6 research outputs found

    PEMBUATAN PLANG BATAS RT DAN PLANG NAMA LEMBAGA DAN PERANGKAT DI DESA PALANGAN KECAMATAN KOTA BESI, KABUPATEN KOTAWARIGIN TIMUR

    Get PDF
    Desa Palangan memiliki kondisi wilayah yang cukup luas yang terbagi menjadi 4 RT dengan letak setiap RT yang saling terpisah, namun memiliki batas wilayah yang tidak ditandai dengan plang batas wilayah masing-masing. Melihat kondisi tersebut, kelompok 53 KKN-T Mandiri Edisi Khusus Universitas Palangka Raya berinisiatif untuk menjalankan salah satu program kerja yaitu “Membuat Plang Batas RT dan Plang Nama Lembaga Perangkat Desa”. Program kerja ini merupakan suatu bentuk dedikasi kepada desa Palangan yang telah bersedia menerima mahasiswa dalam melaksanakan KKN-T Mandiri. Pelaksanaan program kerja tersebut tentunya melibatkan seluruh anggota kelompok dalam pembuatan setiap plang. Tujuan di laksanakannya kuliah kerja nyata bagi mahasiswa menurut buku panduan KKN Tematik yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan kepekaan mahasiswa terhadap kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat desa, membangun dan mengembangkan kemampuan mahasiswa untuk melakukan identifikasi masalah dan potensi masyarakat desa, serta menerapkan alternatif pemecahan masalah sesuai dengan kompetensinya yang dituangkan ke dalam bentuk program-program KKNT, mendidik mahasiswa agar memiliki kemampuan untuk membangkitkan partisipasi masyarakat desa, dalam pembangunan diri dan wilayahnya, sehingga masyarakat dipersiapkan menjadi pelaku pembangunan diri dan wilayahnya. Manfaat pelaksanaan program kerja ini adalah untuk memberikan penanda batas wilayah antar RT dan penandaan nama lembaga perangkat desa bagi masyarakat desa Palangan. Sehingga memudahkan masyarakat maupun orang luar yang ingin berkunjung. Pembuatan plang tentunya menjadi penambah dalam berkembangnya wilayah suatu des

    Queer Affective Literacies: Examining Rotten Women\u27s Literacies in Japan

    No full text
    In Japan, there is a group of women who are notoriously known as “rotten women” because of their fantasies that perceive male homosocial relationships as homoromantic or homosexual. These transformative homoerotic fantasies are central to Boys Love culture. These “rotten women” or fujoshi engage with Japanese popular media using Boys Love literacies that challenge normative notions of male intimacy. In this paper, I examine Boys Love literacies, which bear intertextual and potentially queer qualities, and the impact these have on readers. I interrogate how an audience, immersed in heteronormative Japanese media, learn these non-normative literacies that I am positioning as a set of new literacies. I analyse Boys Love literacies embedded in fanworks, particularly women’s fan comics, and highlight how these serve as pedagogical tools in understanding the logics of these nuanced literacies. I argue that these comics serve as critical affective mediums that impart the queer and intertextual characteristics of Boys Love culture that challenge heteronormative engagements with Japanese popular media. This paper highlights a kind of cultural literacy production and dissemination that operate on a grassroots level and is produced by young actors who actively explore the queer potential of Japanese media
    corecore