11 research outputs found

    Variabilitas musiman terhadap hasil tangkapan Tuna Madidihang (Thunnus albacares): Seasonal variability of catch results of madidihang tuna (Thunnus albacares)

    Get PDF
    Fishermen in North Buru often depend on seasonal changes in tuna madidihang abundance to plan their fishing operations. However, a more comprehensive understanding of how this seasonal variability affects catches and its implications for fisheries management is still an important research subject. The research was conducted in Wailihang Village, Waplau District, North Buru Regency, between October and December 2022. The observational method was used for this study, where available and precise time series data owned by the Indonesian Community and Fisheries Foundation (MDPI) was collected. The collected data is the number of catch productions (kg) and the total length of fish (cm) from each haul. Yellowfin tuna production tends to fluctuate, with the highest catch (CPUE) occurring in September (63.8%) and the lowest in June (34.2%). The west season and east seasons have a total catch of 556 fish (45.42%), with 382 fish (31.21%) caught during the east season and 174 fish (14.22%) caught during the west season. The distribution of fish length varies in the east season compared to the west season. The west season catches more fish, but they are generally small-sized, while during the east season, large fish dominate, with the highest presentation (38.67%)

    PERBEDAAN AKTUAL LAJU TANGKAP OPERASI PENANGKAPAN SKIPJACK POLE AND LINE DI RUMPON DAN GEROMBOLAN IKAN

    Get PDF
    Pulau Ambon dan sekitarnya merupakan salah satu pusat kegiatan penangkapan ikan cakalang terutama dengan alat tangkap skipjack pole and line yang mengandalkan alat bantu rumpon dalam operasi penangkapannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktual laju tangkap skipjack pole and line yang beroperasi di rumpon dan di gerombolan ikan dan menganalisis perbedaan antara nilai aktual laju tangkap skipjack pole and line yang beroperasi di rumpon dan menemukan gerombolan ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata laju tangkap pada operasi penangkapan di rumpon adalah 0,65 individu/menit/orang, sedangkan rata-rata laju tangkap di gerombolan ikan adalah 2,67 individu/menit/orang. Hasil uji-t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sangat nyata antara laju tangkap pada operasi penangkapan di rumpon dan gerombolan ikan (t hit> α 0,05. df : 83).Pulau Ambon dan sekitarnya merupakan salah satu pusat kegiatan penangkapan ikan cakalang terutama dengan alat tangkap skipjack pole and line yang mengandalkan alat bantu rumpon dalam operasi penangkapannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktual laju tangkap skipjack pole and line yang beroperasi di rumpon dan di gerombolan ikan dan menganalisis perbedaan antara nilai aktual laju tangkap skipjack pole and line yang beroperasi di rumpon dan menemukan gerombolan ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata laju tangkap pada operasi penangkapan di rumpon adalah 0,65 individu/menit/orang, sedangkan rata-rata laju tangkap di gerombolan ikan adalah 2,67 individu/menit/orang. Hasil uji-t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sangat nyata antara laju tangkap pada operasi penangkapan di rumpon dan gerombolan ikan (t hit> α 0,05. df : 83)

    PERBEDAAN UKURAN SERO TANCAP TERHADAP HASIL TANGKAPAN DI PERAIRAN KAITETU, MALUKU TENGAH

    Get PDF
    Sero tancap merupakan alat tangkap tradisional terbuat dari bambu dan kayu. Alat tangkap sero tancap tergolong dalam trap dengan memanfaatkan tingkah laku ikan yaitu feeding migration, spawning migration  dan hal-hal lain seperti adanya periode pasang surut. Sero tancap pada kondisi perairan seperti di depan ekosistem mangrove, padang lamun, terumbu karang, dan perairan pesisir memiliki topografi dan isodepth yang khas. Perbedaan ukuran sero dan karaketeristik perairan mengindikasikan perbedaan hasil tangkapan. Tujuan Penelitian untuk mengetahui karakteristik kedalaman perairan diareal sero tancap dan perbedaan hasil tangkapan di Perairan Kaitetu. Pengukuran kedalaman perairan di areal kedua sero dengan metode zig zag dengan menggunakan perahu motor tempel setiap 30 detik dengan memotret data kedalaman (feet) dan posisi pada display fish finder dan GPS. Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan software surfer 8 berbasis Windows untuk membuat kontur isodepth. Perbedaan hasil tangkapan digunakan analisis non parametric (Uji Kruskal Wallis). Hasil penelitian menujukkan bahwa perbedaan dimensi ukuran sero tancap disebabkan karena isodepth lebih berhimpit pada areal pemasangan sero tancap 2 yang lebih kecil ukurannya pada kedalaman  5-10 meter daripada sero tancap 1 pada kedalaman 0-10 meter. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan tidak terdapat perbedaan hasil tangkapan pada kedua sero tancap

    Penerbitan SKPI sebagai Indikator Ekspor Hasil Tangkapan Madidihang di PPN Ambon

    Get PDF
    The Fish Landing Certificate (SKPI) is an indicator for small-scale fishermen in exporting their catch. In accordance with article 2 of Permen No.13/MEN/2012 SKPI is an instrument derived from SHTI which aims to facilitate trade activities to eradicate IUU Fishing and ensure traceability of fish catches and ensure the conservation of sustainable management of fisheries resources. This study aims to analyze the amount of yellowfin tuna production based on fishing time and fishing area (DPI), analyze trends and distribution patterns of yellowfin tuna exports based on SKPI data at the Ambon Archipelago Fishery Port. Methods Data collection was carried out through observation and interviews with quantitative descriptive analysis and trend analysis. The results showed that the highest amount of yellowfin tuna production based on DPI was in WPP 715 and the fishing area with the least production was in WPP 718. The percentage of development trends in production of yellowfin tuna catches based on SKPI data showed that the highest percentage of production was in August and the lowest percentage of production was in May. Furthermore, for the flow of distribution of tuna exports from small-scale fishermen, they usually take care of the SKPI directly at the Ambon PPN harbor. After the required documents have been validated for completeness, the harbormaster will immediately issue an SKPI. After requirements documents are validated furthermore used to be sent to America, Vietnam and Japan

    TINGKAH LAKU IKAN BUBARA (Caranx ignobilis) TERHADAP LAMA WAKTU PERENDAMAN UMPAN

    Get PDF
    Umpan merupakan faktor penting pada perikanan pancing. Pemahaman tingkah laku dan respon makan ikan menjadi bagian penting untuk mengetahui efektivitas penggunaan umpan. Tujuan penelitian yaitu mendeskripsikani pola reaksi ikan kuwe (C ignobilis) terhadap perlakuan umpan, dan menganalisis pengaruh lama waktu perendaman umpan dan waktu pengamatan terhadap respon C ignobilis. Penelitian dilakukan dengan metode percobaan. Umpan yang digunakan adalah potongan daging ikan cakalang. Sampel ikan C ignobilis sebanyak 5 ekor (TL 29-30 cm). Data penelitian meliputi waktu respons makan ikan terhadap umpan masing-masing adalah umpan tidak di rendam, umpan direndam 1 jam dan (C) umpan direndam 2 jam yang dilakukan secara acak pada pagi hari (jam 07.30-09.30) dan malam hari (jam 21.00-23.00). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga fase dalam proses C ignobilis memangsa umpan meliputi fase appearance, approach, dan attack. Respons makan C ignobilis terhadap potongan umpan cakalang secara parsial pada pagi hari dan malam hari tidak berbeda (P>0,05). Terdapat perbedaan respons makan C ignobilis lebih cepat pada kondisi waktu pagi hari dibandingkan pada malam hari (P<0,05)

    DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PENDAPATAN USAHA PERIKANAN DI KECAMATAN NUSANIWE

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk: 1). Mendeskripsikan Karakteristik Nelayan di Kecamatan Nusaniwe; 2). Menganalisis dampak Pandemi Covid-19 terhadap produksi dan pendapatan nelayan di Kecamatan Nusaniwe. 3). Mendeskripsikan upaya yang dilakukan nelayan untuk keluar dari tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Hasil penelitian disimpulkan bahwa secara umum nelayan di Kecamatan Nusaniwe sudah berpendidikan namun didominasi yang lulus SD. Usia nelayan didominasi 31-40 tahun. Jumlah anggota keluarga nelayan terbanyak 5-6 orang/kk sebesar 47,73% untuk nelayan pukat cincin. Pandemi covid 19 sangat berdampak terhadap aktifitas usaha penangkapan dan perjualan ikan. Pendapatan para nelayan dan jibu-jibu turun hingga 50%. Kondisi ini memaksakan para nelayan harus mengurangi pengeluaran keluarga mereka. Upaya yang dilakukan nelayan untuk keluar dari tekanan pandemi Covid-19 adalah meminjam uang untuk menambah biaya operasi, mencari kerja alternatif sebagai tukang ojek dan buruh bangunan serta menjual ternak untuk yang memiliki ternak dan mengharapkan bantuan sosial dari pemerintah atau lembaga non pemerintah

    HILANGNYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHA PENANGKAPAN JARING INSANG AKIBAT SAMPAH DI TELUK AMBON

    Get PDF
    Banyaknya sampah di laut dapat menurunkan produktifitas alat tangkap yang berdampak pada penurunan produksi dan pendapatan serta peningkatan biaya-biaya. Jaring insang merupakan alat tangkap yang banyak dioperasikan di Teluk Ambon dan mengalami kendala operasi penangkapan akibat sampah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya dan pendapatan usaha penangkapan ikan dengan jaring insang serta menghitung besarnya produksi dan pendapatan yang hilang akibat sampah. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni 2019 dengan lokasi pengambilan data di Teluk Ambon. Pengumpulan data melalui percobaan penangkapan, wawancara dan observasi. Analisis data secara deskriptif dan analisis biaya dan pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produksi 154 individu/trip dengan pendapatan rata-rata Rp 610.000/trip. Kehadiran sampah sangat menggangu aktifitas penangkapan jaring insang yang berdampak pada hilangnya produksi dan pendapatan. Selain menghilangkan produksi dan pendapatan, sampah juga mengakibatkan kerusakan jaring dan mesin yang dapat meningkatkan kenaikan biaya perbaikan dan perawatan sebesar Rp, 3,5 juta/tahun

    Hasil Tangkapan Mini Pure Seine Di Perairan Teluk Ambon Luar Dan Selatan Pulau Ambon

    No full text
    A purse seine is an active fishing gear used by fishermen in Ambon Island to catch small pelagic fish that gather in high abundance, although the information is still limited. The purpose of this research is to determine the species composition and size distribution of the catch from the mini purse seine in the waters of Outer Ambon Bay (TAL) and South Ambon Island (SPA). From the results of this research, there are four types in TAL waters and two types in SPA. In TAL, the captured fish species were Decapterus sp (Scad), Selar sp (Selar), Sardinella sp (Sardine), and Rastreliger sp (Mackerel). Sardine had the highest catch percentage at 28.41%, followed by scad (25.28%), mackerel (23.27%), and selar (23.04%). In the SPA waters, only scad (Decapterus sp) and selar (Selar sp) were found, with catch percentages of 57.83% and 42.17%, respectively. The average size distribution of scad caught with the mini purse seine in TAL waters was 16.62 cm, selar (17.22 cm), sardine (13.36 cm), and mackerel (17.34 cm). In SPA waters, the average size distribution of scad was 17.59 cm, and selar (16.63 cm)

    PENANGKAPAN TUNA MADIDIHANG (THUNNUS ALBACARES) DENGAN PANCING ULUR OLEH NELAYAN KECAMATAN AMAHAI KABUPATEN MALUKU TENGAH

    No full text
    One of the fishery commodities with high economic value is tuna, where in the Maluku region in 2021, tuna production will be 35.56% (BPS, 2022). Tuna is caught using handlines which are classified as small-scale fisheries. The existence of tuna that changes over time causes fishermen to experience uncertainty in finding suitable fishing areas. Temperature is an important indicator in the distribution and abundance of tuna. This study aims to determine the composition of the hand line catch and to analyze the temperature distribution based on the area of ​​the hand line fishing operation in Central Maluku Regency. The research was conducted in the waters with the method used is a survey method by following fishing trips and using GPS satellite-based Spot Trace to track vessel movement activities during fishing operations. Descriptive data analysis was used to determine the composition of fisherman catches and used SeaWiFS Data Analysis System (SEADAS) 7.3.1 and Surfer 12 to analyze the distribution of water temperatures at fishing locations. The results showed that yellowfin tuna (Thunnus albacares) dominated the catch by 70.30%, bigeye tuna (Thunnus obesus) by 20.19% and skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) by 0.52%. The frequency distribution of yellowfin tuna length ranges from 23-171 cmFL where during 2019 it was dominated by sizes <100 cmFL as much as 82.42%. The SST range in January is 290C-310C, optimal fishing is at 29.80C-30.40C, April is in the range of 30.20C-31.70C, optimal fishing is at 30.90C-31.30C, in May is in the range of 27.40C-31,40C the optimal catch is in the temperature range of 27.80C -30.80C, in June is 27.40C -280C the optimal catch is in the temperature range 27.60C-27.850C, in September 27.40C-29.50C the optimal catch is at a temperature range of 27, 80C -28.50C, and in December the range of 29.40C-31.50C is optimal for catching at a temperature range of 30.40C -31.20

    PENGELOLAAN POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN DI DUSUN TAMAN SEJARAH, DESA WAESALA, SERAM BAGIAN BARAT

    Get PDF
    Taman Sejarah Hamlet is located in Waesala Village, Huamual Rear District, West Seram. It’s location by the coastline makes it an ideal spot for fishing activities. Most of it’s residents work as fishermen due to their easy access to the sea. However, the fishermen are currently facing a fish resource crisis, with a significant and decline in fish populations every year. Overfishing is one of the main factors causing this crisis. The lack of information and understanding among the fishermen about marine conservation means that fishing and management of marine resources cannot be properly measured or managed. The community service being carried out in Taman Sejarah Hamlet aims to provide enlightenment and positive contributions to the local fishing community about how to manage marine resources well and wisely.   &nbsp
    corecore