207 research outputs found

    URBAN SPRAWL POLA PERTUMBUHAN GRADUAL SEBUAH KOTA

    Get PDF
    Merebaknya pertumbuhan urban sprawl pada decade belakangan ini, di hamper seluruh kota besar maupun kota kecil, baik di Negara maju maupun di Negara berkembang, oleh banyak pakar perencana dan perancangan kota dituding sebagai salah satu penyebab terjadinya degradasi kualitas lingkungan binaan. Berbagai pemikiran baru tentang strategi pertumbuhan kota untuk menanggulangi dan mengantisipasi akibat pertumbuhan urban sprawl bermunculan, namun banyak yang tidak berhasil. Kota-kota besar tetap tumbuh dan berkembang ke arah horizontal dengan intensitas tinggi; mengokupasi area pedesaan dan persawahan serta lahan pertanian produktif; untuk kemudian bermetamorfosa menjadi kota megapolitan berukuran gigantis seolah-olah kota tidak bertepi. Jika ditilik dari rentang waktu pertumbuhan fisik kota, pertumbuhan urban sprawl di kawasan pinggiran merupakan fenomena berciri kontinum dan temporer, bukan merupakan hasil akhir pertumbuhan fisiknya. Di kemudian hari tebaran urban sprawl akan terintegrasi dengan inti kota, dan menjadi bagian sepenuhnya dari sebuah kota. Tulisan ini membahas rangkuman beberapa konsep anti urban sprawl, mengkaji kelebihan dan kekurangannya serta mencermati bagaimana fenomena pertumbuhan urban sprawl yang berlangsung di Indonesia. Kata kunci :Urban Sprawl, gigantis, kontinum dan kontemporer. 1 Staf pengajar, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik - Universitas Diponegor

    Forced Molting: A Technique to Improve The Egg Production of Duck in The Next Laying Cycle

    Get PDF
    Molting is a physiological process that involves the shedding of old feathers and the growth of the new one in birds. It is affected by hormonal, where the ovary regresses and the egg production automatically ceases. Although molting is a natural phenomena, this can be induced artificially that commonly called "forced molting" by manipulating the environment such as feed, water, light or chemical compounds. This method is aimed to shed the feathers spontaneously and stop the egg production. After having a rest from laying, the birds start laying again at the same time and hopefully have a better egg production. Beside increasing egg production, forced molting could also extend the laying period up to the certain economical level. This paper describes the term of molting, process of molting and techniques of forced molting technique. Key words: Molting, forced molting, duck, eg

    Performance of Mule Ducks as Meat Producer and Their Problems

    Get PDF
    Mule duck, a crossing between muscovy and common duck has a potential as a meat producer. Muscovy and common ducks are available in the villages throughout the country and they have not been utilized optimally for meat production. Mule duck in the villages is a crossing naturally between local drake and muscovy duck. Commercially this duck can be developed through intermating between muscovy drake and common ducks using artificial insemination technique, since the differences in the body size and natural mating resulted in low fertility. In Taiwan, mule ducks (crossing between muscovy and Pekin duck) have been commercially managed and this duck could reach 4 kg at 9 week of age. Beside fast growing bird, mule ducks have better carcass quality (bigger brest meat and low fat) compared to common duck and muscovy. In France, mule ducks are generally used to produce fatty liver that is very common food. To produce bigger fatty liver, it needs mule duck weight ranges from 4.1 to 4.2 kg at 12 weeks. Fatty liver obtained from mule ducks was reported to be 702 grams compared to 560 grams from muscovy and 793 grams from swan. Nervertheless, fertility is one of the major problems. It was reported that fertility rate was only about 40%. In addition, the dark collor of feathers makes the collor of carcass becomes unattractive. Both problems could be overcome through intensive and continued selection programmes.   Key words: Mule, meat, duck, muscov

    Research Development on Cryopreservation Technique to Preserve Avian Semen

    Get PDF
    Cryopreservation technique could be used to preserve animal cell, plant or other genetic materials (included semen) in frozen. In this case, the cryopreservation technique is a storage  technique that carries out at very low temperature in liquid nitrogen at -196oC. At this temperature, semen does not experience the process of metabolism but still has the ability to live on when used later. Semen that is preserved by cryopreservation technique has unlimited shelf life. This method is more efficient in terms of cost, time, space, and labour than other methods. Cryopreservation techniques can be divided into conventional technique (controlled slow freezing) and rapid freezing technique. Besides cryopreservation of semen, other genetic material from avian that can be cryopreservesed is Primodial Germ Cells (PGC). Balitnak has succesfully isolated the PGC of some Indonesian native chickens. The success of cryopreservation is indicated by not only the high rate of survival, but also the fertility after cryopreservation. Key words: Avian, storage, cryopreservation, seme

    Strategi Peningkatan Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) di Era Pandemi Covid-19 Pada Kota Metro

    Get PDF
    This paper outlines the formulation of strategies for small, Usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) in the era of the Covid-19 pandemic in Metro City, where very tight business competition and declining public income as a result of the Covid-19 pandemic forced entrepreneurs to apply the best strategic management to deal with current economic downturn. The target of the service activity is MSME Metro actors who are affected by the COVID-19 pandemic, then UMKM actors are asked to fill out pre-test and post-test, then the data is processed, so as to produce data in the form of a description of the explanation of internal environmental studies in increasing the capacity of Metro City UMKM actors in improving business opportunities during the pandemic. The author describes the analysis of strategies that can be divided into 2, namely the analysis of internal factors and analysis of external factors. Internal factor analysis will discuss further the strengths and weaknesses of the business and external factor analysis will discuss opportunities and threats that can occur in the company. Internal and external factors of strategic management are usually acronymized as SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threath). to support efforts to increase income during the pandemic through internal environmental scanning efforts. Although this commitment is informal and has not yet formed a Memorandum of Understanding (MoU)

    Fleksibilitas Ruang dalam Transformasi Budaya di Kawasan Pasar Tradisional Kota Surakarta (Obyek Studi: Pasar Gede Kota Surakarta)

    Get PDF
    Pasar tradisional bukan sekedar sebagai tempat jual beli semata, namun lebih dari itu pasar terkait dengan konsepsi hidup dan interaksi sosial budaya, dan sekaligus sarana rekreasi baik dalam lingkup kawasan maupun kota. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana fleksibilitas ruang dalam transformasi budaya di kawasan pasar tradisional khususnya Pasar Gede Kota Surakarta, dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode1) Analisis Spasial, 2) Category Based Analysis (CBA) , dan 3) Metode Analisis interaktif. Hasil dari penelitian ini bahwa fisik kawasan Pasar Gede adalah ruang yang ada di dalam gedung Pasar Gede dan koridor jalan yang ada diantara bangunan di sekitar Pasar Gede yang dibatasi oleh dinding atau tembok bangunan pertokoan dan lebih jauh adalah sungai Kali Pepe. Sedangkan secara non fisik atau makna ruang bahwa ruang kawasan Pasar Gede tidak memiliki batas secara rigid. Beragam aktivitas silih berganti dengan menempati ruang mikro kawasan Pasar Gede bahkan hingga keluar dari batas sungai Kali Pepe untuk melaksanakan kegiatan berbagai kegiatan. Keyword: Fleksibilitas Ruang, Budaya, Pasar Tradisiona

    RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT DI SEMARANG

    Get PDF
    Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) sebagai sebuah Rumah Sakit Khusus yang dikelola oleh swasta berbasis pelayanan medik gigi memiliki berbagai latar belakang pasien yang berbeda sesuai dengan kebutuhannya sehingga fasilitas penunjang yang disediakan harus disesuaikan. Kota Semarang saat ini sudah memiliki banyak klinik gigi dan dokter gigi yang berkualitas, namun belum memiliki RSGM sebagai pusat pelayanan kesehatan gigi. Fakultas Kedokteran Gigi yang berada di Semarang pun belum menyediakan sebuah unit RSGM yang mandiri karena masih di bawah Rumah Sakit Umum Pendidikan. Desain RSGM yang home-like akan memberikan efek positif pada psikologis pasien dengan merasakan pengalaman yang menyenangkan sehingga tidak menyebabkan trauma yang biasanya membuat pasien takut untuk berobat kembali. Desain yang berbasis healing environment yang akrab bagi pasien diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Kota Semarang terhadap kesehatan gigi dan mulutnya untuk kemudian memeriksakan diri pada RSGM dan memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi pasien untuk kemudian berobat kembali secara rutin tanpa mengalami trauma terhadap perawatan kesehatan gigi

    TERITORIALITAS RUANG PADA JALUR PENGGAL JALAN KYAI H. AGUS SALIM KOTA SEMARANG “Hubungan Perilaku Pengguna Teritori dengan Seting Jalur Jalan ”

    Get PDF
    Pemanfaatan ruang-ruang kota yang strategis untuk dapat menambah pendapatan/ penghasilan oleh masyarakat kota muncul sebagai hasil meningkatnya urbanisasi diperkotaan. Pedagang sektor non formal dan perparkiran merupakan bagian dari sektor yang muncul sebagai hasil meningkatnya urbanisasi tersebut. Pedagang dan pemarkir pada suatu elemen-elemen ruang kota Penggal jalan Pasar Johar dan Pasar Yaik yang terletak di pusat kota Semarang merupakan fenomena perilaku pedagang/pemarkir. proses beraktivitas tersebut berlangsung secara terus menerus, perkembangannya sangat pesat memicu timbulnya klaim atas ruang-ruang pada penggal jalan tersebut. Pada akhirnya klaim atas ruang-ruang publik tersebut merupakan masalah antara perilaku pedagang dan pemarkir tersebut dan teritorinya. Klaim ruang inilah yang merubah fungsi asal dari penggal jalan tersebut. Penggal jalan Kyai Hi. Agus Salim merupakan lokasi yang sangat strategis mengingat daerah tersebut merupakan sejarah awal pusat perdagangan di kota semarang. Kawasan Perdagangan Johar merupakan area pusat jual-beli di Kota Semarang yang terkenal dengan kelengkapan komoditinya dan menjadi salah satu pusat destinasi belanja masyarakat Semarang, sehingga ketertarikan pengunjung yang datang ke Semarang akan berkunjung kekolasi tersebut. keberadaan ruang yang sangat strategis inilah memicu meningkatnya pedagang di sektor informal dan juru parkir. Penelitian ini menggunakan metode penelitian “Deduktif Kualitatif”, Penelitian ini berkaitan dengan pemaknaan ruang publik sebagai klaim ruang pribadi dalam konteks teritori secara fisik. Setting Pedagang informal dan juru parkir tersebut menempati penggal jalan Kyai Hi. Agus Salim dengan meletakkan penanda teritori mereka sebagai bukti fisik, selain itu penanda tersebut dianggap sebagai pengakuan terhadap ruang teritori untuk kontrol dan personalisasi ruang. Dengan memahami perilaku teritori, diharapkan pola pembentukan teritori dan faktor-faktor yang mempengaruhi dapat dipahami, sehingga masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan klaim ruang-ruang pada penggal jalan oleh pedagang-pedagang/penjual dan juru parkir dapat diatasi Kata Kunci: Teritorialtas Ruang, Penggal Jalan, Klaim Ruan

    Gedung Pertunjukan Musik di Semarang

    Get PDF
    Pada masa modern saat ini, dengan tuntutan masyarakat yang semakin beragam dan selaras dengan perkembangan – perkembangan seni, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan diperlukan suatu wadah seni pertunjukan yang dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat tersebut. Semarang yang merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dianggap perlu untuk menyediakan wadah kegiatan seni pertunjukan yang memadai. Namun peningkatan kegiatan dan minat seni pertunjukan masyarakat di Kota Semarang secara kualitas dan kuantitas tidak didukung oleh sarana yang memadai. Pertunjukan seni tersebut cenderung diselenggarakan pada bangunan yang fungsi sebenarnya bukan sebagai bangunan gedung pertunjukan. Gedung kesenian yang telah ada, sejauh ini hanya diperuntukan sebatas berlangsungnya suatu pagelaran/ pertunjukan, dan dianggap tidak cukup resprentatif. Oleh karena itu diperlukan suatu gedung atau bangunan yang dapat menampung apresiasi masyarakat akan seni pertunjukan musik dan atau paduan suara di Semarang. Wadah komunitas musik ini bertujuan untuk menyampaikan expresi, aspirasi, komunikasi bermusik, sebagai wadah untuk belajar bagi yang ingin lebih memperdalam sehingga memunculkan bibit bibit musisi baru. Sebagai ibukota Jawa Tengah sebenarnya Semarang memiliki potensi yang baik terhadap musik dan atau paduan suara. Hal ini ditunjukkan dari minat masyarakat Semarang terhadap musik cukup tinggi. Seharusnya Semarang sebagi Ibukota Provinsi Jawa Tengah bisa menjadi pusat dari segala kegiatan bermusik tersebut tidak terkecuali dalam bidang pendidikan musik. Memahami kondisi tersebut maka sudah seharusnya Semarang memiliki suatu wadah untuk menampilkan pertunjukan seni, khususnya pertunjukan seni musik. Wadah yang dimaksud berupa Gedung Pertunjukan Musik di Semarang. Perancangan Gedung Pertunjukan Musik ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan wadah seni pertunjukan, memberikan sarana agar masyarakat lebih mudah dalam mengapresiasi seni khususnya seni pertunjukan musik, memberikan sarana kepada musisian untuk mempertunjukan karya seninya, serta diharapkan dapat memberi kontribusi bagi pendapatan daerah dan pariwisata di Kota Semarang
    • …
    corecore