6 research outputs found

    Penyediaan Jamban Sehat Sederhana Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan Tambakwedi, Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya

    Full text link
    Wilayah pemukiman di pesisir masih banyak yang tergenang air kotor berasal dari air laut dan air buangan rumah tangga, sehingga berdampak pada kondisi sanitasi penduduk yang sampai saat ini masih belum terselesaikan. Permasalahan ini ditambah lagi dengan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku bebas BABS atau Open Defecation Free (ODF). Hal ini dipicu karena masih cukup banyak warga (sekitar 30%) yang masih buang air besar sembarangan dan hanya berpendidikan SD sehingga pengetahuan dan kepedulian masyarakat akan lingkungan masih sangat kurang. Berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh Puskesmas Tambakwedi diketahui pemicuan sudah dilakukan di RW 1 dan RW 2 dengan total warga yang masih belum berubah perilaku BABs (open defecation) sebanyak 65 KK. Total warga tersebut tersebar di seluruh RT yang ada di RW 1 dan RW 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan modifikasi pemicuan bagi warga yang belum terpicu dan melakukan pembangunan jamban sehat sederhana untuk warga yang belum terpicu. Tahapan umum proses studi ini meliputi pengumpulan dan analisa data, implementasi. Hasil studi lapangan didapatkan 7 rumah bersedia untuk dibangunkan jamban sehat sederhana

    Pengembangan Teknologi Air Bersih Masyarakat Dalam Rangkaian Percepatan MDG's 2015 Di Kabupaten Malang

    Full text link
    MDG's (Millenium Development Goal's) 2015 menjadi salah satu komitmen percepatan sanitasi yang harus dicapai di seluruh wilayah Indonesia. Kondisi pelayanan air bersih penduduk Indonesia masih tergolong kurang memenuhi aspek keberlanjutan di segi kualitas dan kuantitas. Selain itu, pemerataan pelayanan penyediaan air bersih masih kurang, terutama pada daerah perdesaan. Maka dalam rangka percepatan capaian akses air bersih di wilayah Indonesia, perlu adanya evaluasi dari aspek teknologi, sosial, dan budaya. Pada studi kasus program percepatan sanitasi, Kabupaten Malang, Desa Argosari menjadi salah satu kawasan strategis yang memiliki potensi sumber daya alam sebagai wilayah konservasi lingkungan dalam pelestarian hutan dan perlindungan air bersih. Sehingga memiliki potensi sumber air (mata air) yang berkualitas. Namun permasalahan yang yang terjadi, hampir seluruh masyarakat tidak memiliki akses air bersih yang layak. Sehingga, penerapan teknologi distribusi air bersih diaplikasikan untuk meningkatkan kapasitas penduduk yang terlayani dengan air bersih dan diharapkan dapat mempercepat capian sanitasi Indonesia di tahun 2015

    Ensuring Water Availability in Surabaya Through Integrated Water Resources Management Implementation

    Full text link
    Surabaya is inhabited by 3.074.883 lives with majority drinking water comes from local water company (97%). It uses raw water from Surabaya River that is located in the downstream of Brantas River Basin. The streamflow is smaller than upstream because it is used by another water user. Moreover, the pollution load is accumulated so that the degree of treatment is complicated.Brantas River Basin management is needed to ensure water availability, especially in Surabaya. It can be achieved with the implementation of integrated water resources management (IWRM). A survey using in-depth interview (IDI) were conducted to management agency of Brantas River Basin called Jasa Tirta 1 Public Company (Perum Jasa Tirta 1). It will be compared with the principle of IWRM to assess the state of implementation on the Brantas River Basin.The result shows that the management pattern corresponding with IWRM, except for the mitigation of climate change. Climate change influences water availability and sustainability. An important factor in ensuring water availability in Surabaya is the adoption of effective water management. Even though the implementation of IWRM is not complete yet, it can be achieved by making water supply and demand effectivel

    Efek EM4 pada Penguraian Lumpur Tinja secara Anaerobik

    Full text link
    Lumpur tinja (septage) dalam septic tank terdiri atas feses, urine, dan air. Produk biostarter EM4 merupakan salah satu alternatif penanganan lumpur tinja dengan harga terjangkau dan mudah ditemukan di pasaran. Penelitian ini bertujuan menganalisis efek EM4 pada penguraian lumpur tinja dalam kondisi anaerobik. Penelitian skala laboratorium ini menggunakan reaktor dengan sistem batch sebanyak 66 buah, dengan destructive sampling method. Setiap reaktor diisi dengan lumpur tinja sebanyak 1200 mL. Penelitian ini dilakukan dalam waktu 2 (dua) bulan. Terdapat 5 (lima) variasi perlakuan yaitu tanpa EM4 atau blanko (P1), EM4 1,2 mL atau 0,1% v/v (P2), EM4 4,8 mL atau 0,4% v/v (P3), EM4 9,6 mL atau 0,8% v/v (P4), dan EM4 1,2 mL + media attached growth (P5). Parameter yang dianalisis meliputi TSS (termasuk VSS dan FSS), BOD5, COD (termasuk CODrb), volume lumpur dan supernatan dalam reaktor, pH, dan temperatur. Nilai BOD5, COD (0,45 mikron), CODrb (0,22 mikron) semakin menurun selama penelitian berlangsung, namun TSS mengalami kenaikan. Pemisahan antara lumpur dan supernatan terbaik adalah pada P4 = P5 > P3 > P2 > P1. Hasil menunjukkan bahwa semua perlakuan berada pada rentang pH optimum yaitu 6,5 hingga 8,0. Sementara itu, temperatur semua perlakuan berada dalam rentang 30-34°C (mesophilic). Konsentrasi terbaik yang dipilih untuk penguraian lumpur tinja secara anaerobik menggunakan EM4 adalah 9,6 mL atau 0,8% v/v. Konsentrasi ini dipilih karena menunjukkan penyisihan paling signifikan terhadap volume lumpur, BOD5, COD, dan CODrb masing-masing sebesar 71%, 91%, 94%, dan 100%, dibandingkan variasi konsentrasi lainnya

    Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Komunal di Kelurahan Kedung Cowek sebagai Upaya Revitalisasi Kawasan Pesisir Kota Surabaya

    Full text link
    Dalam mencapai universal acces tahun 2019, masih terdapat 15.958 rumah tangga yang tidak mendapatkan akses sanitasi yang layak di Kota Surabaya. Salah satu kelurahan yang disoroti adalah Kelurahan Kedung Cowek, sedangkan kelurahan ini merupakan kawasan pesisir yang akan menjadi objek pengembangan wisata Kota Surabaya. Kelurahan Kedung Cowek masih minim infrastruktur lingkungan yang memadai. Serta diketahui sebagian besar warga Kelurahan Kedung Cowek masih melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Studi ini ditinjau dari aspek teknis dan finansial. Segi teknis meliputi perhitungan debit air limbah, diameter pipa, penanaman pipa, dimensi IPAL Komunal dan gambar teknik perencanaan, sedangkan aspek finansial meliputi investasi pembangunan, biaya operasi pemeliharaan, dan kesediaan masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam program IPAL Komunal. Observasi data dilakukan dengan mewawancara masyarakat setempat. Hasil wawancara meliputi beberapa aspek informasi penting yang dapat menunjang perencanaan tugas akhir, antara lain kepemilikan WC pribadi, pekerjaan, penghasilan, dan pemakaian air bersih. Sementara untuk kualitas air limbah didapatkan dari literatur dengan kriteria kawasan pemukiman pesisir yang hampir serupa seperti Kelurahan Kedung Cowek. Perencanaan IPAL Komunal diharapkan bisa menjadi salah satu upaya revitalisasi kawasan pesisir yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Adapun aspek yang dituju dari revitalisasi kawasan pesisir Kota Surabaya antara lain ekonomi-wisata, ekologis dan politis. Hasil dari perencanaan ini berupa Sistem Penyaluran Air Limbah (SPAL) dan IPAL Komunal berupa Anaerobic Baffled Reactor (ABR) dan Aerobic Filter (AF). Area pelayanan mencakup RW 02 dan RW 03 dengan persen pelayanan 80% di tahun 2017, 85% di tahun 2026, dan 90% di tahun 2036. Keterlibatan masyarakat sangat dianjurkan untuk menjaga kesinambungan pengoperasian sarana kesehatan lingkungan. Adanya pembentukan UPT dan kader lingkungan akan memudahkan kegiatan pengoperasian dan perawatan SPAL & IPAL Komunal Kelurahan Kedung Cowek sedangkan besarnya biaya retribusi swadaya masyarakat sebesar Rp 10.000,00/KK.bula
    corecore