5 research outputs found

    PELAYANAN SAPTA PESONA PARIWISATA JAWA TIMUR: Studi tentang kesan dan pengalaman wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara terhadap pelayanan sapta pesona pariwisata Jawa Timur

    No full text
    Secara rinci tujuan penelitian adalah ingin mengetahui: (1) Sumber informasi wisatawan mengenai daerah tujuan wisata Jawa Timur; (2) Jenis perjalanan wisata yang biasa dilakukan dan disukai wisatawan; (3) Obyek wisata di Jawa Timur yang disukai wisatawan; dan (4) Kesan dan pengalaman wisatawan terhadap pelayanan Sapta Pesona Pariwisata Jawa Timur. Dalam penelitian ini telah dilakukan wawancara terhadap 300 responden (150 wisatawan nusantara dan 150 wisatawan mancanegara). Lokasi penelitian di tiga daerah tujuan wisata yang populer di Jawa Timur, yakni: Bromo, Halang. dan Surabaya. Sampel penelitian dipilih secara aviability sampling. Dari hasil wawancara, beberapa temuan pokok penelitian ini adalah: (1) Sumber informasi tentang daerah wisata Jawa Timur umumnya diperoleh dari kontak personal dan bukan dari mass media; (2) Wisataan umum nya lebih menyukai melakukan perjalanan wisata dalam kelompuk kecil dan mengurus sendiri; (3) Wisatawan nusantara umumnya lebih menyukai keindahan fisik alam, sedangkan wisatawan mancanegara umumnya lebih menyukai keunikan adat-istiadat masyarakat lokal; (4) secara umum kesan wisatawan terhadap pelayanan Sapta Pesona sudah tergolong baik. Hanya saja untuk aspek membawa kenangan, khususnya ketersediaan souvenir dan kenyamanan transportasi masih menjadi keluhan utama

    FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELUARGA DI PERKOTAAN DALAM MENILAI BENTUK KELUARGA TRI WARGA (AYAH-IBU-SATU ANAK) Studi Penjajagan Tentang Opini Keluarga di Kota Surabaya Terhadap Bentuk Keluarga Tri Warga

    Get PDF
    Temuan pokok dari penelitian ini memperlihatkan buhwa mayoritas responden masih menganggap bentuk keluarga saturwarga (dua anak) lebih ideal daripada bentuk keluarga triwarga (satu anak), Dengan hanya memiliki satu anak (apalagi tidak punya anak), dirasa dapat menyebabkan rumah menjadi sepi dan kurang hidup. Disamping itu, tanpa kehadiran anak, responden juga merasa ikatan perkawinan menjadi kurang kokoh dan keluarga dikhawatirkan menjadi kurang harmonis karena tidak adanya anak yang dapat dijadikan sasaran cinta kasih dan sumber kegembiraan orang tua (keluarga)

    MINAT MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP FILM NASIONAL

    No full text
    Hasil studi ini memperlihatkan, bahwa minat masyarakat perkotaan akan film nasional telah mengalarni pergeseran dari pola lamanya yanggemar akan film-film populer ke pola baru, di mana jenis film yang diinginkan dan digemari adalah film-film yang serius--yang lebih menonjolkan unsur seninya daripada unsur komersialnya. Kritik yang dilontarkan responden penelitian in! ke jenis film nasional lama yang populer adalah film tersebut dianggap terlalu rnenonjolkan unsur kekerasan, kemewahan a-tau glamour yang berlebihan dan adegan-adegan seks daripada kemampuan akting pemain filmnya dan realistis-tidaknya isi cerita. Film yang diinginkan responden ibaratnya bukan seperti kertas tissue--yang begitu selesai ditonton lalu dilupakan begitu saja--tetapi sebuah film yang kaya akan-makna seni; sebuah film master piece yang layak untuk dikenang. 3arangkali inilah salah satu tantangan terpenting bagi insan film di masa mendatang, yaitu melayani tuntutan maSsa perkotaan yang semakin kritis dan apresiatif ini

    PELAYANAN SAPTA PESONA PARIWISATA JAWA TIMUR (Studi Tentang Kesan dan Pengalaman Wisatawan Mancanegara dan Wisatawan Nusantara Terhadap Pelayanan Sapta Pesona Pariwisata di Jawa Timur)

    Get PDF
    Secara rinci tujuan penelitian adalah ingin mengetahui: (1) Sumber informasi wisatawan mengenai daerah tujuan wisata Jawa Timur; (2) Jenis perjalanan wisata yang biasa dilakukan dan disukai wisatawan; (3) Obyek wisata di Jawa Timur yang disukai wisatawan; dan (4) Kesan dan pengalaman wisatawan terhadap pelayanan Sapta Pesona Pariwisata Jawa Timur. Dalam penelitian ini telah dilakukan wawancara terhadap 300 responden (150 wisatawan nusantara dan 150 wisatawan mancanegara). Lokasi penelitian di tiga daerah tujuan wisata yang populer di Jawa Timur, yakni: Bromo, Halang. dan Surabaya. Sampel penelitian dipilih secara aviability sampling. Dari hasil wawancara, beberapa temuan pokok penelitian ini adalah: (1) Sumber informasi tentang daerah wisata Jawa Timur umumnya diperoleh dari kontak personal dan bukan dari mass media; (2) Wisataan umum nya lebih menyukai melakukan perjalanan wisata dalam kelompuk kecil dan mengurus sendiri; (3) Wisatawan nusantara umumnya lebih menyukai keindahan fisik alam, sedangkan wisatawan mancanegara umumnya lebih menyukai keunikan adat-istiadat masyarakat lokal; (4) secara umum kesan wisatawan terhadap pelayanan Sapta Pesona sudah tergolong baik. Hanya saja untuk aspek membawa kenangan, khususnya ketersediaan souvenir dan kenyamanan transportasi masih menjadi keluhan utama

    PENANGANAN PENGANGGURAN TERDIDIK DI JAWA TIMUR

    No full text
    Keberhasilan pemerintah keluar dari situasi krisis ekonomi, dan mendongkrak kembali angka pertumbuhan ekonomi, ternyata hal itu tidak otomatis menyelesaikan persoalan kemiskinan dan pengangguran. Pada tahun 2012, di Indonesia angka pengangguran pemuda terdidik tercatat mencapai 41,81 persen dari total angka pengangguran nasional. Angka sebesar ini tentu sangat memprihatinkan, karena sedkit-banyak mencerminkan terjadinya mismatch antara kualifikasi lulusan dengan kebutuhan pasar kerja. Dalam penelitian yang dilaporkan ini, beberapa permasalahan yang dikaji adalah: (1) Bagaimana sebetulnya gambaran tentang peta permasalahan dan faktor penyebab meningkatnya jumlah pengangguran terdidik di Provinsi Jawa Timur?, (2) Kesulitan dan tantangan apa sajakah yang dihadapi para pencari kerja terdidik untuk memperoleh pekerjaan atau mengembangkan usaha yang sifatnya mandiri? Termasuk di sini, sejauhmana akses pengangguran terdidik terhadap sumber-sumber permodalan?, dan (3) Kebijakan dan strategi seperti apakah yang seharusnya dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas penanganan pengangguran terdidik di Provinsi Jawa Timur? Kegiatan penelitian ini telah dilakukan di 2 kota/kabupaten terpilih yang ditengarai rawan atau tengah menghadapi permasalahan tenaga kerja, khususnya persoalan pengangguran terdidik, yaitu Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo. Jumlah pengangguran terdidik yang diwawancarai dan digali aspirasinya, ditetapkan sebanyak 100 responden. Kriteria responden adalah: (1) dalam dua tahun terakhir, responden minimal pernah sekali mengalami masa-masa menganggur atau kehilangan mata pencaharian karena situasi pasar yang tidak kondusif, dan (2) berpendidikan minimal diploma atau sarjana. Berdasar hasil kajian yang dilakukan, beberapa temuan utama yang menjadi isu prioritas di balik fenomena meluasnya pengangguran terdidik adalah: Pertama, para sarjana dan Diploma walaupun mereka sebagian adalah jebolan dari PT-PT yang bergengsi, dan sebagian besar memiliki IPK di atas 3, ternyata hal itu bukan jaminan bakal dapat segera memperoleh pekerjaan yang diinginkan. Tidak sedikit lulusan PT ternyata kurang atau bahkan tidak menguasai bahasa Inggris, sehingga kurang memiliki kompetensi sebagaimana diharapkan pasar kerja. Sebagian besar lulusan PT juga tidak memiliki koneksi yang bisa dimanfaatkan untuk mencarikan pekerjaan, sementara di saat yang sama akses mereka pada sumbersumber permodalan juga kurang. Di tengah iklim persaingan mencari kerja yang makin kompetitif, akhirnya bisa dipahami jika sebagian lulusan PT akhirnya harus menganggur, baik untuk jangka waktu yang kurang dari setahun maupun lebih dari setahun. Kedua, para lulusan PT, dalam banyak kasus mereka adalah penambah daftar panjang jumlah pengangguran terdidik dan belum mampu memperlihatkan kemandirian dalam menciptakan lapangan kerja dan usaha bagi dirinya sendiri. Sebagian besar pengangguran terdidik umumnya pernah bekerja ikut orang lain, dan bukan owner dari usaha tertentu yang mereka kembangkan sendiri
    corecore