1 research outputs found

    Polymerase Chain Reaction (PCR), Immunoassay dan Repon Imunitas Penderita SARS nCoV-2, Sebuah Narasi

    Get PDF
    Data kasus COVID-19 di Indonesia berdasarkan informasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 per tanggal 12 Desember 2020 tercatat sejumlah 617,820 kasus terkonfirmasi positif dengan angka kesembuhan sebanyak 505,836 kasus dan 18,819 pasien meninggal, sementara di Provinsi NTB berdasarkan data pertanggal 10 Desember 2020, jumlah kasus terkonfirmasi positif mencapai 4.987  kasus dengan 144 pasien meninggal, sedangkan Kota Bima menyumbang 455 kasus positif dengan 13 pasien meninggal (Gugus Tugas COVID-19 Prov. NTB., 2020). Persentase laki-laki pada kasus COVID-19 dengan kondisi parah dan kritis lebih tinggi daripada perempuan dengan persentasi kesembuhan yang maksimal terjadi pada kasus ringan (tanpa comorbid) dengan tingkat antibodi IgG lebih tinggi dan level IgM menurun secara bertahap ketika pasien dinyatakan sembuh (Hongyan et al., 2020). Aspek kunci untuk membatasi penyebaran virus adalah memastikan diagnosa cepat dan akurat terhadap infeksi virus dan memberikan jenis karantina yang sesuai bagi pasien terinfeksi. Metode deteksi dengan qPCR atau sequencing sering gagal untuk mendeteksi infeksi virus jika pengumpulan spesimen tidak optimal. Hal ini dikarenakan viral load rendah pada stadium awal, viral load disupresi imun host atau sampel diambil pada tahap terakhir dari perjalanan infeksi (Na et al., 2020) sehingga diperlukan metode deteksi yang cepat dan akurat. Tes serologis diharapkan berfungsi sebagai pendekatan diagnosa yang lebih cepat ketika terdapat limitasi pada pemeriksaan asam nukleat dengan PCR (Fei et al. 2020). Hal yang perlu menjadi perhatian pada pemeriksaan berbasis serologi termasuk pada pemeriksaan COVID-19 adalah perlunya mempelajari respon imun yang terbentuk pasca infeksi virus yang kemungkinan berbeda pada setiap manusia (Yufang et al., 2020)
    corecore