Proses Pembekuan Ikan Kakap Merah (Lutjanus Malabaricus) Dengan Metode Airblast Freezing (Abf) Di Pt Inti Luhur Fuja Abadi, Pasuruan, Jawa Timur

Ikan adalah sumber protein yang sangat berpotensi dan diperlukan oleh manusia. Salah satu ikan yang memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu ikan Kakap Merah (Lutjanus malabaricus). Ikan Kakap mengandung energi sebesar 92 kilokalori, protein 20 gram, karbohidrat 0 gram, lemak 0.7 gram, kalsium 20 miligram, fosfor 200 miligram, dan zat besi 1 miligram. Tingginya kandungan air merupakan salah satu potensi yang harus diperhatikan karena merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikrobia. Oleh karena itu dibutuhkan upaya untuk mempertahankan kandungan gizi, kesegaran, rasa, serta memperpanjang daya simpan melalui pengawetan, salah satunya yaitu dengan cara pembekuan. Metode Air Blast Freezing merupakan salah satu metode pembekuan yang menggunakan kombinasi suhu rendah yaitu suhu -35oC sampai -40oC dengan cara penghembusan udara dingin secara cepat kearah produk. Metode ini memiliki keuntungan salah satunya yaitu pengoprerasiannya yang relatif mudah. Tujuan dari pelaksanaan praktek kerja lapang ini mengetahui proses pembekuan ikan Kakap Merah (Lutjanus malabaricus) dengan metode Air Blast Freezing (ABF) serta hambatan dalam produksi ikan Kakap Merah (Lutjanus malabaricus) menggunakan metode Air Blast Freezing (ABF). Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di PT. Inti Luhur Fuja Abadi yang berlokasi di kecamatan Cangkringmalang, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini berlangsung pada tangga 17 Desember 2018 sampai 31 Januari 2019. Metode kerja yang digunakan adalah dengan metode pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, wawancara, dan partisipasi aktif. Tahapan proses produksi ikan Kakap Merah (Lutjanus malabaricus) adalah penerimaan bahan baku, pencucian I, sortasi, pencucian II, penimbangan, pencucian III, penyusunan, pembekuan dengan metode Air Blast Freezing (ABF), glazing, pengemasan, storaging, stuffing. Proses pembekuan dengan metode Air Blast Freezing (ABF) menggunakan suhu -35oC sampai -40 oC selama 6-8 jam sehingga pabrik dapat menghasilkan sebanyak 3 ton dalam satu hari. Hambatan pada proses pembekuan di PT ILUFA adalah bahan baku yang mengandung parasit. Faktor – faktor yang memengaruhi proses pembekuan antara lain bahan baku saat proses penerimaan dan monitoring pada saat proses pembekuan dalam mesin AB

Analisis Fisika Dan Kimia Gelatin Tulang Ikan Patin (Pangasius Sp) Dengan Variasi Lama Waktu Ekstraksi

Dalam proses produksi fillet ikan patin, pabrik menghasilkan limbah yang cukup besar, salah satu limbah yang dihasilkan yaitu tulang. Tulang ikan sendiri memiliki kandungan protrein kolagen yang cukup tinggi, protein kolagen merupakan protein yang banyak terdapat pada jaringan tubuh, dapat ditemukan pada kulit, jaringan pengikat dan tulang serta merupakan protein struktural ubuh. Kolagen pada tulang dapat dimanfaatkan sebagai gelatin, Gelatin merupakan derivat protein dari serat kolagen yang dapat diekstraksi dari tulang, kulit, maupun jaringan ikat pada hewan. Di Indonesia rata-rata gelatin didapatkan dari tulang sapi bahkan tulang babi yang dimana jika tulang babi tidak dapat dikonsumsi oleh umat Muslim dan juga beresiko terjangkit penyakit. Sebagian orang juga khawatir mengkonsumsi limbah sapi karena adanya penyakit sapi gila (mad cow disease), penyakit mulut dan kuku (foot and mouth), dan Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE). Maka dari itu perlu ada alternatif untuk produksi dari gelatin dari tulang ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisika dan kimia gelatin ikan patin dengan variasi lama waktu ekstaksi yang mendapatkan hasil terbaik. Penelitian eksperimental ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan masing-masing 5 kali pengulangan. Lama waktu Ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini adalah 3 jam, 4 jam dan 5 jam. Parameter utama yang diamati pada penelitian ini adalah rendemen, derajat keasaman (pH), kekuatan gel, viskositas, kadar air, dan kadar abu. Hasil dari Penelitian ini didapatkan dari literasi beberapa jurnal dan penelitian pendahuluan. kadar air dari beberapa jurnal yaitu sekitar 6-13%, Kadar abu 0.15-2%, viskositas sekitar 1.9-9 cPs, kekuatan gel 30-316 bloom, dan pH 4.9 dan 5.2. Hasil penelitian pendahuluan dengan uji organoleptik didapatkan warna yang kecoklatan, tekstur bubuk kasar, dan tidak berbau. Dari beberapa Hasil tersebut memenuhi standar mutu gelatin berdasarkan SNI 06-3735 (1995) dan British Standard (BSN)

Proses Pembekuan Ikan Kakap Merah (Lutjanus Malabaricus) Dengan Metode Air Blast Freezing (Abf) Di Pt. Inti Luhur Fuja Abadi , Pasuruan, Jawa Timur

Ikan adalah sumber protein yang sangat berpotensi dan diperlukan oleh manusia. Salah satu ikan yang memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu ikan Kakap Merah (Lutjanus malabaricus). Ikan Kakap mengandung energi sebesar 92 kilokalori, protein 20 gram, karbohidrat 0 gram, lemak 0.7 gram, kalsium 20 miligram, fosfor 200 miligram, dan zat besi 1 miligram. Tingginya kandungan air merupakan salah satu potensi yang harus diperhatikan karena merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikrobia. Oleh karena itu dibutuhkan upaya untuk mempertahankan kandungan gizi, kesegaran, rasa, serta memperpanjang daya simpan melalui pengawetan, salah satunya yaitu dengan cara pembekuan. Metode Air Blast Freezing merupakan salah satu metode pembekuan yang menggunakan kombinasi suhu rendah yaitu suhu -35oC sampai -40oC dengan cara penghembusan udara dingin secara cepat kearah produk. Metode ini memiliki keuntungan salah satunya yaitu pengoprerasiannya yang relatif mudah. Tujuan dari pelaksanaan praktek kerja lapang ini mengetahui proses pembekuan ikan Kakap Merah (Lutjanus malabaricus) dengan metode Air Blast Freezing (ABF) serta hambatan dalam produksi ikan Kakap Merah (Lutjanus malabaricus) menggunakan metode Air Blast Freezing (ABF)

Siapa raja konsumen atau produsen/ Scriptura Mitra Wacana (edt)

xv, 208 hal.; 21 cm

Lika-liku Pergaulan Pranikah

190 hlm.;21 c

Berdamai dengan stres : rubrik konsultasi psikologi kampus

xii, 202 p.; 20 cm