14 research outputs found

    STRUKTUR KOMUNITAS DAN ZONASI VEGETASI MANGROVE DESA DARUNU KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA

    Get PDF
    Mangrove ecosystem is a collection of distinctive plant types that contained in tropical and subtropical coastal region. The purpose of research was to find out the community structure and mangrove zonation at Darunu Village, Wori District, North Minahasa Regency. The research was conducted by   the quadrant transect line method. It was done by pulling a straight line, perpendicular from the outermost mangrove area to the land direction, along 100 m by determining three data retrieval Station. To determine the condition of mangrove then density, species frequency, species coverage, important value index, diversity index and equality types were analyzed. The result found 5 mangroves species, namely: Rhizophora apiculata, R. mucronata, Sonneratia alba, Bruguiera gymnorrhiza and Avicennia officinalis. The highest density value was R.apiculata, as well as species frequency, while the species coverage value  found in S. alba. The diversity value found at Station 2. The zonation of mangrove vegetation in Darunu village respectively, at Station 1 and 2 in the front was overgrown by R.apiculata species with sandy mud substrate.  The Station 3 was overgrown by S.alba species with sandy mud. Generalyl, this location substrate contains of sandy mud and mud.Keywords : Mangrove, community structure, zonation

    ANALISIS STOK KARBON PADA SEDIMEN MANGROVE DI DESA BATURAPA KECAMATAN LOLAK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

    Get PDF
    Pemanasan global adalah salah satu isu di dunia saat ini, bisa dilihat dengan adanya peristiwa tingginya suhu bumi yang terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca. Hutan mangrove dilaporkan mampu memitigasi pemanasan global karena kemampuannya menyimpan karbon di biomassa dan sedimen dengan baik. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui densitas sedimen tanah, presentase karbon organik, densitas karbon dan estimasi simpanan karbon pada sedimen ekosistem mangrove di Desa Baturapa Kecamatan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow. Pengambilan sampel sedimen mangrove dilakukan dengan teknik Purpose Sampling dan data yang diperoleh dianalisis dengan metode Loss on Ignition. Hasil penelitian menunjukan nilai rata-rata densitas tanah seluruh stasiun yaitu sebesar 0,39 g/cm3 ± 0,04. Nilai rata-rata presentase karbon organik pada seluruh stasiun yaitu sebesar 10,57 C% ± 4,87.Nilai rata-rata kandungan karbon total pada seluruh stasiun yaitu sebesar 398,82 MgC ha-1 ± 14,40. Hutan mangrove mampu menampung kandungan karbon dengan jumlah besar baik di biomassa dan sedimen.Kata Kunci : Analisis Stok Karbon, Sedimen Mangrove, Purpose Sampling, LOI (Loss On Ignition), Desa Baturapa, Kabupaten Bolaang Mongondo

    KARAKTERISTIK SAMPAH LAUT DI PANTAI TUMPAAN DESA TATELI DUA KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA

    Get PDF
    The coastal region is the transitional area between the terrestrial and marine environment that has a great change of experiencing pressure due to pollution. This matter can caused by the strong population of Indonesia, quite high tourist activities, sea transportations, and large infra structure development. Marine debris in particular plastic is a big problem, not only in Indonesia, but also around the world. Hence, Indonesia is considered to be the second largest plastic waste producer in the world. Marine debris is part of a broader problem regarding waste management. Solid waste management has become a challenge for public health. In this research, garbage observation was done by adapting the shoreline survey method based on the national oceanic and atmospheric administration (NOAA, 2013). The results of observations of the research found that the type of macro-debris and meso-debris collected in the transect of observations were 228 items with a total weight of 2062.32 grams. Plastics debris were found in most quantities followed by rubbers, glasses and metals. The main factor for the abundance of marine debris in the coastal area of Tateli dua village Mandolang subdistrict Minahasa regency was the household waste, indicating that land-based sources provide a key factor for plastic pollution on the coastal area. Keywords: Marine debris, shoreline survey, pollution, coastal environment, Minahasa regency. AbstrakWilayah pesisir yang merupakan sumber daya potensial di Indonesia, adalah daerah peralihan antara daratan dan lautan. Sumber daya ini sangat besar yang didukung oleh adanya garis pantai sepanjang sekitar 81.000 km. Garis pantai yang panjang ini menyimpan potensi kekayaan sumber alam yang besar.Potensi itu diantaranya potensi non hayati dan hayati. Disamping potensi sumberdaya alam yang tersebar luas di pesisir Indonesia, potensi pencemaran terhadap lingkungan pesisir dan laut pun memiliki peluang yang cukup besar.Peluang ini dapat disebabkan oleh padatnya penduduk Indonesia, aktivitas wisata yang cukup tinggi termasuk transportasi, dan pembangunan yang besar.Sampah laut khususnya plastik merupakan masalah besar, bukan hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia.Indonesia juga dianggap sebagai produsen sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia.Sampah laut merupakan bagian dari masalah yang lebih luas terkait pengelolaan sampah.Pengelolaan sampah padat telah menjadi tantangan kesehatan masyarakat.Pengamatan sampah dilakukan dengan adaptasi metode shoreline survey methodology berdasarkan National Oceanic and Atmospheric Administration(NOAA, 2013). Hasil pengamatan di lokasi penelitian di temukan jenis sampah makro-debris dan meso-debris yang dikumpulkan pada transek pengamatan sebanyak228 item dengan bobot total 2062,32 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa plastik debris ditemukan dalam jumlah terbanyak diikuti oleh karet, kaca dan logam. Faktor utama penyebab kelimpahan sampah laut di Pantai Tumpaan Desa Tateli Dua, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa adalah sampah aktivitas penduduk yang menunjukkan bahwa sumber-sumber berbasis lahan menyediakan input utama untuk polusi plastik di pantai tersebut. Kata Kunci: Sampah laut, survey garis pantai, pencemaran, lingkungan pesisir, Kabupaten Minahas

    Morphology of Crabs in Minanga Beach, Malalayang Satu, Manado City

    Get PDF
    The coastal area in North Sulawesi which has a length of about 1.985 km, is a potential area with biodiversity supported by the associated biota in it. Order Decapoda, infraorder Brachyura is one of the many biotas found in coastal areas. It is estimated that about 5,400 species of Brachyura live in coastal areas. The purpose of the study was to identify the crabs caught at Minanga Beach, Manado Bay Waters, Malalayang Satu Village Malalayang District Manado City based on the morphological characteristics of crabs. The sample was collected in February 2022. The method used in this research is the cruising survey method, which has been done by tracing the marked location and then taking all the crabs species found. Identification is done by observing the morphology of the crab, such as carapace shape, claws, walking legs, presence of spines on the carapace, carapace size, abdomen shape, sexual dimorphism that occurs in crabs, presence of hair/setae, and color/pattern of crabs. Based on the research conducted, as many as five species of crabs were found in Minanga Beach, namely: Thalamita prymna, Thalamita sp., Thalamita admete, Ozius rugulosus, Ozius tuberculosus.Keywords: Brachyura; Identification; Thalamita; Ozius; Manado Bay.AbstrakWilayah pesisir di Sulawesi Utara yang memiliki panjang sekitar 1.985 km, merupakan wilayah yang potensial dengan keanekaragaman hayati yang didukung oleh biota yang berasosiasi di dalamnya. Ordo Decapoda, infraordo Brachyura merupakan satu dari banyak biota yang ditemukan di wilayah pesisir. Diperkirakan sekitar 5.400 spesies brachyura hidup di wilayah pesisir pantai. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi kepiting yang ditangkap di Pantai Minanga, Perairan Teluk Manado, Kelurahan Malalayang Satu, Kecamatan Malalayang, Kota Manado berdasarkan ciri morfologi kepiting. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Februari 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei jelajah, yaitu dengan menyusuri lokasi yang telah ditandai lalu mengambil semua spesies kepiting yang ditemukan. Identifikasi dilakukan dengan memperhatikan morfologi kepiting, seperti: bentuk karapas, capit, kaki jalan, keberadaan duri pada karapas, ukuran karapas, bentuk abdomen, seksual dimorfisme yang terjadi pada kepiting, keberadaan rambut/setae, dan warna/corak kepiting. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, sebanyak lima spesies kepiting ditemukan di Pantai Minanga, yaitu: Thalamita prymna, Thalamita sp., Thalamita admete, Ozius rugulosus, Ozius tuberculosus.Kata Kunci: Brachyura; Identifikasi; Thalamita; Ozius; Teluk Manado

    Kajian Kesesuaian Lahan Ekowisata Mangrove Di Desa Arakan Kabupaten Minahasa Selatan Sulawesi Utara

    Get PDF
    Study Of Land Suitability For Mangrove Ecotourism In Arakan Village, Minahasa Selatan District, North Sulawesi The purpose of this study was to determine community structure, mangrove canopy cover and land suitability of mangrove ecotourism. This study used the line transect method for mangrove community structure, interviews for questionnaires and hemispherical photography for the percentage of mangrove cover. The results of the study on mangrove community structure showed that The highest important value index is found in transect 3, namely R. stylosa with value of 292,935 and the lowest on transect 3 is A. officinalis with a value of 7.065. For the suitability of mangrove ecotourism land shows that all transects belong to the suitable category with value of 55.74% on transect 1, 65.57% on transect 2, 68.85% on transect 3, 63.93% on transect 4 and 68.85% on transect 5.Keywords: Mangrove, Ecotourism, Arakan Village Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas, tutupan kanopi mangrove dan kesesuaian lahan ekowisata mangrove. Penelitian ini menggunakan metode line transek terhadap struktur komunitas mangrove, wawancara untuk kuisioner dan hemispherical photography untuk persentase tutupan mangrove. Hasil penelitian struktur komunitas mangrove yaitu indeks nilai penting tertinggi terdapat pada transek 3 jenis R.stylosa 292.935 dan terendah pada transek 3 jenis A.officinalis 7.065. Untuk kesesuaian lahan ekowisata mangrove bahwa pada semua transek masuk kategori sesuai dengan nilai kesesuaian transek 1 55.74%, transek 2 nilai 65.57%, transek 3 nilai 68.85%, transek 4 nilai 63.93% dan transek 5 nilai 68.85%.Kata kunci: Mangrove, Ekowisata, Desa Arakan

    Potential of Carbon Absorption Mangrove Forest at Sarawet Village Kuala Batu, East Likupang, North Minahasa Regency

    Get PDF
    Mangrove forest is one of a coastal natural resource with abundant potentials. The rapid coastal development has cost bad effects, such as mangrove forest conversion into dike or tourism. Mangrove forest has a prominent ecological function for coastal area. The purpose of this study was to analyst carbon absorption potency in both natural and restored mangrove forest in Sarawet Village, Kuala Batu, East Likupang. The sampling method in this study was a survey method that is observation and field sampling. The collected data was surface mangrove biomass and sediment, then analyst in Sam Ratulangi Laboratory, Manado. The biomass sampling data using transect line quadrat while and sediment sampling using sediment corer. This study found. That conclude that natural mangrove forest have a higher absorption and restored potential than restored mangrove forest.Keywords :  mangrove, biomass, carbon, sediment AbstrakPotensi sumber daya hutan Indonesia sangat melimpah, dan salah satunya ialah hutan mangrove. Pembangunan pada daerah pesisir yang begitu cepat telah memberi dampak buruk terhadap lingkungan, seperti konversi lahan hutan mangrove menjadi tambak dan kawasan parawisata. Hutan mangrove merupakan salah satu hutan yang memiliki fungsi ekologis sangat penting terutama bagi wilayah pesisir. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi penyerapan karbon pada hutan mangrove yang restorasi dan alami di Desa Sarawet Kuala Batu Likupang Timur. Metode pengambilan data yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini ialah metode survey yakni pengamatan dan pengambilan sampel langsung dilapangan. Data yang diambil ialah data biomassa mangrove bagian atas dan sedimen. Sampel yang diambil di analisis di Laboratorium Terpadu Universitas Sam Ratulangi Manado. Untuk pengambilan data biomassa dilakukan dengan menggunakan garis transek kuadrat dan pengambilan sampel sedimen menggunakan sediment corer. Dari hasil penelitian yang diperoleh, menunjukan bahwa hutan mangrove yang alami memiliki potensi penyerapan dan simpanan karbon yang lebih tinggi dibandingkan dengan hutan mangrove yang direstorasi.   Kata kunci :  mangrove, biomassa, karbon, sedime

    EVALUASI PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE PADA DAERAH PERLINDUNGAN LAUT DI DESA BLONGKO, KECAMATAN SINONSAYANG KABUPATEN MINAHASA SELATAN PROVINSI SULAWESI UTARA

    No full text
    ABSTRACT Mangrove ecosystem in Blongko village has many functions for coastal area. The aims of this research was to describe potential and the existing condition of mangrove ecosystem and also to give directive policy strategic for conservation mangrove ecosystem in this area. This research used primary and secondary data. Primary data was gathered by field observation and in-depth interview with 100 respondens by questionnary. Secondary data was gathered by unravel various literature and related institution. The development indicators was used to determine the policy strategic of sustainable mangrove ecosystem. Its was threat, factor, and constraint causing degradation mangrove ecosystem. This research got three policy strategy to carry on of sustainable mangrove ecosystem. Its was increase of human resources quality, protection and continuation of mangrove ecosystem, and low and institution reinforcement. This strategy was expected to depress degradation in mangrove ecosystem. Keywords : Coastal Area; Blongko village; Mangrove Ecosystem; Policy Strategy
    corecore