13 research outputs found

    Kerajinan Kayu Gerupel dalam Konteks Masyarakat Gayo

    Full text link
    Penelitian yang berjudul “Kerajinan Akar Kayu Gerupel dalam Konteks Masyarakat Gayo” ini dilakukan di Kecamatan Jagong Jeget pada pertengahan bulan Juni hingga awal September 2016. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing/verification). Hasil analisis data menunjukkan bahwa proses pembuatan kerajinan akar kayu gerupel terdiri dari: Pengolahan bahan (pengadaan dan membersihkan bahan), menentukan bentuk, mewujudkan bentuk (kontruksi), serta finishing. Teknik yang digunakan adalah teknik tempel dan teknik raut. Sementara itu, berdasarkan perkembangannya kerajinan kayu gerupel awalnya hanya dimanfaatkan sebagai peti mati¸ namun seiring berjalannya waktu saat ini kayu gerupel telah menjadi produk kerajinan kayu kebanggan daerah yang memiliki beragam variasi dengan bentuk dan fungsi yang beragam pula

    Perkembangan Bentuk dan Motif pada Kerajinan Tas di Gampong Dayah Daboh Kecamatan Montasik Aceh Besar

    Full text link
    Penelitian yang berjudul “perkembangan bentuk dan motif pada kerajinan tas di gampong Dayah Daboh Kecamatan Montasik Aceh Besar” mengangkat masalah apa saja bentuk dan motif pada kerajinan tas di gampong Dayah Daboh Kecamatan Montasik Aceh Besar serta bagaimana perkembangan bentuk dan motif pada kerajinan tas di gampong Dayah Daboh Kecamatan Montasik Aceh Besar. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk dan motif pada kerajinan tas di gampong Dayah Daboh Kecamatan Montasik Aceh Besar serta mendeskripsikan perkembangan bentuk dan motif pada kerajinan tas di gampong Dayah Daboh Kecamatan Montasik Aceh Besar. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dan jenis penelitian deskriptif . Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa: bentuk tas awalnya adalah 3 bentuk yaitu selempang, tas map, dan tas furla, yang kemudian mengalami perkembangan menjadi 18 bentuk seperti tas selempang, tas mini, tas jinjing, tas ririn, tas ransel, tas golf, tas koper, tas Abg, tas setengah lingkaran, tas manik-manik, tas keong, tas mambo, tas labu, tas kipas, tas elizabeth, tas tenun, tas songket, dan tas kain spons. Motif tas di gampong Dayah Daboh awalnya adalah 10 motif puta talo, tapak leman, embun berarak, awan diris, pinto Aceh, pucok rebong, kotoran burung, bungong meulu, awan dong, dan awan keong. Motif yang berkembang menjadi 11 motif seperti pinto Aceh kombinasi motif matahari dan puta talo, pinto Aceh kombinasi bola-bola, awan keong kreasi, batik kacang, bungong meulu kreasi, bak padee, cacing, matahari, bunga timbul, motif Aceh kombinasi bunga timbul, dan bunga sulam

    Upacara Petroen Aneuk di Gampong Meunasah Manyang Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar

    Full text link
    Penelitian yang berjudul “Upacara Petroen Aneuk di Gampong Meunasah Manyang Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar” mengangkat masalah bagaimana prosesi upacara petroen aneuk dan maknanya di Gampong Meunasah Manyang Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan prosesi upacara petroen aneuk dan maknanya di Gampong Meunasah Manyang Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, dan jenis penelitiannya deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat yang mengerti tentang upacara petroen aneuk dan objek dalam penelitian ini adalah upacara petroen aneuk di gampong Meunasah Manyang Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan mereduksi, display dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan prosesi upacara adat petroen aneuk yaitu pembacaan doa pembuka, peucicap, suleung buleukat, balek hate, balek boh manoek, pencerminan, baca kitab, peusijuek, memutar beras, peulingka ka'bah, troen u tanoh, plah boh u, pesijuek ibu bayi, peu ‘eh lam ayon, Tamong Bak Rumoh dan pembacaan doa penutup.Upacara petroen aneuk secara umum memiliki makna yaitu agar bayi mendapatkan kemuliaan, kesejahteraan, kemakmuran dan selamat di dunia maupun akhirat. Dan kelak ketika besar nanti bayi menjadi anak yang patuh kepada kedua orang tua dan taat beribadah kepada Allah SWT. Upacara petroen aneuk masih dilaksanakan secara adat

    Motif dan Fungsi Kerajinan Anyaman Tape di Gampong Kemili Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah

    Full text link
    Penelitian yang berjudul “motif dan fungsi kerajinan anyaman Tape di Gampong Kemili Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah” ini mengangkat masalah bagaimanakah motif yang terdapat pada kerajinan anyaman Tape di Gampong Kemili Kabupaten Aceh Tengah dan bagaimanakah fungsi kerajinan anyaman Tape yang terdapat di Gampong Kemili Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis motif pada kerajinan anyaman Tape di gampong Kemili Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah dan untuk mendeskripsikan jenis fungsi kerajinan anyaman Tape di gampong Kemili Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah. Jenis Penelitian yang digunakan adalah pendekatan Kualitatif. Pendekatan Kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara tidak terstruktur dan dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan reduksi data, penyajian data, verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif-motif yang terdapat pada anyaman Tape di Gampong Kemili Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah ialah motif bunga nam, motif matapat, motif sesiku, motif bunga semelah, motif sesesip, motif peperting, motif keras kulir, motif genipo, motif bintang opat dan motif katir. fungsi anyaman Tape yaitu sebagai fungsi sosial, ekonomi, ritual dan keindahan (estetika), anyaman Tape merupakan tempat penyimpanan wadah pengganti plastik yang difungsikan untuk pernikahan, menaruh tempat sirih, beras, emas, nasi, dan lain sebagainya

    Kerajinan Tas Aceh Ditinjau dari Perspektif Intra Estetik di Aceh Utara

    Full text link
    Penelitian ini berjudul “Kerajinan Tas Aceh Ditinjau dari Perspektif Intra Estetik di Aceh Utara”. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kerajinan tas Aceh ditinjau dari perspektif intra estetik di Aceh Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kerajinan tas Aceh ditinjau dari perspektif intra estetik. Pendekatan yang digunakan pendekatan kualitatif dengan jenis pendekatan deskriptif. Lokasi penelitian ini di rumah produksi kerajinan tas Aceh yang ada di Gampong Meunasah Aron Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara, subjek penelitian adalah pemilik dan beberapa pengrajin rumah produksi kerajinan tas Aceh dan objek penelitian adalah bentuk, motif dan warna pada kerajinan tas Aceh. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan data reduction, data display dan kesimpulan serta mengecek keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk kerajinan tas memiliki 4 bentuk diantaranya yaitu kotak, persegi panjang, bulat dan oval. Bentuk kotak terdiri dari tas tiara, tas hantaran, tas golf kulit, tas golf, tas luna, tas ransel cewek dan tas eumpang. Bentuk persegi panjang terdiri dari tas guci, dan tas dompet. Pada bentuk bulat terdiri dari tas rotan serta bentuk oval terdiri dari tas ransel. Pada tas ransel, tas selempang dan tas jinjing terdapat 11 motif yaitu Pinto Aceh, Bungong Meucanek, Pucok Bungong, Angka Lapan, Angka Nam, Kacang Goreng, Angka siploh, Taloe Ie, Awan Bungong, Bungong Ek Leuk, Bungong Lawang. Pada tas ransel terdapat motif Pinto Aceh, Bungong Meucanek, Pucok Bungong, Angka Lapan, Angka Nam, Kacang Goreng, Bungong Lawang, Taloe Ie, dan Angka Siploh. Warna yang terdapat pada kerajinan tas Aceh yaitu kuning, merah, hijau, hitam dan biru

    Perkembangan Motif pada Baju Pengantin di Meulaboh Kabupaten Aceh Barat

    Full text link
    Penelitian ini berjudul “Perkembangan Motif pada Baju Pengantin di Meulaboh Kabupaten Aceh Barat”. Mengangkat masalah perkembangan motif pada baju pengantin di Meulaboh Kabupaten Aceh Barat pasca Tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan motif pada baju pengantin di Meulaboh Kabupaten Aceh Barat pasca Tsunami. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi dan wawancara. Subjek penelitian ini adalah Syarifah Hennizar selaku pemiliki Cut Aja Wedding dan Rina selaku pemiliki Rina Queenna, objek penelitian ini adalah baju pengantin di Meulaboh Kabupaten Aceh Barat. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa perkembangan motif pada baju pengantin di Meulaboh Kabupaten Aceh Barat pasca Tsunami, merupakan salah satu bukti nyata bahwa perkembangan yang terjadi pada motif baju pengantin di Meulaboh dapat dilihat dari tampilan motif yang berbeda seperti penambahan motif pada motif yang sudah ada, hal ini dapat kita lihat pada motif pinto Aceh, yang mana terdapat beberapa bagian pada motif pinto Aceh yang ditambahkan motif baru untuk memperindah motif pinto Aceh yang sudah ada, seperti penambahan ukiran daun maupun ukiran batang. Masyarakat sekitar tidak mempermasalahkan perkembangan yang terjadi pada motif yang terdapat pada baju pengantin, hal ini dikarenakan tidak terdapatnya motif-motif yang memilliki arti negatif. Motif itu sendiri merupakan identitas suatu masyarakat sehingga adanya motif sangat penting untuk diterapkan pada baju pengantin. Namun saya berharap agar motif-motif yang sudah ada seperti pinto Aceh, uke bate, pucok reubong dan motif Aceh yang lain tetap diterapkan pada baju pengantin di Meulaboh Kabupaten Aceh Barat, meskipun nantinya ada penambahan motif ragam hias pada motif-motif Aceh tersebut

    Transformasi Tradisi Meudikee dalam Konteks Masyarakat Samalanga Kabupaten Bireuen

    Full text link
    Penelitian ini berjudul “Transformasi tradisi Meudikee dalam konteks masyarakat Samalanga di Kabupaten Bireuen”. Mengangkat masalah bagaimana tradisi Meudikee dalam konteks masyarakat Samalanga di Kabupaten Bireuen dan bagaimana transformasi tradisi Meudikee dalam konteks masyarakat Samalanga di Kabupaten Bireuen. Tujuan dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan tradisi Meudikee dalam kontes masyarakat Samalanga di Kabupaten Bireuen dan transformasi tradisi Meudikee dalam konteks masyarakat Samalanga di Kabupaten Bireuen. Jenis pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kualitatif dan merujuk ke dalam jenis penelitian menggunakan metode deskriptif. Subjek penelitian ini ialah TPA Baburrisyad desa Mesjid Baro Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen, objek yang diteliti adalah menegenai tradisi Meudikee dalam konteks masyarakat Samalanga Kabupaten Bireuen. Sumber data yaitu Tgk. Jamil sebagai pimpinan pesantren, Tgk. Maidi dan Ustazah Fakriah. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan ialah mereduksi data terlebih dahulu kemudian penyajian data dalam bentuk uraian singkat selanjutnya verefikasi data atau penarikan kesimpulan dan menguji keabsahan data menggunakan metode triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan Meudikee dalam konteks masyarakat Samalanga sebagai tradisi yang sangat sakral berisikan doa, shalawat sanjungan kepada nabi Muhammad SAW dalam memperingati hari kelahirannya dan tradisi Meudikee dalam masyarakat Samalanga di Kabupaten Bireuen mengalami Perubahan yang signifikan terutama dari bentuk meliputi anggota, gerak, syair, properti dan kostum serta fungsinya telah menjadi seni pertunjukan sebagai hiburan tanpa mengubah fungsi utamanya yaitu sebagai tradisi maulid (memperingati kelahiran nabi Muhammad SAW)

    Ragam Motif Rumah Adat Rongko Desa Koto Kluet Tengah Aceh Selatan

    Full text link
    Penelitian yang berjudul “Ragam Motif Rumah Adat Rongko di Desa Koto Kluet Tengah Aceh Selatan”, dengan mengangkat masalah bagaimana penerapan ragam motif rumah adat rongko Kluet Tengah Aceh Selatan? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan ragam motif rumah adat rongko di desa Koto Kluet Tengah Aceh Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di rumah adat rongko desa Koto, Kluet Tengah, Kecamatan Tapak Tuan, Aceh Selatan. Sumber data dalam penelitian ini adalah: T. Iskandarmuda sebagai keturunan kerajaan Raja Manggamat Imam Hasbiyallah Muhammad Teuku Nyak Kuta, rumah adat rongko yang menceritakan tentang sejarah dan makna, penerapan ragam motif yang ada di bangunan rumah adat rongko Kluet Tengah Aceh Selatan. Subjek dalam penelitian ini adalah Rumah adat rongko dan objek dalam penelitian ini ragam motif rumah adat rongko. Tekat pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengolahan data dengan teknik kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif rumah adat rongko di Kluet Tengah berupa seni kerajinan ukir kayu dengan motif, yaitu: motif sisik ikan, motif daun, motif rantai, motif bungong seulanga, motif huruf Alif, motif sisik ikan kreasi, motif corak, motif persegi delapan
    corecore