19 research outputs found

    Studi Analisa Plankton Untuk Menentukan Tingkat Pencemaran Di Muara Sungai Babon Semarang

    Full text link
    Daerah Aliran Sungai (DAS) Babon merupakan salah satu DAS yang sangat penting bagi kelangsungan ekosistm khususnya wilayah Semarang dan sekitarnya. Plankton merupakan organisme perairan yang keberadaannya dapat menjadi indikator Perubahan kualitas biologi perairan sungai. Plankton memegang peran penting dalam mempengaruhi produktivitas primer perairan sungai. Perairan sungai Babon secara nyata telah menerima limbah yang berasal dari kegiatan industri yang berada di sekitar sungai Babon dan limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga (domestik). Keadaan ini diduga menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan muara Sungai Babon. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji bagaimana tingkat pencemaran di muara Sungai Babon. Pengamatan dilakukan berdasarkan analisis SI (Saprobik Indeks) dan TSI (Tropik Saprobik Indeks) untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencemaran yang terjadi. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah fitoplankton dan zooplankton yang berada di muara Sungai Babon berikut parameter fisika dan kimia. Kelimpahan fitoplankton di muara Sungai Babon adalah 10.765 – 13.777 ind/L dengan 19 - 24 genera. Kelimpahan zooplankton adalah 218-241 Ind/m3 dengan 9 genera. Berdasarkan kelimpahan plankton maka didapatkan nilai Saprobik Indeks (SI) berkisar 0,07 - 0,34 dan nilai Tropik Saprobik Indeks berkisar (-0,73) – (-0,98) kualitas perairan muara sungai Babon selama penelitian termasuk dalam tingkat α-Mesosaprobik atau dalam kondisi tercemar sedang hingga berat

    Penilaian Pencemaran Perairan di Polder Tawang Semarang Ditinjau dari Aspek Saprobitas

    Full text link
    Pencemaran air adalah suatu Perubahan keadaan disuatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Polder Tawang Semarang merupakan suatu sistem untuk memproteksi air limpahan dari luar kawasan dan mengendalikan muka air di dalam Kota Lama. Polder Tawang Semarang mempunyai masalah pencemaran akibat limbah yang berasal dari limbah kota, pasar ikan, industri, dan rumah tangga yang masuk ke perairan yang berpengaruh terhadap kekeruhan,bau air dan pertumbuhan mikroorganisme.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mengetahui tingkat saprobitas di Polder Tawang Semarang berdasarkan nilai SI (Saprobik Indeks) dan TSI (Tropik Saprobik Indeks), mengetahui hubungan antara saprobitas perairan dengan variabel kualitas air (BOD dan DO), serta mengetahui tingkat pencemaran air menggunakan penilaian saprobitas perairan. Penelitian ini menggunakan plankton sebagai materi utama yaitu sampel air dan sampel plankton. Komunitas fitoplankton yang terdapat di Polder Tawang Semarang terdapat 14 genera fitoplankton. Berdasarkan nilai kelimpahan individu fitoplankton dengan nilai rata-rata sebesar 8.423- 8.774 ind/L, sedangkan nilai Saprobik Indeks (SI) berkisar (-0,33) – (0,09) dan Tropik Saprobik Indeks berkisar (-0,67) – (0,14) maka tingkat pencemaran di Polder Tawang Semarang selama penelitian diketegorikan sebagai pencemaran sedang sampai berat (α-mesosaprobik). Dari hasil uji regresi antara saprobitas perairan dengan BOD dan DO menunjukkan adanya korelasi yang kuat yang berarti kontribusi pengaruh BOD dan DO terhadap saprobitas cukup besar

    Pengaruh Perbedaan Jenis Pupuk Terhadap Pertumbuhan Nannochloropsis SP. Dilihat Dari Kepadatan Sel Dan Klorofil Α Pada Skala Semi Massal

    Full text link
    Banyak pihak yang tertarik pada pembudidayaan mikroalga, karena selain mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, mudah didapat dan dikembangkan. Fitoplankton yang merupakan sumber rantai makanan di laut berperan sebagai produsen mikroalga. Tujuan Penelitian ini untuk melihat pengaruh jenis pupuk yang berbeda terhadap kepadatan sel dan kandungan klorofil α dari fitoplankton Nannochloropsis sp., agar dapat dilihat pupuk terbaik yang dapat digunakan untuk pertumbuhan, dalam skala semi massal, dan untuk mengetahui pertumbuhan Nannochloropsis sp. yang dilihat dari kepadatan sel dan kandungan klorofil α tertinggi dari jenis pupuk yang berbeda. Metode yang digunakan adalah eksperimentasi dengan menerapkan teknik kultur skala semi massal, dengan diberikan perlakuan dari tiga jenis pupuk yang berbeda Walne, BBLsm dan Guillard diberlakukan masing-masing tiga kali ulangan. Pertumbuhan yang cepat terjadi melalui pembelahan sel sehingga pertumbuhannya dapat didorong dengan memperkaya kandungan kultur melalui pemupukan, menurut Kurniaty (2009) skala semi massal menggunakan pupuk bahan kimia murni Pro Analisis, pupuk teknis. Kemudian dilakukan pengamatan dan perhitungan kepadatan sel dan pengukuran kandungan klorofil α. Setelah dilakukan pengamatan dilakukan analisa data untuk mengetahui perbedaan dan keterkaitan antar perlakuan terhadap pertumbuhan Nannochloropsis sp. Hasil analisis data menunjukkan bahwa semua pupuk mempengaruhi pertumbuhan Nannochloropsis sp. yang dilihat dari kepadatan sel dan kandungan klorofil α, perlakuan dengan pupuk BBLsm lebih unggul dibanding dengan perlakuan yang lain, yaitu pada masa puncak dengan kepadatan 5416 x 104 sel/ml dengan kandungan klorofil 5,82 μg/l, pupuk Guillard yang mengalami puncak kepadatan sel pada hari ke-delapan yang mengahasilkan 4741 x 104 sel/ml dengan kandungan klorofil 6,54 μg/l dan pupuk Walne pada masa puncak menghasilkan kepadatan sel 1733 x 104 sel/ml dengan kandungan klorofil 4,13 μg/l hasilnya lebih rendah dibanding dengan perlakuan yang lain. Many partices who are interested in cultivating the mikroalga, because in addition to having a high economic value, are easily obtained and developed. Phytoplankton which is the source of the food chain in the Ocean acts as a manufacturer mikroalga. The purpose of this research was to look at the effects of different types of fertilizers on chlorophyll content and cell density of phytoplankton Nannochloropsis sp., in order that it can be seen the best fertilizer that can be used for growth, the scale of the mass, spring and to know the growth of Nannochloropsis sp. is seen from the chlorophyll content and cell density% u03B1 highest of different types of fertilizers. The method used is the experimentation by applying techniques of mass spring scale, cultures with a given treatment of three types of different fertilizer Walne, BBLsm and Guillard enacted each of the three times repeated. Rapid growth occurs through cell division so that its growth can be encouraged to enrich the content of culture through fertilization, according to Kurniaty (2009) spring mass-scale use of fertilizer chemicals, fertilizer Analysis Pro pure technical. Then conducted observation and calculation of the density of cells and measurement of chlorophyll content of% u03B1. After observations conducted data analysis to find out the difference and relation between treatment of growth of Nannochloropsis sp.. Results of the analysis of the data indicates that all fertilizer affect the growth of Nannochloropsis SP. is seen from the chlorophyll content α and cell density% u03B1, BBLsm fertilizer treatment is superior compared with other treatments, namely at the Summit with a density of 46 x 104 cells/ml with the chlorophyll content of α, fertilizer that is experiencing the peak of cell density on the eight mengahasilkan 4741 x 104 cells/ml with chlorophyll content was at 6.54% u03BCg/l and fertilizer at the time of peak produced Walne density cell 1733 x 104 cells/ml with the chlorophyll content αresults were lower compared to other treatments
    corecore