22 research outputs found
PENGARUH GENDER STEREOTYPE DAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY TERHADAP ENTREPRENEURIAL INTENTION PADA MAHASISWI UNIVERSITAS CIPUTRA
Stereotype merupakan tindakan penyamarataan terhadap suatu kelompok tertentu. Adanya stereotype dapat menimbulkan diskriminasi sehingga menimbulkan kerugian dan mampu mengubah perilaku kelompok yang dimaksud. Salah satu faktor yang dapat menjadi isu stereotype adalah gender. Dunia kewirausahaan seringkali dikaitkan dengan maskulinitas dan gender pria sedangkan wanita seharusnya juga memiliki kesempatan yang sama. Pandangan inilah yang mampu mendasari perubahan perilaku kewirausahaan pada wanita dan penurunan entrepreneurial intention. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gender stereotype dan entrepreneurial self-efficacy terhadap entrepreneurial intention mahasiswi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif dengan teknik penarikan sampel non-probability purposive sampling dengan jumlah sampel 181 mahasiswi. Data yang pada penelitian ini diolah dengan bantuan instrumen SmartPLS dan metode analisis data yang digunakan adalah Partial Least Square β Path Modelling. Adapun penelitian ini menghasilkan dua hipotesis yang meliputi: (H1) gender stereotype berpengaruh terhadap entrepreneurial intention pada mahasiswi Universitas Ciputra; (H2) entrepreneurial self-efficacy berpengaruh terhadap entrepreneurial intention pada mahasiswi Universitas Ciputra. Hasil dari penelitian ini adalah gender stereotype dan entrepreneurial self-efficacy berpengaruh terhadap entrepreneurial intention pada mahasiswi Universitas Ciputra. Harapannya, masyarakat semakin mampu bersikap suportif terhadap pengusaha wanita mengingat hal tersebut merupakan kebebasan pilihan individual.
Kata kunci: stereotype, entrepreneur, self-efficacy, entrepreneurial intention
 
Dampak Mentoring Pada Keberhasilan Start-Up Business: Studi Kasus Pada Start-Up Business di Indonesia [Mentoring the Impact of Success of a Start-Up Business: A Case Study of a Start-Up Business in Indonesia]
Entrepreneurship is a highly developed science today, as well as in the world of education in Indonesia. Teaching entrepreneurship at the university level, especially at some universities in Surabaya, the second largest city in Indonesia, shows the positive impact that there were 74.03% of start-up businesses that survived and thrived in 2014. Based on the previous observation, some business start-ups are accompanied by a mentor. Mentoring is a process of forming and maintaining lasting relationships that develop intensively among seniors with juniors. The mentoring function includes career and psychosocial functions. The main purpose of this research is to study the relationship between mentoring and the success of a start-up business. This study is a quantitative descriptive study using a random sampling method to obtain 100 samples. The tool used to collect data was a questionnaire. The methodology used to analyze the quantitative description to test the hypothesis. The results of this study indicate that mentoring influences the success of a start-up business that was owned by university students in Surabaya, Indonesia by 32% and 78% was influenced by other variables
PENGARUH E-WOM TERHADAP PURCHASE INTENTION MELALUI VALUE C0-CREATION PADA CV.KURAKU INDONESIA
Abstract: The development of the pet business is experiencing steady growth, even the majority of the entire population in the world owns at least one pet. The existence of this phenomenon is certainly a good opportunity for CV.Kuraku Indonesia, which is a business engaged in animal importing and turtle conservation in Surabaya. This study aims to determine the effect of e-WOM on purchase intention through value co-creation at CV.Kuraku Indonesia. This study uses a quantitative approach using purposive sampling technique and the Slovin formula to determine the number of samples. The population in this study are prospective customers of CV. Kuraku Indonesia who follow the fanpage page on Facebook social media. The sample used in this study were 130 respondents. The data collection method uses a questionnaire method that uses a Likert Scale with the Partial Least Square (PLS) analysis method with the SmartPLS 3.0 tool. The results of this study indicate that e-WOM has a significant effect on purchase intention, e-WOM has a significant effect on value co-creation, value co-creation has a significant effect on purchase intention, and value co-creation mediates the relationship between e-WOM and purchase intention. In the mediation effect test, it was found that the mediation was partially mediated or there was mediation in the model (partial mediated).
Keywords: e-WOM, purchase intention, value co-creation.
Abstrak: Perkembangan bisnis hewan peliharaan mengalami pertumbuhan yang stabil, bahkan mayoritas dari seluruh penduduk di dunia memiliki setidaknya satu hewan peliharaan. Adanya fenomena tersebut tentunya menjadi peluang yang baik bagi CV.Kuraku Indonesia yang merupakan usaha yang bergerak di bidang importir hewan dan konservasi kura-kura darat di Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh e-WOM terhadap purchase intention melalui value co-creation pada CV.Kuraku Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik purposive sampling dan rumus Slovin untuk menentukan jumlah sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah calon pelanggan CV.Kuraku Indonesia yang mengikuti halaman fanpage di media sosial Facebook. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 130 orang responden. Metode pengumpulan data menggunakan metode kuesioner yang menggunakan Skala Likert dengan metode analisis Partial Least Square (PLS) dengan alat bantu SmartPLS 3.0. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa e-WOM berpengaruh secara signifikan terhadap purchase intention, e-WOM berpengaruh secara signifikan terhadap value co-creation, value co-creation berpengaruh secara signifikan terhadap purchase intention, dan value co-creation memediasi hubungan antara e-WOM dan purchase intention. Pada uji efek mediasi ditemukan bahwa mediasi terbukti secara parsial atau terjadi mediasi pada model (partial mediated).
Kata kunci: e-WOM, purchase intention, value co-creation.
 
PROGRAM PELATIHAN PERSONAL BRANDING UNTUK SISWA-SISWI SMAK FRATERAN SURABAYA
Pada era digital, e-commerce banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Dampaknya, terdapat variasi dalam sektor pekerjaan yang tersedia. Dalam kehidupan bermasyarakat dan berbisnis, bidang pekerjaan tidak hanya melibatkan sumber daya manusia yang berkualitas, melainkan juga berkolaborasi dengan teknologi. Maka dari itu, terdapat tantangan yang perlu dihadapi agar teknologi dapat memberikan dampak positif pada dunia usaha. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan mempelajari pembangunan citra diri yang baik dalam individu seorang entrepreneur maupun dalam badan usaha. Citra diri yang kuat menjadi salah satu faktor kesuksesan dan menjadi modal ketika terjun ke dalam dunia entrepreneurship. Banyak metode yang dapat diterapkan kepada para siswa agar dapat menerima materi sekaligus mengimplementasikan materi dari citra diri. Maka dari itu, strategi pembangunan citra diri perlu diajarkan sejak dini dalam lingkup sekolah agar dapat menciptakan calon entrepreneur muda yang sukses di masa depan. Dengan pelatihan yang efektif dan media yang tepat, seorang entrepreneur akan mampu mengembangkan potensi dan memanfaatkan teknologi agar pembangunan citra diri dengan lebih baik
Determinant Factor Affecting Impulsive Buying Behavior of Fashion Products in E-Commerce
Purpose β This research aimed to analyze determinant factors influencing impulsive buying behavior of fashion products in E-Commerce.
Methodology β Research instruments and quantitative data analysis were adopted for predetermined testing. The data was gathered using documentation instruments and the distribution of online questionnaires. The foundation for selecting the sample was oriented towards a non-probability sampling method using a purposive sampling formula. This research comprised a sample of 200 consumers who made buying of fashion products through E-Commerce.
Findings β The results showed that celebrity endorser, fashion involvement, and shopping lifestyle positively and significantly affected impulsive buying. Meanwhile, sales promotion had a positive and insignificant effect on impulsive buying.
Originality β The interaction between shopping lifestyle and fashion involvement formed very high impulsive buying patterns on E-Commerce. These two concepts were interrelated and strengthened each other. Consumers with a shopping lifestyle driven by high fashion involvement might be prone to impulsive buying, specifically when there was a stimulus related to fashion preferences and trends
PENGARUH EMPOWERING LEADERSHIP, SELF EFFICACY, DAN ORGANIZATIONAL CULTURE TERHADAP EMPLOYEE PERFORMANCE
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh empowering leadership, self efficacy, dan organizational culture terhadap employee performance CV. Berlian Garmen. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel empowering leadership, self efficacy dan organizational culture sebagai variabel bebas dan variabel employee performance sebagai variabel terikat. Metode yang digunakan adalah kuantitatif regresi linear berganda. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode non probability sampling dengan teknik sampel jenuh, sehingga sampel yang digunakan adalah keseluruhan karyawan CV. Berlian Garmen yang berjumlah 82 responden. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa variabel empowering leadership, self efficacy, dan organizational culture berpengaruh positif secara parsial dan simultan terhadap employee performance CV. Berlian Garmen
Dampak Mentoring Pada Keberhasilan Start-Up Business: Studi Kasus Pada Start-Up Business di Indonesia [Mentoring the Impact of Success of a Start-Up Business: A Case Study of a Start-Up Business in Indonesia]
Entrepreneurship is a highly developed science today, as well as in the world of education in Indonesia. Teaching entrepreneurship at the university level, especially at some universities in Surabaya, the second largest city in Indonesia, shows the positive impact that there were 74.03% of start-up businesses that survived and thrived in 2014. Based on the previous observation, some business start-ups are accompanied by a mentor. Mentoring is a process of forming and maintaining lasting relationships that develop intensively among seniors with juniors. The mentoring function includes career and psychosocial functions. The main purpose of this research is to study the relationship between mentoring and the success of a start-up business. This study is a quantitative descriptive study using a random sampling method to obtain 100 samples. The tool used to collect data was a questionnaire. The methodology used to analyze the quantitative description to test the hypothesis. The results of this study indicate that mentoring influences the success of a start-up business that was owned by university students in Surabaya, Indonesia by 32% and 78% was influenced by other variables
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN CLEANS DENGAN METODE BENCHMARKING
Cleans adalah perusahaan yang bergerak di industri jasa laundry sepatu dan didirikan pada tahun 2016 di Surabaya. Jasa yang ditawarkan adalah jasa pencucian segala jenis sepatu maupun sandal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran perusahaan Cleans dengan menggunakan metode benchmarking. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif dengan teknik purposif sampling. Penelitian ini melibatkan empat informan yaitu, tiga pemilik perusahaan benchmark yaitu, Mayster, Crispbee, dan Dom, serta satu CMO (Chief Marketing Officer) Cleans. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur. Validitas dan reliabilitas data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan Cleans dapat menentukan strategi komunikasi pemasaran yang sesuai dengan menggunakan metode benchmarking. Berdasarkan hasil analisis wawancara dengan perusahaan benchmark dapat disimpulkan bahwa tahap pertama target utama Cleans adalah komunitas olahraga khususnya Surabaya Barat. Tahap kedua Cleans menginginkan hasil jangka panjang dengan cara memberlakukan sistem member get member dan membagikan foto before after melalui media online. Tahap ketiga Cleans merancang pesan dengan lebih rutin mengupdate instagram dan melakukan endorse kepada public figure olahraga (atlet) dan foto before after kepada pelanggan. Tahap keempat Cleans mengubah saluran komunikasi dari saluran personal menjadi saluran nonpersonal dan mengoptimalkan penggunaan media online. Tahap kelima Cleans mulai membuat dan mengatur anggaran tersendiri untuk promosi dengan menggunakan metode sesuai kemampuan. Tahap keenam Cleans memilih bauran promosi yang lebih efektif yaitu promosi penjualan dan event
EKSPLORASI KUALITAS LAYANAN PADA BISNIS CLEANS
Cleans adalah perusahaan yang bergerak di industri jasa laundry sepatu dan didirikan pada tahun 2016 di Surabaya. Jasa yang ditawarkan adalah jasa pencucian segala jenis sepatu maupun sandal. Cleans menerima keluhan dan ingin mengeksplor tentang kualitas layanan yang diberikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas layanan perusahaan Clean. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif. Penelitian ini melibatkan empat informan yang terdiri dari tiga konsumen dan satu expert. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur. Validitas dan reliabilitas data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas layanan pada bisnis Cleans dalam dimensi assurance (jaminan) dinilai ramah dan sopan tetapi kepercayaan konsumen harus ditingkatkan dengan memberikan jaminan kebersihan dan menyelesaikan masalah konsumen. Dalam dimensi emphaty (empati), Cleans telah memberikan perhatian kepada konsumen tetapi belum memberikan kemudahan untuk menjalin hubungan setelah penggunaan layanan (after sales service). Dalam dimensi tangibles (bukti fisik), pencucian oleh Cleans dinilai bersih tetapi masih belum rapi karena di beberapa produk masih menyisakan sedikit bercak. Dalam dimensi reliability (keandalan), Cleans telah diberikan kepercayaan yang penuh untuk pengerjaan sepatu oleh konsumen, tetapi masih belum tepat waktu dalam pengerjaan dan pengiriman. Dalam dimensi responsiveness (daya tanggap), Cleans lambat untuk merespon chat dan belum menanggapi keluhan konsumen dengan baik