1 research outputs found

    Studi Pengaruh Substitusi Hara Makro Dan Mikro Media MS Dengan Pupuk Majemuk Dalam Kultur in Vitro Krisan

    Full text link
    Studi substitusi hara makro dan mikro media Murashige & Skoog (MS) menggunakan pupuk majemuk untuk meningkatkan efisiensi kultur in vitro krisan (Dendranthema grandiflora) dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan, Kebun Percobaan Cipanas, Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) dari Bulan Januari hingga Desember 2010. Aplikasi pupuk majemuk sebagai substitusi hara makro-mikro MS diharapkan dapat menurunkan biaya produksi benih melalui kultur in vitro, khususnya dalam penyediaan media tanam. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh varietas dan kombinasi pupuk majemuk dalam meningkatkan efisiensi aplikasi kultur in vitro krisan. Varietas yang diuji ialah D. grandiflora cv. Dwina Kencana dan Pasopati, sementara pupuk majemuk yang digunakan ialah Hyponex Hijau (20:20:20), Hyponex Merah (25:5:20), dan Growmore (32:10:10) dengan komposisi uji (1) media ½ MS + 0,1 mg/l indole acetic acid (IAA) sebagai kontrol, (2) 1 g/l Hyponex Hijau + 0,1 mg/l IAA, (3) 2 g/l Hyponex Hijau + 0,1 mg/l IAA, (4) 3 g/l Hyponex Hijau + 0,1 mg/l IAA 0,1, (5) 1 g/l Hyponex Merah + 0,1 mg/l IAA, (6) 2 g/l Hyponex Merah + 0,1 mg/l IAA, (7) 3 g/l Hyponex Merah + 0,1 mg/l IAA, (8) 1 g/l Growmore + 0,1 mg/l IAA, (9) 2 g/l Growmore + 0,1 mg/l IAA, dan (10) 3 g/l Growmore + 0,1 mg/l IAA. Percobaan disusun menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis varietas dan media kultur berpengaruh terhadap keberhasilan kultur in vitro krisan. Varietas Dwina Kencana memiliki respons pertumbuhan yang lebih baik dibanding varietas Pasopati. Konsentrasi 3 g/l Hyponex Hijau yang ditambah dengan 0,1 mg/l IAA merupakan medium pengganti medium ½ MS terbaik yang mampu mendukung pertumbuhan eksplan pada Dwina Kencana maupun Pasopati. Pada umur 8 minggu setelah kultur, perlakuan tersebut memberikan rerata terbaik jumlah daun, jumlah nodus, jumlah akar, panjang akar, dan berat basah planlet. Aplikasi medium tersebut mampu menekan biaya penyediaan medium kultur per liter hingga 34,7% dibanding biaya penyediaan medium ½ MS yang mencapai Rp6.561,00 per liter. Aplikasi hasil penelitian ini memberikan dampak positif terhadap efisiensi biaya produksi kultur in vitro krisan, khususnya terkait dengan penyediaan media kultur
    corecore