupakan target prospeksi bahan galian pada tahap penelitian lapangan selanjutnya. Kendawangan areas is included in the regional geological coverage area of Ketapang that is identified have monazite deposits with radioactive minerals contain is uranium (U), thorium (Th) and rare earth element (REE). Results of grain counting analysis shows the content of the mineral monazite and zircon in heavy mineral grains reached 63% to 40% (of total grains), the analysis of rock samples contained grains of 0.11% monazite. The study was conducted on secondary data covering aspects of geology, source rock, traps and interpretation of heavy mineral distribution placer contain monazite and zircon. Objectives to be obtained is information about the character of the geology and distribution of monazite mineral resources with Thorium-contain and zircon. Source rock of monazite minerals is a granite 77-150 million age (Jurassic - Late Cretaceous), including the S type of the alkaline granites, formed in pegmatitic stage which advanced differentiated at a temperature 550-6000C. The anomalous radioactivity of Granite has a value of 400 c/s-9200 c/s with the characterized minerals are K-feldspar, quartz and plagioclase, minerals accompanying the form as thorite, monazite, zircon and alanite. Uranium range of the granitic rocks is 2.5 ppm - 64.8 ppm. The lateral distribution of alluvial deposits containing monazite placer occupy at flood plains valley between of hilly land area 225,040 Ha, obeying the distribution pattern of granitic rocks. Monazite propek area lies in the valley flood plain of the watershed at Sungai Kendawangan (107,800 Ha), Sungai Airtanah dingin (27,610 Ha), Sungai Tapah (42,010 Ha) dan Sungai Naning (45,010 Ha).The potential is area target to ore deposit prospection at the next stage field investigation

    Aplikasi Kolkhisin Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Benih Sawi (Brassica Rapa)

    Full text link
    Kolkhisin merupakan suatu senyawa yang dapat mempengaruhi penggandaan kromosom pada proses pembelahan sel. Pemberian kolkhisin pada tanaman sawi diharapkan dapat merubah morfologi tanaman sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan maupun produksi benih yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi kolkhisin dan lama perendaman terhadap pertumbuhan dan produksi benih sawi.Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai Januari 2013 di Desa Karangploso, Kabupaten Malang, Universitas Brawijaya, menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) dengan 8 perlakuan kombinasi dan 5 kali ulangan.Faktor 1 ialah konsentrasi kolkhisin: 0,01% (S1) dan 0,02% (S2). Faktor 2 ialah lama perendaman: 2 jam (W1), 4 jam (W2), 6 jam (W3), dan 8 jam (W4). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan kolkhisin konsentrasi 0,01% dan 0,02% dengan lama perendaman 2,4,6 dan 8 jam memberikan pengaruh yang berbeda terhadap jumlah daun, luas daun, bobot basah, bobot kering, dan umur berbunga pada tanaman sawi
    corecore