3 research outputs found
Microwave-assisted extraction (MAE) method for optimization of dates seed (Phoenix dactilifera) extraction
Dates (Phoenix dactylifera) is a palm-type plant that belongs to the Phoenix genus, which widely grows in the Middle East and South Africa. The use of date seeds was still limited. Dates seeds contain high amounts of nutrient and bioactive compounds, such as fiber, phenols, and antioxidants. The microwave-assisted extraction (MAE) method could increase the extract yields in a shorter time and reduces the solvent volume. This research aimed to evaluate the optimal extraction time and material: solvent (w/v) ratio. The response surface methodology (RSM) with the Central Composite Design (CCD) experimental design with two factors of extraction time (5 - 7 minutes) and the material: solvent ratio (1:10 - 1:50 (w/v)) was employed in this study. The responses were antioxidant activity (IC50), total flavonoid, and density. The results show that the optimum solution was an extraction time of 5.451 minutes and the ratio of material: solvent of 1:10 (w/v). This treatment produced dates seed extract with antioxidant activity IC50 of 28.406 ppm, total flavonoid of 2544.951 mg QE/g, and density of 0.886 g/mL. The verification of the center point was antioxidant activity IC50 of 27.849 ppm (98.04%), total flavonoids of 2573.723 mg QE/g (98.87%), and density of 0.8889 g/mL (99.67%), respectively
Mikroenkapsulasi Hasil Ekstraksi Bawang Dayak (Eleutherine sp.) dengan Perlakuan Pendahuluan Pulsed Electric Field (PEF).
RINGKASAN
Bawang dayak memiliki potensi sebagai obat karena mengandung antioksidan dan
antimikroba. Saat ini penggunaan bawang dayak dilakukan dengan cara direbus, namun
hal tersebut dapat merusak kandungan bioaktif. Oleh karena itu dilakukan ekstraksi dengan
bantuan PEF (Pulsed Electric Field) yang mengandalkan paparan tegangan listrik sesaat
yang memicu elektroporasi sehingga mempermudah proses ekstraksi. Ekstrak yang
dihasilkan berupa oleoresin yang sensitif terhadap paparan cahaya, suhu tinggi,
kelembaban dan oksigen, sehingga diperlukan perlindungan mikroenkapsulasi untuk
mencegah kerusakan akibat faktor eksternal tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah
memperoleh tegangan dan durasi perlakuan optimal dari PEF terhadap bawang dayak
dengan membandingkan jumlah rendemen, kadar fenol, aktivitas antioksidan, jumlah
energi yang dibutuhkan, analisis GC-MS, dan uji warna, serta menemukan formulasi yang
tepat untuk mikroenkapsulasi ekstrak bawang dayak. Kegiatan penelitian dilaksanakan dari
bulan November 2022 hingga April 2023. Penelitian dilakukan dengan optimasi RSM pada
tegangan 0.5-0.7 kV dan durasi 90-110 detik yang dilanjutkan dengan ekstraksi serta
verifikasi dan validasi. Ekstrak dari tegangan dan durasi terbaik selanjutnya
dimikroenkapsulasi menggunakan bahan penyalut kombinasi maltodekstrin : kasein
dengan rasio 6 : 4, 7 : 3, dan 8 : 2. Proses mikroenkapsulasi menggunakan metode Freeze
drying.
Hasil penelitian tahap pertama menunjukkan bahwa paparan PEF dengan tegangan
0.7 kV dan durasi 110 detik pada simplisia bawang dayak menghasilkan rendemen 12,98%,
kadar fenol 74,546 mg GAE/g sampel, aktivitas antioksidan IC50 5,368 ppm, dan
perhitungan energi 2,69 kJ/kg dengan nilai desirability 0,929. Pada tahap verifikasi dan
validasi juga dibuktikan bahwa model telah sesuai berdasarkan perbedaan yang kurang
dari 5%. Hasil penelitian tahap kedua ditunjukkan bahwa rasio bahan penyalut
maltodekstrin : kasein dengan perbandingan 6 : 4 memiliki hasil terbaik, yang ditunjukkan
dengan nilai terbaik pada efisiensi mikroenkapsulasi 77,51%, kadar fenol mikroenkapsulasi
46,29 mg GAE/g, dan aktivitas antioksidan IC50 56,90 ppm. Hasil uji ketahanan panas
menunjukkan bahwa bahan penyalut dengan rasio 6:4 memiliki kadar fenol yang tersisa
paling banyak, yaitu 32,28 mg GAE/g sampel (56,90%) serta kenaikan nilai IC50 paling
sedikit yaitu menjadi 76,16 ppm (33,79%). Kadar air mikroenkapsulasi telah memenuhi
standar SNI yaitu sebesar 2,08%. Selanjutnya perlu dilakukan ekstraksi dengan rentang
tegangan PEF dan durasi yang lebih tinggi. Pengujian durabilitas masa penyimpanan juga
perlu dilakukan sehingga dapat diketahui nilai komersialnya
Manajemen Budidaya Lebah Madu Klanceng (Trigona sp.) di Kelompok Tani Hutan (KTH) Telaga Lestari, Desa Ngebel, Kab. Ponorogo, Jawa Timur
Lebah klanceng (Trigona sp) merupakan lebah yang tidak bersengat dan berasal dari negara yang memiliki kawasan iklim tropis maupun subtropics. Budidaya lebah klanceng memiliki prospek tang tinggi dan dapat menjadi ekonomi alternative untuk masyarakat di Desa Ngebel. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui manajemen pemeliharaan lebah madu Trigona sp mulai dari pengadaan koloni, produksi, pakan dan pengolahan madu. Dalam pembudayaan lebah madu Trigona sp beberapa yang perlu disiapkan adalah lokasi budidaya, setup untuk budidaya, koloni, pakaian kerja, dan peralatan lain yang diperlukan. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah observasi, partisipasi, dan wawancara dengan peternak lebah madu klanceng di wilayah KTH Telaga Sari. Dari hasil kegiatan didapatkan bahwa manajemen budidaya lebah madu klanceng harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas madu klanceng yang dihasilkan, yang dapat membawa Desa Ngebel sebagai salah satu sentra produksi madu klanceng di Indonesia