12 research outputs found

    A global protocol for monitoring of coral bleaching

    Get PDF
    Coral bleaching and subsequent mortality represent a major threat to the future health and productivity of coral reefs. However a lack of reliable data on occurrence, severity and other characteristics of bleaching events hampers research on the causes and consequences of this important phenomenon. This article describes a global protocol for monitoring coral bleaching events, which addresses this problem and can be used by people with different levels of expertise and resources

    A global protocol for monitoring of coral bleaching

    Get PDF
    Coral bleaching and subsequent mortality represent a major threat to the future health and productivity of coral reefs. However a lack of reliable data on occurrence, severity and other characteristics of bleaching events hampers research on the causes and consequences of this important phenomenon. This article describes a global protocol for monitoring coral bleaching events, which addresses this problem and can be used by people with different levels of expertise and resources.Coral reefs, Bleaching, Mortality, Monitoring

    Ketimpangan Pendapatan dan Keuangan Daerah di Kabupaten Purbalingga

    Full text link
    The research aims to measure the inequality of income distribution of each area and regional finance in Purbalingga District. The inequality of income distribution of each area was measured by the Williamson Index and the fiscal capacity was measured by the fiscal decentralization degree.The result of this research shows that the average of economic growth per year is 5.07 percent, the average of fiscal decentralization degree per year is 16.42 percent thai it is included to a high level of fiscal dependency on the central government category, while the average of inequality of income distribution of each area per year is 0.45 that it is included to a medium inequality category

    Pengaruh Daya Lampu Neon Terhadap Pertumbuhan Tanaman Pak Choi (Brassica Rapa L.) Pada Sistem Hidroponik Indoor

    Full text link
    The purpose of this research was to observe the influence of neon lamp power (watt) on the growth of Pak Choiin an indoor hydroponic system. This research was done by implementing several pots of Pak Choi planting undersome different treatments of lighting. The treatment consisted of neon lamp 20 watt (N1), neon 2 x 20 watt (N2),neon 40 watt (N3), neon 2 x 40 watt (N4) in a growth chamber and one treatment under the sun lighting (N0).The result of the research showed that the treatment of 2 x 40 watt neon lamp (N4) turned out to have the bestresult at all variables measured. Then, it was followed by treatment of neon 40 watt (N3) and the lowest result wasin neon 20 watt (N1). The highest biomass harvested was 35 g in N4, followed by 18 g in N3, then the 15 g in N2and 4 g in N1. However, the highest ash content was in the treatment of 20 watt neon lamp (N1), and followed byN2 (neon 2 x 20 watt). Although, Pak Choi grown under the sun ray has the highest biomass harvested, but it hadthe lowest mineral content

    Distribusi Nilai Tambah Dalam Rantai Nilai Kayu Sengon (Paraserianthes Falcataria) Dari Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Indonesia

    Full text link
    Hutan rakyat memiliki peran penting dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga dan kegiatan ekonomi lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari rantai nilai kayu sengon (Paraserianthes falcataria) dari Kabupaten Pati dan secara khusus mengidentifikasi para pelaku yang terlibat, distribusi nilai tambah dan strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan nilai tambah bagi petani. Metode yang digunakan adalah analisis rantai nilai yang melibatkan 21 responden, terdiri dari responden individu dan kelompok. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa nilai tambah kayu sengon terdistribusi secara tidak merata antar pelaku. Petani yang memiliki akses langsung ke industri memperoleh finansial yang lebih baik dibandingkan petani yang menjual kayunya melalui pedagang perantara. Beberapa strategi yang direkomendasikan untuk meningkatkan nilai tambah bagi petani yaitu meningkatkan kapasitas petani dan kelompok tani, membangun informasi pasar untuk membuka akses pasar dan menciptakan kemitraan antara petani atau kelompok tani dengan industri

    Pengembangan Sistem Pendanaan REDD+ Berdasarkan Pembelajaran dari Mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan

    Full text link
    Daratan Indonesia dengan 70% berupa hutan berpeluang untuk menerapkan REDD+. Penelitian ini menganalisis mekanisme pendanaan CDM dan peran para aktor dalam rantai pendanaan. Metode yang digunakan dengan pendekatan rantai pemasaran barang, jasa dan modal (ILO, 2009); biaya kegiatan CDM dihitung berdasarkan biaya penanaman per hektar dan estimasi profitabilitasnya dengan Present Value (PV) serta telaah pembelajaran mekanisme pembayaran jasa air. Hasil studi menunjukkan program CDM didanai oleh hibah non-publik yang bersumber dari CSR dengan kegiatan rehabilitasi pada lahan yang tidak ditanami selama lebih dari 30 tahun, dilakukan oleh kelompok tani, investornya adalah lembaga konsultan, dan difasilitasi oleh perantara yaitu pengurus petani atau lembaga swadaya masyarakat (LSM), namun tidak melibatkan pemerintah. Monitoring, pelaporan, dan verifikasi (MRV) dilakukan sesuai masa kontrak 10 tahun, berdasarkan jumlah tanaman 1.000 batang/ha pada tahun ke-10, dan pembayaran dilakukan berdasarkan keberhasilan tanaman. Pembelajaran dari pembayaran jasa air bahwa mekanisme pembayaran dari industri pengguna kepada kelompok tani dilakukan melalui lembaga perantara dengan biaya operasionalnya diperoleh dari lembaga Internasional dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), kontrak pembayaran 5 tahun dilakukan dengan aspek legal yang lengkap, jumlah tanaman 500 batang/ha tersebar di seluruh lahan, dan petani dapat memanen pohon lainnya. Hal yang sama untuk keduanya bahwa petani harus mengikuti syarat dari investor

    Analisis Kesesuaian Lahan Sembilan Jenis Tanaman untuk Agroforestri di Nambo, Jawa Barat

    Full text link
    Salah satu kelemahan praktik agroforestri di Jawa Barat adalah pemilihan dan pencampuran jenis belum didasarkan pada karakteristik tapak seperti tanah, iklim dan topografi yang menyebabkan produksi rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian lahan sembilan jenis tanaman yaitu jati (Tectonagrandis), mahoni (Swietenia mahagoni), nangka (Artocarpus integra), rambutan (Nephelium lappaceum),pinang (Areca catechu), pisang (Musa sp.), jagung (Zea mays), cabe (Capsicum sp.) dan rumput gajah Pennisetum purpureum) serta kombinasi jenis yang optimal. Penelitian dilakukan pada dua tapak (Acacia mangium dan tanaman campuran) hutan kemasyarakatan di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor,Jawa Barat, dengan metode faktor pembatas minimum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan pada tapak A. mangium dan tanaman campuran untuk jati, mahoni, rambutan, pinang pisang, jagung, cabe dan rumput gajah termasuk ke dalam kategori sesuai marginal sedangkan nangka termasuk ke dalam kategori tidak sesuai. Kombinasi jenis yang paling memungkinkan adalah campuran 1 jenis tanaman kayu, 1 jenis tanaman serbaguna dan 1 jenis tanaman pangan atau rumput gajah
    corecore