7 research outputs found

    PENGARUH SENAM PERNAFASAN “SATRIA NUSANTARA” TERHADAP PERUBAHAN KADAR β-ENDORPHIN (Sebuah Kajian Endokrinologi Pada Aktivitas Fisik)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap perubahan kadar beta endorphin akibat latihan Senam Pernafasan "Satria Nusantara". Rancangan yang digunakan adalah Randomized pretest-posttest group design. Sampel sejumlah 15 orang laki-laki. Pelatihan dilaksanakan selama 7 minggu, 3 kali perminggu. Sampel darah (serum) diambil 3 kali yaitu pada awal sebelum latihan, 45 menit dan 24 jam setelah latihan terakhir. Pemeriksaan laboratorium menggunakan metode ELISA (Enzym Linked Imunosorbent Assay). Analisis data menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata kadar serum pretest sebesar 16,62 ng/ml, 45 menit post exercise sebesar 20,86 ng/ml dan 24 jam post exercise sebesar 20,39 ng/ml. Setelah dilakukan uji t, didapatkan bahwa kadar beta endorphin pretest-postest 45 menit terjadi peningkatan yang signifikan dengan p=0,000, dan pada pretest-postest 24 jam juga terdapat peningkatan yang signifikan dengan p=0,000. Disimpulkan bahwa peningkatan kadar beta endorphin 45 menit setelah latihan jauh lebih tinggi dibanding dengan pengukuran 24 jam setelah latihan. Jarak waktu pengambilan 45 menit dan 24 jam telah menunjukkan adanya penurunan kadar beta endorphin. Terjadinya penurunan ini menunjukkan adanya indikasi ke arah pulih asal. Kata kunci: beta endorphin, olahraga pernafasan. FIK, 2007 (PEND. KEPELATIHAN

    PENGARUH LATIHAN SATRIA NUSANTARA TINGKAT PRADASAR-DASAR TERHADAP PENURUNAN HORMON STRESS (KORTISOL)

    Get PDF
    This research study is aimed at revealing the influence of stressors in Satria Nusantara pre-elementary breathing exercise training towards the reduction of the level of stress hormone (Kartisol). This is an experimental research, using Randomized pretest-posttest control group design. The number of samples used in the treatment group and control group is 15 people respectively. Elisa method was used as the technique of laboratory examination. Data analysis was done through t-test, using SPSS program for Windows. Based on the results of t test analysis on Kartisol variables, there were significant differences between treatment group and control group with p = 0.002 (p <0.05). In this Kartisol variables, there was also reduction in treatment groups of 4.77 ng/ml and 0.83 ng/ml in the control group. The difference was due to breathing exercise treatment using breath control and dhikr so that psychologically treatment group will be more calm, relaxed compared to the control group. Thus breathing exercise can be one of the cheap, effective alternative exercise to reduce stress hormone levels (Kartisol). With relatively low levels of Kartisol, it will provide an opportunity for lymphocytes T to produce interleukin 2 (Th1) and interleukin 4 (Th2). Interleukin will stimulate plasma cells to produce immunoglobulin. By the increase of the activity of plasma cells, IgG also indirectly increases. Thereby, the reduction of Kartisol has a positive influence on the increase of immunoglobulin G. Based on the findings, the Satria Nusantara breathing exercise can be used as a model of alternative sports in order to improve body endurance. Key words: Influence, breathing exercise, reduction, Kartisol

    RESPONS IMUNOGLOBULIN G (IgG) DAN IMUNOGLOBULIN M (IgM) AKIBAT LATIHAN SENAM PERNAFASAN

    Get PDF
    This research aims at investigating the responses of immunoglobulin G and immunoglobulin M as the effects of breathing exercise. This is an experimental study using the pretest – posttest group design. The samples involved in this study were 10 people. This research study was conducted in 6 weeks with the frequency of three times a week. The breathing exercise consisted of 10 movements. The laboratory examination was conducted using the ELISA (Enzyme Linked Imunsorbent Assay) method. Blood samples of the participants were taken from cubital vein ± 5cc. The results of the first and second measurements on immunoglobulin M show that the levels of immunoglobulin increased by 4,7mg/dl, while on the second and third measurements on immunoglobulin M, the levels of immunoglobulin M decreased by 7,4mg/dl. On the first and second measurements, the levels of immunoglobulin G increased by 41,86mg/dl, while on second and third measurements, it increased by 79,02mg/dl. On the first and third measurement, the result shows that the levels of immunoglobulin G increased by 102,88mg/dl. The results of t-test on immunoglobulin G and immunoglobulin M on pre-and posttest show that there were significant differences. The increase of the levels of immunoglobulin was caused by physiological adaptation on immunoglobulin. The adaptation was in the form of chances from immunoglobulin M into immunoglobulin G mediated by gamma chain. The process is called Gen Switching which can be defined as the changes of one kind of immunoglobulin to another kind of immunoglobulin, for example the change of immunoglobulin M into immunoglobulin G which is mediated by gamma chain, and the change of immunoglobulin M into IgA mediated by alpha chain. Usually, immunoglobulin M will experience gen switching around day 14. By the increase of the levels of immunoglobulin G, it can be concluded that the body immunity increases as well. Thus, breathing exercise can be used as an exercise model to increase body immunity under the condition of proportional and programmed one. Keywords: response, immunoglobulin, breathing exercis

    PENGARUH LATIHAN INTERVAL TRAINING TERHADAP PERUBAHAN KEMAMPUAN FISIK ATLIT BOLA VOLI YUNIOR

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh latihan interval training terhadap perubahan kemampuan fisik atlit yunior usia 16-19 tahun pada cabang olharaga bolavoli. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain pretest-postest group design. Populasi yang digunakan adalah atlit yunior bolavoli di kabupaten Sleman Yogyakarta. Sampel dipilih secara purposive dengan ciri-ciri usia 16-19 tahun, aktif berlatih, jenis kelamin putra, bersedia menjadi sampel. Frekuensi latihan 3 kali per minggu, dilakukan selama 24 sesi. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa variabel penelitian yang di ukur ber distribusi normal dan homogen. Analisis varian menunjukkan bahwa variabel yang memperoleh hasil signifikan adalah pada unsur kemampuan fisik kekuatan otot tungkai sebesar 0,000<0,05 dan unsur kelincahan sebesar 0,000<0,05. Sedangkan variabel unsur fisik yang lainnya memperoleh hasil probabilitas diatas 0,05. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa latihan interval mampu mempengaruhi adanya perubahan kemampuan fisik (daya tahan aerobik/VO2 Max = 0,589 kg bb m/dtk, power tungkai = 1,313 cm, kecepatan reaksi = 0,001 detik, keseimbangan = 2,401 detik, kelentukan togok = 2,341cm,kekuatan tangan = 3,934kg, kekuatan kaki 19,171 kg, kekuatan punggung/ togok = 10,609kg dan kelincahan = 4,812). Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa latihan interval training dapat meningkatkan kemampuan fisik atlit bolavoli yunior

    Pengembangan Alat "SMART" (Sederhana, Murah, Akurat,Responsible ,dan Terukur) Balance Test Modification

    Get PDF
    Balance is a manifestation of the quality of a person's muscles and nerves . Today many people less attention to the element of balance in exercise. When the balance is an important element in daily activities. This study aims to develop a measuring balance with a digital approach . This study was included in research and development is done in a period of 3 years . This tool uses design innovation microcontroller system and infrared sensors . The results showed that the balance of the assays has measurement functions 4 samples at a time , using energy saver battery , capable of storing measurement data are quite a lot , portable and measurement results can be directly downloaded into the computer . Based on logical validity is valid because the measure tool compatible with the to be measured . Conclusion that innovation gauges static balance has been resolved , and declared valid with logical validity. The next stage will be a tool used to measure static balance to the athletes , non- athletes , diabetic patients , coronary heart disease , disability students and elderly

    PENGEMBANGAN SOFTWARE TES FISIK PENCAK SILAT REMAJA KATEGORI TANDING

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan instrumen tes fisik pencak silat remaja kategori tanding, (2) menghasilkan software pengolah hasil tes fisik pencak silat remaja kategori tanding, dan (3) mengetahui validitas, reliabilitas dan norma tes fisik pencak silat remaja kategori tanding. Penelitian pengembangan ini mengacu langkah yang dikembangkan oleh Borg & Gall yang di kelompokkan menjadi 6 prosedur yaitu: (1) pengumpulan informasi, (2) menganalisis hasil informasi, (3) pengembangan produk awal, (4) validasi ahli dan revisi I, (5) uji coba produk dan revisi II, dan (6) pembuatan produk akhir dan implementasi. Uji coba produk terbagi atas uji coba skala kecil melibatkan 9 pelatih perguruan kota yogyakarta dan uji sekala besar melibatkan 20 pelatih pencak silat (Pelatih Nasional wilayah DIY, Pelatih Pengda DIY dan Pelatih PORDA Kabupaten Bantul, Sleman, Kulon Progo, Kota Yogyakarta dan Gunung Kidul). Uji efektifitas melibatkan 6 pelatih dan 88 atlet pencak silat DIY (PPLP, POPNAS, PAB), PAB Sleman, Atlet POSPEDA Bantul dan Sleman. Analisis data untuk validitas dan reliabilitas instrumen menggunakan perhitungan pearson correlation, sedangkan uji efektifitas dari penggunaan software menggunakan uji paired sample t-test, dioperasikan melalui SPSS 16. Hasil penelitian berupa buku tes fisik dan aplikasi software pencak silat remaja kategori tanding dengan item tes fisik terdiri dari 8 item tes yaitu: (1) fleksibilitas (sit and reach), (2) kecepatan (sprint 30 meter), (3) kekuatan lengan (push up 30 detik), (4) kekuatan tungkai (wall sit test), (5) kelincahan (side step), (6) power tungkai (standing broad jump), (7) daya tahan anaerobik (sprint 300 meter), dan (8) daya tahan aerobik (multy fitness test). Tes dinyatakan valid dan reliabel dengan p < 0,05. Kefektifan instrumen dilihat dari persentase penilaian pelatih dalam kategori baik dan sangat baik. Sedangkan software dinyatakan efektif dengan p < 0,05. Kata kunci: software, tes pengukuran, kondisi fisik, remaja, pencak sila

    PERILAKU HIDUP SEHAT PARA LANSIA KORBAN ERUPSI MERAPI PASCA BENCANA DI KECAMATAN CANGKRINGAN SLEMAN DIY

    No full text
    Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat perilaku hidup sehat para lansia korban erupsi merapi pasca bencana di di Kecamatan Cangkringan Sleman DIY. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dengan metode survai melalui serangkaian proses pengumpulan data yang meliputi kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah para lansia korban bencana erupsi merapi yang berada di Kecamatan Cangkringan Sleman DIY berjumlah 50 orang yang diambil secara insidental. Instrumen dalam Peneltian ini berupa adalah kuesioner perilaku hidup sehat lansia korban bencan erupsi merapi yang terdiri atas faktor perilaku kebersihan perorangan, makan dan minum, tidur/istirahat, dan kesehatan jasmani sebanyak 34 butir. Data yang diperoleh dari penelitian ini selanjutnya dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan teknik persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perilaku hidup sehat para lansia korban erupsi merapi pasca bencana di Kecamatan Cangkringan termasuk dalam kategori sedang. Hal ini didasarkan pada para lansia yang termasuk kategori tinggi sebanyak 10 orang (20 %), sedang sebanyak 35 orang (70 %), dan buruk sebanyak 5 orang (10 %) serta nilai rata-rata (mean) sebesar 91,92 berada pada rentang 83-101 yaitu kategori sedang
    corecore