19 research outputs found
Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa: literature review
Gagal Ginjal Kronik (GGK) menjadi masalah kesehatan global dengan angka
kejadian gagal ginjal yang terus meningkat. Peningkatan jumlah penderita
gangguan ginjal kronik disebabkan karena meningkatnya prevalensi penderita
hipertensi dan diabetes yang merupakan penyebab terbanyak terjadinya gagal
ginjal kronik. Terapi pengganti ginjal pada penderita gagal ginjal kronik agar
dapat mempertahankan hidup salah satunya adalah hemodialisis (HD. Pasien yang
menjalani hemodialisis rutin akan mengalami malnutrisi asupan protein yang
tidak adekuat, rendahnya kadar albumin dalam darah, gangguan gastrointestinal
seperti rasa mual, muntah, dan menurunnya nafsu makan. Oleh karena itu,
kepatuhan diet sangat diperlukan untuk mengatasi masalah malnutrisi pada pasien
hemodialisis tersebut. untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan
kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa.
Penelusuran literature dilakukan melalui Google Schoolar, Portal Garuda dan
PubMed. Kata kunci yang digunakan dalam bahasa Indonesia adalah “dukungan
keluarga, kepatuhan diet, pasien gagal ginjal kronik” sedangkan kata kunci dalam
bahasa Inggris “Family Support, Diet Compliance, Chronic Kidney Failure
Patients”. Penelusuran dilakukan dari 01 Januari 2017 sampai 31 Desember 2021.
Berdasarkan hasil penelusuran didapatkan 57 artikel, kemudian disaring sesuai
dengan kriteria inklusi dan ekslusi serta dilakukan uji kelayakan sehingga
didapatkan enam artikel yang sesuai. Berdasarkan hasil review dari keenam
jurnal, terdapat hubungan antara hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan
diet pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Dukungan
keluarga dapat mempengaruhi kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisa. Semakin baik dukungan keluarga yang dimiliki
pasien, maka semakin patuh pasien dalam menjalani dietnya
Pengaruh relaksasi otot progresif terhadap Fatigue pada penderita DM tipe ii: Literature Riview
Diabetes adalah penyakit yang terjadi karena pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa),
atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunkan insulin yang
dihasilkannya. Diabetes merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas yang menjadi
target tindak lanjut oleh para pemimpin dunia Fatigue merupakan
permasalahan yang umum dikeluhkan penderita DM akibat adanya gula darah
yang tidak stabil. Relaksasi otot progresif (Progressive Muscle Relaxation)
merupakan salah satu terapi non farmakologis yang dapat dilakukan untuk
mengurangi kelelahan (fatigue) pada penderita diabetes mellitus tipe 2.Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh relaksasi otot progresif terhadap
penurunan fatigue pada DM tipe 2. Penulusuran literature ini dilakukan
menggunakan Google Scholar dan Pub Med. Penelusuran dilakukan pada 22
Juli 2022 dengan kata kunci, relaksasi otot progresif, fatigue dan diabetes
melitus tipe 2. Hasil analisis didapatkan bahwa hasil semua jurnal menunjukan
bahwa terdapat pengaruh relaksasi otot progresif dan fatigue serta kadar gula darah
memiliki hubungan yang erat dengan terjadinyaa fatigue sehingga dapat disimpulkan
antara relaksasi otot progresif, fatigue dan kadar gula darah memiliki keterikatan
HUBUNGAN LAMA MENDERITA DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN DIABETES MELITUS : LITERATURE REVIEW
Latar Belakang : Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit
metabolik dengan ciri utama hiperglikemia yang disebabkan oleh kerja
insulin yang tidak normal, kelainan sekresi insulin, atau kedua - duanya.
Lama menderita DM akan memiliki kualitas hidup yang baik apabila
penderita melakukan hidup sehat dan memiliki kualitas hidup yang baik,
sehingga akan menunda komplikasi dalam jangka yang panjang. Metode :
Penelitian ini menggunakan narrative review. Penelusuran jurnal dilakukan
melalui Google Schoolar. Hasil dari penelusuran jurnal ditemukan 6 jurnal
yang nantinya akan direview dengan menyesuaikan dengan kriteria inklusi
dan ekslusi. Hasil: Terdapat penurunan kualitas hidup pada pasien diabetes
melitus yang menderita penyakitnya <5 tahun. Kesimpulan: Pasien yang
mengalami diabetes melitus <5 tahun masih memiliki kualits hidup yang
baik hingga sedang jika dibandingkan dengan pasien yang menderita
penyakitnya >5-10 tahun. Saran: Diharapkan petugas kesehatan dapat
melakukan promosi kesehatan agar nantinya dapat meningkatkan kualitas
hidup pasien diabetes melitus
Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat stres pada pasien diabetes melitus tipe 2: literature riview
Latar Belakang: Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
keduanya. Sebagian besar kasus adalah Diabetes Melitus (DM) Tipe 2 yang disebabkan
oleh faktor keturunan, obesitas akibat gaya hidup yang dijalani. Stres yang dialami pasien
DM akibat ketergantungan pada terapi life-sustaining mempengaruhi kepercayaan diri dan
konsep diri mereka. Stres dan dukungan keluarga dalam mengelola diabetes melitus
merupakan dua faktor eksternal penting yang mempengaruhi kadar glukosa darah.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga
dengan tingkat stres pada pasien diabetes melitus tipe 2 berdasarkan penelusuran literature
review.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Literature Review, menggunakan metode
Cross Sectional dengan pendekatan kuantitatif. Analisa terdiri dari empat jurnal dalam
bahasa inggris dan bahasa indonesia yang dapat diakses full-text.
Hasil: Penelitian menggunakan 1 jurnal internasional dan 3 jurnal nasional bahwa
dukungan keluarga yang baik berhubungan dengan tingkat stres karena keluarga
memegang peranan penting dalam memberikan motivasi, dukungan, penghargaan, rasa
hormat, rasa peduli yang sangat besar pengaruhnya untuk menjauhkan atau meredakan
stres pada penderita diabetes melitus tipe 2.
Simpulan dan saran: Ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan
tingkat stres pada pasien diabetes melitus tipe 2. Dukungan keluarga dapat membantu
pasien dalam beradaptasi dengan situasi yang tidak terduga. Penerimaan dalam dukungan
keluarga diharapkan dapat mengontrol kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus
tipe 2 dalam melakukan perubahan gaya hidup dan pola makan
LITERATURE REVIEW : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN MANAJEMEN DIRI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2
Latar Belakang : Diabetes Melitus (DM) adalah suatu kelompok penyakit metabolik
yang memiliki karakteristik hiperglikemiaayang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin, atau keduanya. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan dunia,
insiden dan prevalensi meningkat setiap tahunnya. Prevalensi DM yang terus meningkat,
secara tidak langsung akan meningkatkan angka kesakitan dan kematian akibat
komplikasi DM. Komplikasi tersebut dapat diminimalkan dengan menerapkan kepatuhan
manajemen diri DM pada pasien. Manajemen diri pasien DM difokuskan pada
pengendalian glukosa darah. Pengendalian glukosa dalam darah dapat dilakukan melalui
edukasi, diet, aktivitas fisik, manajemen obat, pengontrolan kadar glukosa darah, dan
perawatan kaki.
Tujuan : Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan manajemen diri
pada pasien diabetes melitus tipe 2.
Metodologi : Metode penelitian ini adalah literature review dan pencarian literature ini
menggunakan google scholar. Jurnal yang terbit tahun 2015-2020 dan full text yang
memiliki standar kelengkapan struktur.
Hasil Penelitian : Berdasarkan dari hasil literature review terdapat hubungan mengenai
tingkat pengetahuan dengan kepatuhan manajemen diri pada pasien diabetes melitus tipe
2. Keterbukaan pasien DM terhadap informasi kesehatan akan menuntun pasien untuk
aktif menjalankan aktivitas manajemen diri, sehingga kadar glukosa darah dapat
terkendali.
Simpulan dan saran : Terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan
manajemen diri pada pasien diabetes melitus tipe 2. Disarankan pada pasien dapat
mempertahankan manajemen dirinya untuk mencegah terjadinya komplikasi
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa Literature Review
Latar Belakang Global Burden of Disease tahun 2010 dalam Kemenkes RI (2017),
penyakit ginjal kronik merupakan penyebab kematian ke-27 di dunia tahun 1990, dan
meningkat menjadi urutan ke-18 pada tahun 2010. Kualitas hidup dapat
mencerminkan seberapa baik kebutuhan individu terpenuhi dalam berbagai bidang
kehidupan. Terdapat beberapa dimensi dalam menilai kualitas hidup diantaranya
kesehatan fisik, psikologis, tingkat kemandirian hubungan sosial, kepercayaan
pribadi dan hubungan antara masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
faktor - faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik yang
menjalani hemodialisa. Metode penelusuran literature ini dilakukan melalui google
scholar, EBSCO. Penelusuran dilakukan dari 1 januari 2019 sampai 1 desember 2020
dengan kata kunci bahasa Indonesia: Faktor-faktor, "Kualitas hidup", Hemodialisa,
Faktor –faktor, Kualitas hidup, Penyakit ginjal kronik dan kata kunci bahasa Inggris:
The Factors, "Quality Of life", Hemodyalisis, The Factors, "Quality Of life",
Dyalisis. Hasil penelusuran didapatkan 17 artikel. Penelitian yang berfokus pada
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik
terdapat 4 artikel. Terdapat 3 artikel yang mayoritas mendapatkan bahwa ada
hubungan antara lama hemodialisa dengan kualitas hidup pasien, tetapi 2 artikel pada
artkikel ke-1 dan ke-2 mayoritas mendapatkan bahwa tidak ada hubungan lama
hemodialisa dengan kualitas hidup pasien. terdapat 2 artikel yang menyatakan bahwa
umur, jenis kelamin, pendidikan mempunyai hubungan dengan kualitas hidup pasien,
sementara ada 1 artikel ke-10 mendapatkan bahwa umur, jenis kelamin, pendidikan
tidak mempunyai hubungan dengan kualitas hidup pasien. Adapun 6 artikel
merupakan pembaruan dari teori dan konsep penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik yaitu self efficacy atau
efikasi diri, tekanan darah, kecemasan dan fatigue. Simpulan Penelitian ini
didapatkan faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik
yang menjalani hemodialisa yaitu karakteristik pasien dengan indikator usia/umur,
jenis kelamin dan pendidikan, keadaan medis dengan indikator lama hemodialisa,
adekuasi hemodialisa, status kesehatan berupa anemia, fatigue, dan tekanan darah,
status psikologis & sosial berupa depresi, kecemasan, dan efikasi diri/self efficacy.
Saran penelitian ini yaitu perlu mendapatkan perhatian dan melanjutkan penelitian
ini secara intervensi pada pasien langsung
Hubungan self-management dengan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Gamping II Sleman
Kontrol gula darah merupakan hal yang sangat krusial bagi pasien Diabetes Mellitus
sebagai upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi akut maupun kronik. Diperlukan
self-management DM untuk mengendalikan kadar gula darah agar tetap berada dalam
batas normal. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui tingkat self-management dan
hubungan self-management dengan kadar gula darah sewaktu pada pasien DM tipe 2 di
wilayah kerja Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta. Penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelasional.
Pengambilan sampel dilakukan dengan non probability sampling dengan teknik
purposive sampling dan didapatkan 50 responden. Analisis data menggunakan uji
statistik Kendall Tau. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara self-management
dengan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Gamping
II Sleman. Self-management direkomendasikan untuk dapat diterapkan sebagai salah
cara melakukan management kontrol gula darah sewaktu
Hubungan dukungan keluarga dengan citra tubuh pada pasien penderita diabetes melitus pasca amputasi literature review
Pasien DM mempunyai risiko 5 kali lebih besar mengalami ulkus kaki diabetik.
Sekitar 15% pasien DM mengalami komplikasi berupa ulkus kaki diabetik.
Kejadian amputasi pasien DM lebih besar 15 kali daripada yang bukan pasien
DM. Dalam tindakan amputasi sangat berkaitan erat pada citra tubuh yang pada
akhirnya berpengaruh terhadap citra diri penampilan seseorang baik secara psikis
maupun psikologis. dukungan keluarga mempengaruhi citra tubuh pasien yang
diamputasi. Efek dari dukungan keluarga terhadap kesehatan tersebut dapat
menurunkan mortalitas, kesembuhan yang lebih cepat, fungsi kognitif, fisik, kesehatan
emosi dan juga penyesuaian terhadap kondisi stres. Untuk mengetahui apakah ada
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Citra Tubuh Pada Pasien Penderita DM
Pasca Amputasi. Metode penelitian ini yaitu menggunakan literature review.
Pencarian jurnal dilakukan di potal jurnal online seperti Google Schoolar dan
ScieneDirect. Hasil penelusuran jurnal didapatkan 5 jurnal dalam penelitian ini. Hasil
keseluruhan pencarian dari 2 database terdapat 559 artikel. Setelah discreening judul
an relevansi abstrak diperoleh 5 jurnal yang membuktikan hubungan dukungan
keluarga terhadap citra tubuh pasien penderita DM pasca amputasi. Kondisi tubuh
seseorang yang telah diamputasi tidaklah seutuh seperti saat belum mengalami
amputasi sehingga dapat mempengaruhi terhadap penilaian diri dan kondisi fisik
atau konsep diri yang meliputi harga diri, citra tubuh. Seseorang yang telah
mengalami amputasi akan mengalami perubahan dalam hidupnya terutama dalam hal
bersosialisasi sehingga membutuhkan dukungan sosial ketika harus menjalani
kehidupan sehari-hari. Dukungan sosial merupakan tindakan nyata yang dilakukan
oleh orang lain, dalam hal ini adalah keluarga
Hubungan motivasi dengan tingkat kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus tipe 2 : literature review
Latar Belakang : Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik
menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Untuk dapat mencegah
terjadinya komplikasi kronis, diperlukan pengendalian Diabetes Mellitus yang baik
yaitu pelaksanaan diet.
Tujuan : Untuk Mengetahui Bagaimana Hubungan Motivasi Dengan Tingkat
Kepatuhan Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus
Metode : Penelitian cross-sectional dengan metode literature review. Bahan analisa
terdiri dari tiga jurnal dalam bahasa Indonesia dan dapat diakses full-text dengan
database google scholar dan PubMed. Uji kelayakan menggunakan JBI Critical
Appraisal.
Hasil : Responden merupakan pasien diabetes mellitus tipe 2 yang melakukan diet
diabetes melllitus tipe 2. Kepatuhan diet patuh dengan motivasi diri baik. Penderita
diabetes mellitus tipe 2 terdorong untuk menjalankan diet dan melakukan diet DM
seperti makan tepat waktu, memakan makanan sesuai anjuran dokter dan lain
sebagainya
Simpulan : Penelitian ini menunjukan hasil bahwa kepatuhan diet patuh dengan
motivasi diri baik. Kepatuhan diet dipengaruhi oleh motivasi.karena dengan motivasi
responden terdorong untuk menjalankan diet dan melakukan diet DM seperti makan
tepat waktu, memakan makanan sesuai anjuran dokter dan lain sebagainy
Hubungan persepsi penyakit dengan kepatuhan minum obat oral antidiabetik pada pasien dm tipe 2 di Puskesmas Gamping II
Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronik yang tidak dapat disembuhkan, akan tetapi dapat
dikelola dengan upaya promotif dan preventif.Kepatuhan mengkonsumsi obat bagi penderita
penyakit kronis seperti DM tipe 2 sangatlah penting karena bertujuan untuk mengendalikan
kenaikan kadar gula darah pasien dan dalam jangka panjang untuk mencegah komplikasi di
masa depan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi penyakit
dengan kepatuhan minum obat oral antidiabetik pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas Gamping
II. Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional dengan melakukan pengukuran
secara bersamaan. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan non probability
sampling dengan teknik purposive sampling dan didapatkan sampel sebanyak 80. Analisis data
menggunakan uji statistik Kendall Tau. Hasil penelitian didapatkan terdapat hubungan antara
persepsi penyakit dengan kepatuhan minum obat oral antidiabetik pada pasien DM tipe 2 di
Puskesmas Gamping II