171 research outputs found

    Kebutuhan Terhadap Penggunaan Traktor Di Kabupaten Karawang Dihubungkan Dengan Jadwal Irigasi

    Full text link
    IndonesianPerbedaan pendapat mengenai manfaat penggunaan traktor di satu pihak dan dampak penggunaannya terhadap kesempatan kerja bagi buruh tani di pihak lain, merupakan ajang diskusi yang cukup menarik akhir-akhir ini. Dalam studi ini ditelaah kebutuhan mengenai penggunaan traktor di daerah Karawang dengan asumsi bahwa para petani harus mampu menyelesaikan pengolahan tanah sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh Panita Irigasi setempat. Pertama-tama dihitung berapa tenaga kerja yang tersedia di suatu wilayah, termasuk ternak. Kemudian dibuat model yang menggambarkan mobilitas tenaga kerja untuk pindah dari golongan yang satu ke golongan yang lain. Berdasarkan data itu dihitung, dengan menggunakan Rancangan Linier (Linear Programming), kebutuhan tenaga traktor di Karawang untuk masing-masing golongan irigasi. Ternyata bahwa tanpa traktor para petani tidak akan mampu menyelesaikan pengolahan tanah sesuai dengan jadwal. Karena itu untuk memungkinkan dilaksanakannya jadwal pengolahan tanah yang sesuai dengan jadwal irigasi, diperlukan tenaga traktor

    Analisis Kritis Terhadap Paradigma Dan Kerangka Dasar Kebijakan Ketahanan Pangan Nasional

    Full text link
    Strategi kebijakan ketahanan pangan nasional yang efektif dan efisien hanya dapat dirumuskan bila didasarkan pada paradigma yang tepat. Paradigma ketahanan pangan terus berkembang seiring dengan Perubahan konteks permasalahan dan perkembangan pemahaman ilmiah. Tulisan ini menguraikan evolusi perkembangan paradigma ketahanan pangan dan penerapannya dalam Perumusan strategi dan kerangka kerja kebijakan ketahanan pangan di Indonesia. Diungkapkan bahwa kebijakan yang berorientasi pada swasembada pangan termasuk ketegori paradigma pendekatan pengadaan pangan (food availability approach) yang secara empiris terbukti tidak menjamin ketahanan pangan keluarga atau individu. Paradigma yang lebih sesuai ialah pendekatan perolehan pangan (food entitlement approach). Untuk itu perlu disusun kebijakan komprehensif yang mencakup dimensi pengadaan, akses dan penggunaan pangan serta mitigasi atas risiko ketiga dimensi tersebut dalam skala makro-mikro terpad

    Opsi Kebijakan Memulihkan Anjlok Harga Cengkeh

    Full text link

    Pertumbuhan Ekonomi Dan Nilai Tukar Barter Sektor Pertanian

    Full text link
    This paper develops a theoretical framework for the dynamics of the agricultural barter terms of trade using both mathematical and graphical analysis. The analysis shows that the agricultural barter terms of trade tends declining as the economy growing. This declining trend is due to the fact that the demand for agricultural product is inelastic with respect to real income changes. The declining trend of the agricultural barter terms of trade is also generally enhanced by the government interventions which biased toward the production of agricultural product, consumers and industrial sector development. Moreover, the assymmetrical bargaining power between the agricultural and the non-agriculture sectors further induces the declining trend of the agricultural barter terms of trade

    Sources of Major Agricultural Export Earnings Stability in Indonesia

    Full text link
    IndonesianStabilitas penerimaan ekspor adalah penting untuk mengurangi premi resiko bagi eksportir. Oleh karena itu, stabilitas penerimaan ekspor dapat mempengaruhi volume ekspor, dan selanjutnya tingkat produksi. Stabilitas penerimaan ekspor juga penting bagi pemerintah dalam mengelola cadangan devisa. Stabilitas penerimaan ekspor juga mempengaruhi tingkat nilai tukar. Oleh karena itu, pemahaman akan sumber penyebab ketidakstabilan penerimaan ekspor adalah sangat penting, sehingga dapat diambil kebijakan yang tepat. Dalam penelitian ini dibahas sumber ketidakstabilan penerimaan ekspor dari empat komoditi ekspor utama Indonesia yaitu karet, kopi, kelapa sawit, dan teh dengan mempergunakan sidik ragam. Komoditi yang paling tidak stabil nilai ekspomya adalah karet dan kopi. Sumber utama ketidakstabilan penerimaan dari ekspor karet adalah harga Internasional selama periode 1976-1985. Harga Internasional merupakan sumber utama ketidakstabilan dari ekspor kopi pada periode 1976-1980. Namun, pada periode 1981-1985 volume eksporlah yang menjadi sumber utama ketidakstabilan. Kelapa sawit dan teh sama seperti ketidakstabilan pada kopi.EnglishExport earning stability is important for exporters to reduce risks premium. Hence, it may affect the volume of export and then production. For the government export earning stability is important in managing its foreign exchange reserve. Export earning stability may also affect the prevailing exchange rate. Understanding the causes of export earning instability will be useful in taking appropriate policies for the export earning stabilization. This paper decomposes the export earning sources of instability of four Indonesia major agricultural export commodities: rubber, coffee, palm oil, and tea using variance analysis. The most unstable is rubber export and followed by coffee. The main source of instability for rubber is International price for the 1976-1985 period. Price was the main source of instability for coffee during the 1976-1980 period. But in the 1981-1985 period, quantity is the main source of export earning instability. Palm oil and tea follow the same pattern with coffee

    The Oil and Fat Processing Industries Employment and Income Linkages in Indonesia

    Full text link
    IndonesianMinyak sawit dan kopra merupakan dua komoditas hasil perkebunan yang penting di Indonesia. Minyak sawit terutama dihasilkan oleh perkebunan besar, sedangkan kopra dihasilkan oleh perkebunan rakyat. Kedua komoditas ini dapat diekspor secara langsung atau dipakai sebagai bahan baku industri minyak dan lemak. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan industri pengolahan minyak dan lemak akan sangat berguna untuk mendorong ekspor, pendapatan dan penyerapan tenaga kerja. Industri tersebut memungkinkan terjadinya substitusi ekspor dari komoditas primer ke komoditas sekunder (olahan). Substitusi impor ini sangat penting untuk menstabilkan dan meningkatkan harga ekspor. Disamping itu pengembangan industri pengolahan dalam negeri bermanfaat untuk mengurangi ketergantungan terhadap ekspor (pasar dunia). Penelitian ini juga menunjukkan bahwa industri minyak dan lemak bersifat padat modal. Ia mempunyai daya serap tenaga kerja yang kecil namun menghasilkan nilai tambah yang besar. Sebagian besar tenaga kerja dan nilai tambah yang dibangkitkannya adalah melalui kaitan dengan industri lainnya, khususnya kaitan kebelakang.EnglishPalm oil and copra are two important estate produces in Indonesia. Palm oil is primarily produced by the large plantations, whereas copra is primarily produced by the small-holders. The two commodities may be exported or used for raw material of the fat and oil industries. This study shows that developing the fat and oil industry is very important for increasing import, income and labor absorption. The industry enables export substitution process, from primary commodities to secondary (processed) commodities. Developing this processing industry reduces dependence on the world market. This study also shows that the oil and fat industry is capital intensive. It as a rather small employment creation but large income generation. Most of the employment and income are generated indirectly through its linkage with other industries, especially backward linkage
    • …
    corecore