3 research outputs found

    Karakteristik Pola Pertumbuhan dan Distribusi Ukuran Thunnus albacares, Bonnaterre, 1788 (Teleostei: Scombridae) yang Tertangkap dengan Pancing Ulur di Perairan Selatan Pulau Ambon

    Get PDF
    Handline is a fishing tool that is always used by fishermen in Passo Village to catch tuna fish in the southern waters of Ambon Island. In carrying out tuna fishing activities, these fishermen use two hand lines at the same time operating together but differ in their operating techniques. This research was conducted to know the size distribution and growth pattern of yellowfin tuna caught by handline (PUT and PUH) in the southern waters of Ambon Island. From the results of this study, the total yellowfin tuna caught using the PUT handline was 323 individuals with an average class length of 117.23 cm, while the yellowfin tuna caught using the PUH handline was 159 with an average class length of 118.1 cm. The average total weight of yellowfin tuna caught by the PUT handline was 21.26 kg. The average total weight caught using the PUH handline was 21.94 kg. The growth pattern of yellowfin tuna as a whole is negative allometric, which means that the length growth is faster than the weight growth. Pancing ulur merupakan alat tangkap yang selalu dipakai oleh nelayan di Desa Passo untuk menangkap ikan tuna di perairan selatan Pulau Ambon. Dalam melakukan aktivitas penangkapan ikan tuna, nelayan tersebut menggunakan dua pancing ulur (hand line) sekaligus  diopresikan secara bersama-sama namun berbeda dalam teknik pengoprasiannya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui distribusi ukuran dan pola pertumbuhan ikan tuna madidihang yang tertangkap dengan  pancing ulur (PUT dan PUH) di perairan selatan Pulau Ambon. Dari hasil penelitian ini total ikan tuna madidihang yang tertangkap dengan PUT sebanyak 323 individu dengan rata-rata kelas ukuran panjang yang tertangkap yaitu 117.23 cm, sedangkan tuna madidihang yang tertangkap menggunakan PUH sebanyak 159 ekor dengan rata-rata kelas ukuran panjang 118.1 cm. Rata-rata berat total tuna madidihang yang tertangkap dengan PUT yaitu  21.26 kg. rata-rata berat total yang tertangkap dengan PUH yaitu 21.94 kg. Pola pertumbuhan ikan tuna madidihang secara keseluruhan bersifat allometrik negatif hal ini berarti pertumbuhan panjang lebih cepat pertumbuhan beratnya

    Daerah Penangkapan Potensial Tuna Madidihang Thunnus albacares, Bonnaterre, 1788 (Teleostei:Scombridae) di Laut Seram

    Get PDF
    This research aims are to determine the potential fishing grounds of yellowfin tuna based on the approach of sea surface temperature, chlorophyll-a and catches in the Ceram Sea. Overall catches of 407 Individuals. In January the total catches were 66 individuals (14.44%), in February 67 individuals (14.66%), in March 84 individuals (18.38%), in April 116 individuals (25.38%) and in May 124 individuals (27.13%). The distribution of sea surface temperature and chlorophyll-a in the Ceram Sea in January-May 2019 looks varied. In January the average sea surface temperature was 29.13 oC, in February sea surface temperature was 29.54 oC, in March sea surface temperature was 30.12 oC, in April sea surface temperature was 30.12 oC, in May sea surface temperature was 29.77 oC. Chlorophyll-a concentration in January and February was 0.21 mg/m3, March was 0.20 mg/m3, April was 0.16 mg/m3, and May was 0.25 mg/m3. The results of the t-test analysis showed the P-value of sea surface temperature was 0.009<0.05, chlorophyll-a P-value 0.00048<0.05. Determination of potential fishing areas based on sea surface temperature, chlorophyll-a, and CPUE indicators shows that potential fishing areas are found in January, February, March, and May, while in April are in the medium potential category. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan menentukan daerah penangkapan potensial Tuna madidihang berdasarkan pendekatan suhu permukaan laut, klorofil-a dan hasil tangkapan di Laut Seram.  Secara keseluruhan hasil tangkapan ikan tuna madidihang sebanyak 407 Individu. Bulan Januari total hasil tangkapan sebanyak 66 individu (14.44%), bulan Februari 67 individu (14.66%), bulan Maret 84 individu (18.38%), bulan April 116 individu (25.38%) dan bulan Mei 124 individu (27.13%). Sebaran suhu permukaan laut dan klorofil-a di Laut Seram pada bulan Januari-Mei 2019 terlihat bervariasi. Bulan Januari rata-rata suhu permukaan laut sebesar 29.13 oC, bulan Februari suhu permukaan laut 29.54 o, bulan Maret suhu permukaan laut 30.12 oC, bulan April suhu permukaan laut 30.12 oC, bulan Mei suhu permukaan laut 29.77 oC. Konsentrasi klorofil-a pada bulan Januari dan Februari sebesar 0.21 mg/m3, bulan Maret sebesar 0.20 mg/m3, bulan April sebesar 0.16 mg/m3, dan bulan Mei sebesar 0.25 mg/m3.  Hasil analisis uji t menunjukan nilai P-value suhu permukaan laut sebesar 0,009<0,05, klorofil-a P-value 0,00048<0,05. Penentuan daerah penangkapan ikan potensial berdasarkan indikator suhu permukaan laut, klorofil-a dan CPUE menunjukkan daerah penangkapan ikan potensial terdapat pada bulan Januari, Februari, Maret, dan Mei, sedangkan pada bulan April berada dalam kategori potensial sedang.

    Kelangsungan Hidup Ikan setelah Meloloskan Diri pada Alat Tangkap Bubu di Perairan Desa Wakal, Kabupaten Maluku Tengah

    Get PDF
    Fishermen in Wakal Village still water is pot to catch coral fish species. The pot is made from woven bamboo with small hexagonal-shaped cracks. The type of fish that are targeted by the catch usually after being caught in the traps suffer injuries to their bodies as they try to escape through small gaps that are hexagonal. The purpose of this study is to analyze the viability of fish after escaping to the cover net. The data were collected by experimental fishing using four units of pots that were cover net in 20 repetitions. The research was conducted from September to December 2018 in Wakal Village, and Central Maluku Regency. The total number of fish caught is only 2.83% of fish that escape into the net cover. Fish that escaped are divided into 7 species including Plectrypops lima, Pinjalo lewisi, Ephinephelus tauvina, Chaetodon kleini, Centropyge bicolor, Priolepis cincta, Paraluteres prionurus. The cause of fish death is not only assessed from the wounds on the body of the fish when escaping or the wounds resulting from contact with other fish but the stress from the fish itself. The environmental factors that greatly affect the survival of fish when escaping are temperature and salinity.  Nelayan di Perairan Desa Wakal menggunakan alat tangkap bubu untuk menangkap ikan karang. Bubu terbuat dari anyaman bambu dengan celah-celah berukuran kecil berbentuk hexagonal. Jenis ikan yang menjadi target tangkapan biasanya setelah tertangkap oleh bubu mengalami luka pada tubuhnya karena berupaya meloloskan diri melalui celah-celah kecil yang berbentuk hexagonal. Luka yang terdapat pada tubuh ikan dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bagi kelangsungan hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis kelangsungan hidup ikan setelah meloloskan diri ke cover net. Pengumpulan data dilakukan dengan uji coba penangkapan menggunakan 4 unit bubu buton yang dipasang cover net sebanyak 20 kali ulangan. Penelitian dilakukan pada bulan September-Desember 2018 di Desa Wakal, Kabupaten Maluku Tengah. Total jumlah keseluruhan ikan yang tertangkap hanya 2.83% ikan yang meloloskan diri masuk ke dalam cover net. Ikan yang lolos terbagi dalam 7 spesies diantaranya Plectrypops lima, Pinjalo lewisi, Ephinephelus tauvina, Chaetodon kleini, Centropyge bicolor, Priolepis cincta, Paraluteres prionurus. Penyebab kematian ikan bukan saja dinilai dari luka pada tubuh ikan saat meloloskan diri ataupun luka akibat dari kontak dengan ikan lainnya namun stress dari ikan itu sendiri. Adapun faktor-faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan saat meloloskan diri yaitu suhu dan salinitas
    corecore