3 research outputs found

    Pencegahan Sindrom Metabolik melalui Edukasi dan Pendampingan Mandiri kepada Komunitas GBI Diaspora Sejahtera Surabaya

    Get PDF
    Sindrom metabolik (SM) merupakan suatu kumpulan faktor risiko metabolik yang berkaitan langsung terhadap terjadinya penyakit kardiovaskular aterosklerosis. Tingginya penyebab kematian penyakit kardiovaskular dengan faktor risiko sindrom metabolik menjadi perhatian untuk dilakukan upaya pencegahan. Gereja Bethel Indonesia (GBI) Diaspora Sejahtera Surabaya memiliki visi membawa keselamatan bagi semua orang dengan filosofi memperhatikan keselamatan dan kebutuhan sesama. Salah satu kebutuhan saat ini adalah kesehatan jemaat. Banyaknya jumlah jemaat dan lansia berpotensi mengalami penurunan kesehatan akibat gangguan metabolisme. Risiko gangguan metabolisme kurang dipahami oleh masyarakat awam termasuk jemaat GBI Diaspora Sejahtera Surabaya. Permasalahan yang dihadapi jemaat di GBI Diaspora Sejahtera Surabaya adalah kurangnya pengetahuan tentang pencegahan dan penanganan penyakit akibat gangguan metabolisme. Solusi yang ditawarkan melalui pengabdian masyarakat di GBI Diaspora Sejahtera Surabaya adalah edukasi penyakit terkait akibat gangguan metabolisme, pemeriksaan darah yang meliputi kolesterol, asam urat, gula darah serta konsultasi, serta deteksi dini penyakit diabetes melalui pemberian buku diary metabolisme yang diumumkan kepada peserta. Buku harian metabolisme ini berisi informasi skrining, pencegahan, dan penanganan gangguan metabolisme. Capaian dari pengabdian masyarakat ini adalah meningkatnya pengetahuan komunitas terhadap sindrom metabolik dan upaya mandiri untuk mencegah sindrom metabolik

    PULMONARY AND EXTRAPULMONARY PATHOLOGICAL FEATURES IN PATIENTS WITH COVID-19

    No full text
    COVID-19, pertama kali muncul Desember 2019, di Wuhan, Cina menjadi pandemi global. Di Indonesia angka kematian akibat COVID-19 mencapai 3.797 jiwa. SARS-CoV-2 dapat menyebabkan berbagai manifestasi pernapasan, hepar, enterik, dan kulit. Meskipun angka kematian tinggi, namun patobiologi COVID-19 masih belum sepenuhnya dipahami. Pemeriksaan patologi anatomi bukanlah metode diagnosis  yang tepat, namun dapat menjelaskan perubahan patologis, patogenesis penyakit, dan penyebab kematian. Diagnosa definitif didasarkan pada deteksi RNA virus oleh RT-PCR. Patogenesis COVID-19 terbagi menjadi 3 tahap yaitu tahap asimptomatik, respons jalan nafas konduksi, perubahan menjadi ARDS. Virus COVID-19 terikat pada reseptor ACE-2 kemudian menimbulkan respons imun dan kerusakan jaringan. Gambaran patologis pada paru bisa diamati dengan metode sitologi, histopatologi, imunohistokimia dan pemeriksaan mikroskop elektron. Dari pemeriksaan sitologi didapatkan sebukan sel radang plasma dan intranuclear inclusion, namun infeksi virus lain seperti adenovirus dan influenza juga bisa menunjukkan gambaran yang serupa. Dari sediaan makroskopis paru bisa diamati adanya edema dan konsolidasi paru, sedangkan dari sediaan mikroskopis gambarannya adalah kerusakan alveolar difus. Infeksi COVID-19 juga dapat mempengaruhi saluran gastrointestinal. SARS-CoV-2 ditemukan pada kasus dengan klinis diare. Gambaran patologis, tidak didapatkan kerusakan yang signifikan pada epitel mukosa saluran GI. Temuan makroskopis hepar berwarna merah gelap dengan hepatomegali. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan kongesti sinus hepatik dengan mikrotrombus, phlebosclerosis, tanda-tanda yang menunjukkan tekanan arterial. Manifestasi kulit hampir menyerupai infeksi virus pada umumnya, dengan gambaran mikroskopis perivascular dermatitis, trombus dan kerusakan pembuluh darah, serta degenerasi dan nekrosis keratinosit. Pada jantung didapatkan kardiomegali, dilatasi ventrikel kanan, serta degenerasi myosit dengan infiltrasi limfosit ringan. Plasenta menunjukkan gambaran fetal vascular malperfusion. Literature review ini merupakan sumbangsih dari ilmu Patologi Anatomi untuk para dokter dalam webinar series topik Early Case Finding & Prompt Treatment (5 level of prevention), membuka kemungkinan alternatif pemeriksaan selain RT-PCR sebagai definitive diagnosis tools, juga sebagai bahan kajian ulang terhadap kemungkinan port of entry lain COVID-19 di luar respiratory tract

    Efektivitas Edukasi Pencegahan Napza Oleh Mahasiswa Kedokteran Dalam Meningkatkan Pengetahuan Generasi Muda Terkait Napza

    No full text
    ABSTRAK Narkoba atau NAPZA merupakan tantangan serius bagi generasi muda Indonesia. Kurangnya pengetahuan akan obat-obatan berbahaya ini dan dampaknya yang serius baik dari segi kesehatan dan ancaman hukum dapat menjadi salah satu faktor penyalahgunaan narkoba di kalangan anak muda. Salah satu komunitas yang menaungi banyak anak muda adalah Pelayanan Kasih Anak Bangsa. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh para anggota komunitas yaitu terbatasnya pengetahuan mitra tentang narkoba. Solusi dari permasalahan tersebut yang sudah disepakati dengan mitra adalah edukasi tentang narkoba, pemberian poster yang melibatkan mahasiswa kedokteran dalam menyampaikan materi terkait jenis narkoba, dampak narkoba dan pencegahan penyalahgunaan narkoba yang disampaikan kepada 30 orang peserta. Hasil pengabdian masyarakat menunjukkan  terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah kegiatan (p=0,000). Sesudah mendapatkan materi dan tanya jawab, pengetahuan peserta terkait NAPZA semakin meningkat dari nilai rata-rata pre-test sebesar 70 menjadi nilai post-test dengan rata-rata 92,67. Hal ini menunjukkan edukasi yang dilakukan oleh mahasiswa kedokteran efektif untuk meningkatkan pengetahuan peserta. Saran kedepannya agar terdapat peran serta dari keluarga dan pemangku kebijakan lainnya untuk mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda. Kata Kunci: Sosialisasi, Narkoba, Remaja, Pengetahuan, Pencegahan  ABSTRACT Drugs abuse are a serious challenge for Indonesia's young generation. Lack of knowledge about these dangerous drugs and their serious effects both in terms of health and legal threats can be one of the factors of drug abuse among young people. One of the communities that serves many young people is Pelayanan Kasih Anak Bangsa. This community service aims to overcome the problems faced by community members, namely the limited knowledge of partners about drugs. The solutions to these problems that have been agreed with partners are education about drugs and giving posters. All activities will involve medical students in conveying material related to types of drugs, the impact of drugs and prevention of drug abuse which are delivered to 30 participants. The results of community service show that there are differences in knowledge before and after the activity (p=0,000). After receiving the material and asking questions, participants' knowledge about drugs increased from the average pre-test value of 70 to the average post-test value of 92.67 This shows that the education conducted by medical students is effective in increasing participants' knowledge. Suggestion for the future, participation of families and other policy makers is very important to prevent drug abuse among the younger generation. Keywords: Socialitation, Drugs, Adolescent, Knowledge, Preventio
    corecore