3 research outputs found

    Neisseria gonorrhoeae resistance test against cefixime in gonorrhea patients in Surabaya

    Get PDF
    Gonorrhea remains as one of the most common sexually transmitted diseases in developing countries. The third generation cephalosporin such as cefixime is now one of the first-line therapies in many regions. Over the last decade, strains of Neisseria gonorrhoeae have been reported to develop high levels of resistance against several antimicrobial agent cefixime. The purpose of this study is to evaluate the susceptibility of cefixime to Neisseria gonorrhoeae. Methods: The study design was descriptive laboratory observational cross sectional from June 2017 to September 2017. Twenty isolates Neisserria gonorrhoeae taken from outpatients with positive complaints of purulent secretions, who visited 7 Community Health Centre in Surabaya and met the inclusion criterias, were tested with cefixime diffusion susceptibility test. Results: 7 of 20 isolates (35%) were resistant to cefixime and 13 of 20 isolates (65%) sensitive to cefixime. Conclusions: Neisseria gonorhoeae strain was proven to be resistant to cefixime by performing diffusion test

    Kondilomata Akuminata pada Anak: Laporan Dua Kasus Jarang

    Get PDF
    Latar Belakang: Kondilomata akuminata umumnya ditemukan pada pasien dewasa melalui kontak seksual. Kondilomata akuminata pada anak harus mempertimbangkan kemungkinan transmisi seksual dan nonseksual. Belum ada pengobatan standar untuk kondilomata akuminata pada anak-anak berusia 12 tahun atau lebih muda yang disetujui oleh Food Drug Administration (FDA) Tujuan: Melaporkan dua kasus kondilomata akuminata pada anak yang cukup jarang. Kasus: Dua orang anak perempuan berusia 1 dan 2 tahun dibawa ke Instalasi Rawat Jalan (IRJ) Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo pada waktu yang berbeda dengan keluhan tumor pada daerah perianal. Kedua pasien lahir melalui persalinan pervaginam. Tidak didapatkan riwayat kutil pada kelamin atau kulit orang tua kedua pasien. Pemeriksaan fisik pada daerah perianal menunjukkan gambaran beberapa papul, berwarna seperti kulit tampak seperti bunga kol. Tidak didapatkan keluhan maupun tanda kekerasan seksual. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan pada epidermis tampak hiperkeratosis, akantosis, papilomatosis, beberapa sel epithelial menunjukkan koilositosis. Pada dermis menunjukan proliferasi dari pembuluh darah kapiler, infiltrasi mononuklear, intak pada membran basal dan tidak terdapat tanda keganasan. Pemeriksaan subtipe Human papilloma virus (HPV) pada kedua pasien menunjukkan tipe 11. Pembahasan: Kedua pasien mendapatkan pengobatan dengan menggunakan asam trikloroasetat (TCA) namun, keduanya memberikan hasil yang berbeda. Pasien yang gagal diobati dengan TCA dikonsulkan ke departemen bedah anak dilakukan terapi elektrodesikasi dengan hefrikauter. Simpulan: Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat diperlukan untuk menentukan cara penularan kondilomata akuminata pada anak. Pemeriksaan subtipe Human papillomavirus (HPV) bukan pemeriksaan yang rutin dan memiliki keterbatasan untuk menentukan cara penularan terutama pada anak. Penularan melalui jalan lahir harus dipertimbangkan pada anak usia sampai dengan 2 tahun. Pengobatan pada anak dapat dilakukan dengan beberapa modalitas terapi

    Scabies incognito

    Get PDF
    Atypical appearance of scabies such as chronic excoriation and eczematization of the skin, is frequently found in patients with long-standing infestations. Cases of less impressive scabies are not easily diagnosed, especially when topical or systemic corticosteroids mask the typical itch and inflammation. These cases frequently occur in individuals with good hygiene and are referred as scabies incognito – a diagnosis that can be easily mistaken for other skin diseases. A fourteen-year-old male patient had been irregularly taking systemic corticosteroid for two months due to intermittent papular reaction and itching. Four weeks after treatment with anti-scabiotic therapy, the patient has no complaint of itch and no sign of new papular lesion suggesting that he had scabies all along. It is very important to make a correct diagnosis of scabies incognito because misdiagnosis is associated with serious consequences such as spreading and superinfection of the lesions; this can sometimes lead to life-threatening consequences
    corecore