96 research outputs found

    Pengaruh Bakteri Kandidat Probiotik Terhadap Perubahan Kandungan Nutrien C, N, P Dan K Media Kultur Lele Dumbo (Clarias Gariepinus)

    Full text link
    Pemberian bakteri kandidat probiotik melalui media kultur dapat mempengaruhi kandungan nutrien karbon organik (C), Nitrogen, Phospat, Kalium, pertumbuhan dan kelulushidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan bakteri probiotik terhadap Perubahan kandungan nutrien C, N, P, K, pertumbuhan dan kelulushidupan. Penelitian ini menggunakan kultivan lele ukuran 6 ± 0,5 cm dengan rata-rata 2,11 ± 0,5 gr. Kultivan dipelihara dalam baskom bervolume 25 L yang berisi air 20 L dengan kepadatan 20 ekor atau 1 ekor/1 L. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 (empat) perlakuan 3 (tiga) kali ulangan; perlakuan A (kepadatan bakteri 105 sel/mL), B (kepadatan bakteri 106 sel/mL), C (kepadatan bakteri 107 sel/mL), dan D (kepadatan bakteri 108 sel/mL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan A (105 sel/mL) memberikan Perubahan kandungan karbon organik terendah, dan perlakuan C (107 sel/mL) memberikan selisih Perubahan kandungan N, P, K, pertumbuhan dan kelulushidupan tertinggi (P<0,05), yaitu kandungan karbon organik (42,02 ± 0,61), N (37,28 ± 0,37), P (80,37 ± 1,96), K (49,50 ± 0,72), SGR (2,58 ± 0,30) dan SR (91,67 + 2,89). Berdasarkan pada hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan bakteri probiotik melalui media kultur lele dengan kepadatan 107 dapat meningkatkan kandungan N, P, K, pertumbuhan dan kelulushidupan, namun masih belum dapat menurunkan kandungan karbon organic dalam media kultur lele dumbo (C. gariepinus). The addition of probiotic bacteria candidates in culture medium able to affect nurient content of the carbon organic (C), N, P, K, growth and Survival Rate. The aim of this research for find out the effect of the addition of probiotic bacteria againts the changes of nutrient content C, N, P, K, growth and Survival Rate of Clarias gariepinus. This research was used Clarias gariepinus seeds with length average of 6 ± 0,5 cm and weight average of 2,11 ± 0,5 gr. The Clarias gariepinus seeds was cultured in the plastic basket of 25 L with total water volume 20 L. This research was carried out a completely randomized design with the four treatments and three replication. Those treatments were A (bacterial density 105 sel/mL), B (bacterial density 106 sel/mL), C (bacterial density 107 sel/mL) and D (bacterial density 108 sel/mL). The research result shown that the treatment A(105 sel/mL) gave the lowest results , and the treatment C (107 sel/mL) gave the highest N, P, K content, growth and survival (P<0,05), carbon organic content (42,02 ± 0,61), N (37,28 ± 0,37), P (80,37 ± 1,96), K (49,50 ± 0,72), SGR (2,58 ± 0,30) dan SR (91,67 + 2,89). Based on the result, it can be concluded that the use of probiotic bacteria through cat fish as medium with the density of 107 can increase the content of N, P, K, growth, survival rate, but it still has not been able to decrease the carbon organic in the African catfish culture medium (C. gariepinus)

    Sensitivitas Bakteri Aeromonas SP. Dan Pseudomonas SP. Yang Diisolasi Pada Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Sakit Terhadap Berbagai Macam Obat Beredar

    Full text link
    Permintaan akan ikan budidaya terutama ikan mas (Cyprinus carpio) yang semakin tinggi, masyarakat menerapkan sistem budidaya intensif bahkan super intensif. Kondisi ini tentunya akan menimbulkan kendala, salah satunya meningkatnya peluang terserangnya penyakit pada beberapa ikan. Upaya pengendalian penyakit bakterial pada budidaya ikan, sampai saat ini masih mengggunakan bahan kimia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sensitivitas isolat bakteri terhadap obat beredar serta bakteri yang menginfeksi ikan mas (C. carpio) Isolasi bakteri dilakukan pada 20 ekor ikan mas yang berasal dari Kedung Ombo dan Magelang dengan organ target hati, ginjal, dan luka pada media GSP. Uji sensitivitas dilakukan dengan mengkultur bakteri dengan kepadatan 108 CFU/mL ditebarkan di media TSA dengan jumlah 100 µl pada petridish dan diratakan menggunakan L glass kemudian didiamkan agar bakteri uji meresap ke dalam media. Paper disk steril diletakkan di atas media TSA yang sebelumnya telah direndam di dalam obat uji. Dosis obat yang digunakan sesuai yang dianjurkan dalam kemasan. Hasil isolasi diperoleh 29 isolat, kemudian dilakukan uji sensitivitas terhadap obat uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua isolat bakteri terhadap obat beredar A, B, C, dan D bersifat resistance, kecuali SN3, SN5, SN6, SN8, SN9, SN11, SN14, SN16, dan SN23 intermediate terhadap obat D. Karakterisasi bakteri dilakukan terhadap isolat bakteri terpilih (SN6, SN11, SN19, SN24, dan SN26) secara morfologi yang selanjutnya di uji biokimia dengan hasil Pseudomonas putida (SN6), P. anguilliseptica (SN11), Aeromonas sobria (SN19), A. caviae (SN24), dan P. pseudoalcaligenes (SN26). Common carp (Cyprinus carpio) is one of aquaculture product that have economic value. Intensive and super intensive system have improved carp production. However, this condition caused disease problems in fishes. The Efforts to control bacterial diseases in fish culture, at the moment still rely on chemical treatments. The aims of this research were to determine the susceptibility of the bacterial isolation to the different marketed drugs. Bacteria were isolated from 20 common carp sample from Kedung Ombo and Magelang and obtained from liver, kidney, and fish wound growth in the GSP media. In vitro study using diffusion susceptibility test was apllied at bacterial density 108 CFU/mL in100 µL TSA. The bacteria was spread by L glass evenly prior to the disk placement that previously being soaked in the various drugs test. The bacterial isolation gained 29 isolates. Further test demonstrated that various marketed drugs (A, B, C, and D) were resistance to isolated bacteria except isolates SN3, SN5, SN6, SN8, SN9, SN11, SN14, SN16, and SN23 were intermediates to drug D. Identification of isolates (SN6, SN11, SN19, SN24, and SN26) revealed 5 species namely Pseudomonas putida (SN6), P. anguilliseptica (SN11), Aeromonas sobria (SN19), A. caviae (SN24), and P. pseudoalcaligenes (SN26)

    Pengaruh Penambahan Serbuk Lidah Buaya (Aloe Vera) Dalam Pakan Terhadap Kelulushidupan Dan Profil Darah Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Yang Diinfeksi Bakteri “Aeromonas Hydrophila”

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan serbuk lidah buaya (Aloe vera) dalam pakan terhadap kelulushidupan dan profil darah ikan mas pasca infeksi bakteri Aeromonas hydrophila serta mengetahui penambahan dosis serbuk lidah buaya yang terbaik. Ikan uji yang digunakan adalah ikan mas (Cyprinus carpio) berukuran 8,55±0,71 cm dan bobot 10,18±2,24 g. Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan yaitu perlakuan A (0 g/kg pakan), B (30 g/kg pakan), C (60 g/kg pakan) dan D (90 g/kg pakan). Pemberian pakan selama 14 hari sebelum uji tantang. Uji tantang dilakukan dengan menyuntikkan suspensi A. hydrophila dengan dosis 107 sel/mm3 sebanyak 0,1 mL secara intramuscular. Pengamatan dilakukan selama 10 hari pasca infeksi A. hydrophila, pengamatan tersebut meliputi gejala klinis, kelulushidupan dan profil darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala klinis ikan pasca infeksi diantaranya berenang tidak normal (lamban atau vertikal), respon makan menurun, produksi lendir berlebih, peradangan, timbul ulcer, sirip punggung geripis, sisik lepas, daging rusak. Total eritrosit hari ke-4 pasca infeksi mengalami penurunan disemua perlakuan. Total leukosit ikan mas pada hari ke-1 pasca infeksi semakin meningkat. Kadar hematokrit pasca infeksi pada perlakuan B, C dan D lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan A. Kesimpulan yang diperoleh adalah penambahan serbuk lidah buaya memberikan pengaruh sangat nyata terhadap kelulushidupan ikan mas pasca infeksi bakteri, penambahan serbuk lidah buaya dalam pakan dapat meningkatkan nilai total leukosit, eritrosit dan hematokrit lebih banyak dibandingkan dengan ikan yang tidak diberi pakan dengan tambahan serbuk lidah buaya dan dosis serbuk lidah buaya 30 g/kg pakan merupakan dosis terbaik. The aims of this research was to determine the effect of Aloe vera powder in the feed to againts survival rate and blood profile of carp that infected by Aeromonas hydrophila and to know the addition of A. vera powder dose is best. The fish samples used were carp (C. carpio) with 8.55 ± 0.71 cm lenght and the average weight are 10.18 ± 2.24 g. The method in this research was experimental with 4 treatments and 3 replications. The treatment were A (0 g/kg of feed), B (30 g/kg of feed), C (60 g/kg of feed) and D (90 g/kg feed) and feeds for 14 days. Challenge test was done by injecting a suspension of A.hydrophila at a dose of 107 cells/mm3 as much as 0.1 mL intramuscularly. The observations were done at 10th days post-infection by A. hydrophila, these observations clinical symptoms, survival and include blood profile. The results showed clinical sign experienced after infected that fishes were swimming in a slant condition (whirling), decreased feed response, inflammation, ulcers arise,necrosis, and scales loose. The results showed that the total erythrocytes at 4th days decrease in all treatments. Total leukocyte carp at the 1st day increased. Total hematocrit in treatment, B, C and D post-infection were higher than treatment A. The conclusion of this research highly significant effect (P > 0.05) to survival rate carp infected by A. hydrophila and A. vera powder addition in feed able to increase the total erythrocytes, leukoist and total value compared with more hematokrit fish not given feed with the addition of A. vera powder and were dose of A. vera powder 30 g/kg feed gave a better survival rate of carp infected by bacteria A. hydrophila

    Karakterisasi dan Uji Postulat Koch Bakteri Genus Vibrio yang Berasal dari Media Kultur Massal Mikroalga

    Full text link
    Vibriosis adalah salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri Vibrio sp. Penyakit ini merupakan salah satu kendala utama yang sering menyerang pembenihan maupun pembesaran udang. Penelitian ini bertujuan mengetahui agensia penyebab vibriosis yang berasal dari media kultur mikroalga dan gejala klinisnya pada udang vaname (Litopenaeus vannamei). Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode eksploratif. Metode pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling. Isolasi bakteri menggunakan media Thiosulphate Citrate Bile Salt Agar (TCBSA). Isolat dilakukan seleksi berdasarkan morfologi koloni untuk dilakukan uji postulat koch. Udang vaname yang digunakan sebagai hewan uji untuk uji postulat koch adalah udang sehat dengan berat 1-1,5 g sebanyak 10 ekor untuk masing – masing isolat dengan ulangan sebanyak 3 kali. Penyuntikan dilakukan pada ruas abdomen kedua dengan kepadatan bakteri 108 CFU/mL dengan dosis 0,1 mL. Pengamatan gejala klinis uji postulat koch dilakukan selama 96 jam. Identifikasi bakteri dilakukan dengan kriteria uji biokimia dan morfologi bakteri. Hasil penelitian didapatkan 21 isolat bakteri. Seleksi bedasarkan morfologi koloni bakteri didapatkan 6 isolat bakteri (TDS10, TDS12, TDS13, TDS15, TDS20, dan TDS9) untuk dilakukan uji postulat koch. Hasil identifikasi bakteri keenam isolat tersebut teridentifikasi sebagai Vibrio harveyi, V. parahaemolyticus, V. alginolyticus, V. fischeri dan V. mimicus yang berpotensi sebagai agensia penyebab vibriosis. Vibriosis was one type of disease caused by genus Vibrio. This disease was one of the major problems in shrimp farming esspecially shrimp hatchery and rearing. Aims of this research to determine the cause of vibriosis derived on culture of microalgae and clinical sign vaname shrimp (Penaeus vannamei) affected by vibriosis. The method in this research used was exploratory research .The sampling method using was simple random sampling method . The isolation of bacteria used Thiosulphate Citrate Bile Salt Agar (TCBSA). Isolate the selection was conducted based on colony morphology for Postulat Koch 's test. Shrimp test used vaname for Postulat Koch 's test was healthy shrimp with weigh of 1-1.5 as 10 shrimps for every repilcation. The bacterial was injected on second abdominal segment with bacterial density of 108 CFU / mL and 0.1 mL volume. The observations of clinical sign for 96 hour after Postulate Koch's test. Identification bacteria was carried by biochemical and morphological criterias test. The results were obtained 21 isolates. Selection was done based on bacterial colony morphology of bacterial isolates was obtained 6 isaolates (TDS10, TDS12, TDS13, TDS15, TDS20 and TDS9) these isolates was continue for postulates koch's test. The results of identification six bacterial isolates was identified as Vibrio harveyi, V. parahaemolyticus, V. alginolyticus, V. fischeri and V. mimicus as an agent potentially cause vibriosi
    corecore