11 research outputs found

    PENGARUH CUTTING SPEED TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BAHAN ALLUMININIUM ALLOY 6061 PADA PROSES PEMBUBUTAN

    Get PDF
    Pada proses pembubutan benda kerja logam terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kekasaran permukaan benda kerja. Selalin geometri sudut mata pahat, parameter pemotongan memberi pengaruh terhadap hasil yang diperoleh. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh parameter kecepatan potong terhadap kekasaran permukaan pada pembubutan benda kerja aluminium alloy 6061, Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan lima kecepatan pemotongan yaitu 200, 300, 400, 500 dan 600 m/min. Setiap kali selesai proses pemesinan dengan menggunakan masing-masing kecepatan pemotongan tersebut, benda kerja hasil pembubutan dilakukan pengukuran kekasaran permukaannya dengan menggunakan alat ukur surface test Mitotoyo tipe 211 dengan pengambilan panjang spesimen sebesar 0,25 mm. hasil penelitian diperoleh bahwa pada setiap kenaikan kecepatan potong dengan kelipatan 100 m/min maka angka penurunan kekasaran permukaan dengan TNR=0.4 adalah sebesar 9.98%, TNR=0.8 adalah sebesar 6.21% , dan TNR 1.2 adalah 3.23%. Selanjutnya, setiap pembesaran tool nose radius dengan kelipatan 0.4 mm  dihasilkan rata-rata  penurunan harga kekasaran permukaan pada Vc =200m/min adalah sebesar 26.3 %, pada Vc=300m/min adalah 22.66% , Vc= 400 m/min adalah 14.53% , Vc 500m/min adalah 12.24%, dan Vc=600m/min adalah 13.73

    PERANCANGAN PROTOTYPE CETAKAN CUTTING TOOL INSERT BENTUK RHOMBIC

    Get PDF
    Seiring perkembangan zaman, terjadi perkembangan dalam berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah pada bidang industry manufaktur. Salah satu bidang yang berkembang pada industry manufaktur adalah pada proses pemotongan yang mana pada masa ini sudah dilakukan dengan menggunakan mesin potong. Pada mesin potong bagian yang berperan penting untuk memotong material dalah mata pahat, bentuk dan ukuran dari mata pahat pun berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, salah satunya adalah mata pahat berbentuk persegi. Proses pembuatan mata pahat ini pun berbeda-beda, bergantung pada jenis bahan yang digunakan, salah satu bahan mata pahat adalah keramik, untuk pembentukan mata keramik memerlukan cetakan.Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendesain mold mata pahat. Metode yang dilakukan melalui perhitungan dan pembuatan design dengan menggunakan software Autodesk fusion 360. Bentuk cetakan yang di desain yaitu bentuk persegi empat. Bagian-bagian cetakan terdiri dari anvil, mold dan punch. Untuk proses pembentukan keramik diperlukan bahan serbuk keramik alumina seberat 5 gr. Dari hasil perancangan diperoleh gambar desin mold yang terdiri dari anvil, mold dan punch. Dan bahan yang digunakan adalah jenis tool steel

    Pengaruh Variasi Parameter Kecepatan Potong Dan Feeding Terhadap Waktu Pemesinan Pada Pembubutan Poros Bertingkat

    No full text
    Parameter merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembubutan . Parameter yang baik akan memberikan hasil bubut yang baik dan sesuai dengan keinginan sedangkan parameter yang buruk akan memberikan hasil yang kurang memuaskan dan tidak sesuai dengan yang diinginkan . Menemukan parameter yang sesuai atau parameter rekomendasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembubutan karena dengan parameter yang sesuai akan didapatkan kualitas hasil bubut yang diinginkan dan proses pembubutan yang paling ekonomis . Salah satu hal yang sangat mempengaruhi biaya dalam proses pemesinan mesin bubut adalah waktu pemesinan . Di mana dengan waktu pemesinan yang singkat dalam pembuatan produk maka produk yang dapat dihasilkan akan menjadi lebih banyak dan biaya pemesinan dapat di kurangi . Oleh karena itu menemukan parameter rekomendasi yang memiliki waktu pemesinan tersingkat dalam pembuatan produk menjadi hal yang sangat penting. Dalam penelitian ini dilakukan varasi kecepatan potong dan feed untuk mengetahui pengaruh kecepatan potong dan feed terhadap waktu pemesinan dan untuk menemukan rekomendasi parameter yang memiliki waktu pemesinan paling singkat

    Kekuatan Tarik Komposit Matrik Polimer Berpenguat Serat Alam Bambu Gigantochloa Apus Jenis Anyaman Diamond Braid dan Plain Weave

    No full text
    Abstrak : Komposit merupakan suatu struktur material yang terdiri dari dua atau lebih konstituen yangdikombinasikan secara makroskopi, kombinasi tersebut tidak saling melarutkan. Matrikmenggunakan polymer dan reinforcement berupa fiber bahan alam bambu jenis gigantochloaapus dipotong berbentuk serat. Metode penelitian diawali dengan pembuatan cetakan(molding) dengan ukuran 500 x 500 x 20 mm, pemotongan bambu sebagai reinforcementberbentuk serat dengan ketebalan 1,5 mm, pembuatan anyaman tipe diamond braid dan plainweave, proses manufaktur bahan komposit dengan metode hand lay-up, ketebalan bahankomposit 4 mm, pembuatan spesimen dengan standar ASTM D3039 dengan sudut orientasi 0o,45o, 90o. Selanjutnya dilakukan proses pengujian tarik untuk mendapatkan nilai kekuatan tarikmaksimum (ultimate tensile strength). Nilai kekuatan tarik maksimum untuk spesimen diamondbraid sudut orientasi 0?: 1,963 N/mm2, 45?: 2,387 N/mm2 dan 90?: 2,253 N/mm2. Nilaikekuatan tarik maksimum untuk spesimen plain weave sudut orientasi 0?: 4,2 N/mm2, 45?:2,017 N/mm2 dan 90?: 4,2 N/mm2.Kata kunci: gigantochloa apus, diamond braid, plain weave, hand lay-up, ultimate tensilestreng. Abstract : Composite is a structure consisting of two or more constituents which combinedmacroscopically. The combination is not mutually dissolve. Using a polymer as a matrix andfiber reinforcement material in the form of natural bamboo Gigantochloa apus of fiber-shapedcut. The research method begins with making the mold with a size of 500 x 500 x 20 mm.Cutting-shaped bamboo as reinforcement fibers with a thickness of 1.5 mm, the manufacture ofwoven braid-type diamond and plain weave, the manufacturing process of composite materialsby hand lay-up method, the thickness of 4 mm of composite materials, the manufacture of thespecimen with ASTM D3039 at an angle variation of 0° orientation, 45o, 90o. Tensile testingprocess is then performed to obtain the maximum value of the tensile strength (ultimate tensilestrength). The maximum tensile strength values for diamond braid specimen : 2.253 N?: 2,387 N/ mm2 and 90?: 1.963 N / mm2, 45?orientation angle 0 / mm2. The maximum tensile strengthvalues for plain weave specimen orientation : 4.2 N / mm2.?: 2,017 N / mm2 and 90?: 4.2 N /mm2, 45?angle 0Keywords : gigantochloa apus, diamond braid, plain weave, hand lay-up, ultimate tensilestrengt

    Optimasi Pengaruh Parameter Pemotongan terhadap Umur Pahat pada Pembubutan Material AISI 4140

    No full text
    Optimasi parameter pemotongan diperuntukan pada proses pemotongan untuk mengetahui kemampuan mata pahat dalam melakukan pemotongan dalam penelitian ini, dicari nilai optimasi umur pahat terhadap parameter pemotongan yang divariasikan. Pada percobaan ini digunakan CNC bubut dengan material aisi 4140. Pembubutan dilakukan dengan variasi cutting speed 190m/min, 200m/min, 210 m/min. depth of cut 0.5mm,0.6mm, 0.7mm dan feed rate 0.1 mm/rev, 0,2 mm/rev, 0.3 mm/rev. Dengan pemeriksaan setiap lima menit untuk mengukur keausan pahat. Data hasil pengukuran tersebut diolah mengunakan metode taguchi dengan matriks orthogonal yang digunakan adalah L9(33). Hasil yang diperoleh dari perhitungan data ANOVA pada setiap parameter pemotongan dan pada setiap variasi level nya diketahui bahwa feed rate memiliki variabel yang paling berpengaruh terhadap umur pahat cutting speed memiliki variabel yang paling berpengaruh dengan kombinasi optimal cutting speed 200 m/min , depth of cut 0.5mm, dan feed rate 0.1 mm/rev

    Simulasi Material Komposit Berpenguat Serat Bambu dalam Pembuatan Komponen Front Splitter pada Mobil

    No full text
    Front splitter merupakan salah satu komponen kendaraan bermotor khususnya kendaraan beroda empat. Front splitter adalah bagian eksterior tambahan pada mobil yang berfungsi untuk mempercantik tampilan dan juga memiliki fungsi utama sebagai pemecah angin dari arah depan agar tidak langsung menabrak bagian body bawah mobil. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan faktor keamanan, keluluhan, tegangan geser,serta pergeseran dimensi antara front splitter dengan bahan komposit bambu dengan front splitter berbabahan ABS. Penelitian ini menggunakan pembebanan sebesar 300 N, 350 N, dan 400N beban ini didapat berdasarkan sumber jurnal yang ada. Simulasi penelitian ini dilakukan menggunakan aplikasi Fusion Autodesk 360 untuk menggumpulkan data dari hasil pembebanan pada front splitter bambu maupun front splitter dengan bahan ABS. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan front splitter komposit bambu memiliki nilai keamanan dan tegangan geser yang lebih besar dibanding ABS, sedangkan nilai keluluhan dari front splitter komposit bambu sedikit lebih rendah dibandingkan dengan front splitter ABS pada semua pembebanan dan mampu menggantikan front splitter ABS

    Pengaruh Parameter Permesinan Milling terhadap Kekasaran Permukaan Material Stainless Steel 304 pada Bracket Caliper Sepeda Motor Menggunakan Metode Taguchi

    No full text
    Dalam proses penggilingan, parameter cutting tool dan machining seperti spindle speed, feed rate, depth of cut dan cutting speed akan mempengaruhi kualitas kekasaran permukaan. Parameter yang tepat dan optimal akan memberikan kualitas permukaan yang merupakan kekasaran permukaan sesuai rencana. Oleh karena itu untuk meningkatkan efektivitas pemesinan, diperlukan metode untuk menghasilkan kualitas permukaan yang diinginkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kecepatan spindel yang optimal, laju umpan, kedalaman cut and cutting speed pada Stainless Steel 304 dengan proses CNC untuk mendapatkan kekasaran permukaan terendah yang diukur dengan surface roughness tester.  Metode optimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode taguchi dibantu dengan software Minitab 19 untuk mendapatkan parameter pemesinan yang optimal. Kecepatan spindel, laju umpan, kedalaman pemotongan, kecepatan potong dan kekasaran permukaan merupakan data yang sangat penting dalam penelitian ini. Eksperimen dilakukan dengan parameter yang telah ditentukan. Penelitian dilakukan dengan mengamati perubahan nilai kekasaran permukaan pada tiga variasi 550 rpm, 500 rpm dan 450 rpm pada kecepatan Spindle, 180 mm/menit, 160 mm/menit dan 140 mm/menit pada laju umpan, 0,5, 0,4 dan 0,3 pada kedalaman pemotongan dan 150 m/menit, 140 m/menit, 130 m/menit pada kecepatan potong. Hasil penelitian menemukan bahwa pada kecepatan spindel 550 rpm, kecepatan kecepatan 160 mm/menit, dan kedalaman pemotongan 0,4 menghasilkan nilai Ra terbaik pada 0.978 μm

    Pengaruh Parameter Proses 3D Printing terhadap Kualitas Prototype Ruas Jari Telunjuk Palsu Menggunakan Metode Anova

    No full text
    Tingkat kekasaran permukaan (Surface Roughness) merupakan salah satu hal penting dalam menentukan kualitas sebuah objek dalam dunia manufaktur tidak terkecuali teknologi Additive Manufacturing. Teknologi Rapid Prototyping kini berkembang dengan pesat di dunia. Teknologi 3D printing menjadi salah satu teknik yang kerap dipakai pada banyak sektor saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas prototype ruas jari telunjuk dari variasi parameter proses dengan menggunakan menggunakan metode anova dan mengetahui parameter yang terbaik untuk tingkat kekasaran permukaan. Parameter yang digunakan pada penelitian ini yaitu layer heigh, print speed dan print temperature. Layer height merupakan tingkat ketebalan lapisan dalam proses pencetakan 3D printing. Print Speed merupakan tingkat kecepatan motor printer bergerak ,kecepatan cetak menentukan seberapa cepat motor printer bergerak. Print Temperature merupakan tingkat suhu guna untuk melelehkan filament atau bahan material yang di cetak. Variasi parameter layer height yang digunakan pada penelitian ini yaitu 0.18 mm , 0.20 mm dan 0.22 mm. Variasi print speed yang digunakan yaitu 60 mm/s , 70 mm/s dan 80 mm/s . Variasi print temperature yang digunakan yaitu 235, 240 dan 245  . Pengukuran kekasaran permukaan dilakukan menggunakan Surface Roughness Tester. Dengan batasan-batasan parameter yang ada di dalam penelitian ini, disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil pengukuran tingkat kekasaran permukaan cenderung meningkat (semakin kasar) jika print speed semakin ditingkatkan. Dan print speed menjadi parameter yang paling berpengaruh terhadap tingkat kekasaran permukaan

    Pengaruh Arus Pengelasan TIG Terhadap Kekuatan Tarik Sambungan Material Stainless Steel AISI 316

    No full text
    Teknik sambungan las dalam pengelasan harus memiliki kekuatan yang kuat. Las TIG (Tungsten Inert Gas) memiliki paramater pengelasan yang berbeda beda tergantung dari material pengelasan, salah satu paramater pengelasan adalah arus dalam pengelasan karena akan mempengaruhi nilai heat input yang akan keluar. Heat input akan mempengaruhi karakteristik mekanis daerah lasan, penelitian ini bertujuan untuk melihat nilai kekuatan tarik dari perbedaan arus pada material stainless steel AISI 316 dibentuk sesuai dengan specimen pengujian tarik ASTM E8, dan filler dari bahan pengelasan adalah AISI 316, dan gas pelindung berupa gas argon. Variasi arus yang akan digunakan adalah 3 variasi yaitu 110 A, 130 A, dan 150 A. Pengujian tarik menggunakan universal material testing machine untuk mencari nilai beban maksimal yang dapat ditahan oleh daerah lasan dengan pembebanan statis. Kekuatan sambungan las tertinggi diperoleh oleh arus pengelasan sebesar 130 A dengan nilai tegangan tarik sebesar 476,4978 MPa

    Analisis Parameter Pengelasan Rotary Friction Welding pada Material S45C

    No full text
    Dalam industri logam, material berbentuk silinder padat sangat dibutuhkan. Masih sulit untuk menggabungkan bahan silinder padat saat menggunakan pengelasan fusi. Kesulitan dalam membuat sambungan tersebut dapat diatasi dengan melakukan Rotary Friction Welding (RFW). RFW ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan mesin bubut yang tersedia dengan menentukan parameter pengelasan yang tepat agar mendapatkan hasil yang terbaik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter yang dominan pada proses las gesek. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dengan mengumpulkan jurnal-jurnal yang memiliki hubungan dengan penelitian. Perbandingan dua data sekunder digunakan untuk menunjukkan korelasi antara varian yang paling dominan dan paling efektif. Metode analisis varians (Anova) digunakan untuk memperoleh nilai korelasi dari grafik koefisien, plot probabilitas normal tegangan tarik maksimum, dan signifikansi data penelitian ini. Waktu gesekan merupakan variabel yang paling signifikan karena korelasi antara waktu gesekan dan kecepatan putaran berpengaruh dominan terhadap kekuatan tarik maksimum, semakin lama waktu gesekan dilakukan pada benda kerja maka semakin tinggi kekuatan tarik Ultimate benda kerj
    corecore