22 research outputs found

    Validation Of A Developed Tool To Identify Compatibility Of Drug-Drug And Drug-Parenteral Nutrition In Neonates And Evaluation Of Clinical Outcome Of The Administration Of The Iv Drugs And Parenteral Nutrition

    Get PDF
    Pemberian ubat intravena di dalam Unit Rawatan Rapi Neonatal (NICU) adalah kritikal kerana kesulitan akses vena, polipengubatan, penghadan cecair dan kadar infusi yang rendah. Apabila Nutrisi Parenteral (PN) diinfusi secara intravena, ini telah dianggap sebagai pembawa kepada ubat. Ubat-ubatan boleh ditambah kepada formulasi PN dalam usaha untuk mengurangkan keperluan cecair, mengurangkan keperluan suntikan tapak-Y dan mengurangkan potensi kontaminasi salur akibat manipulasi serta mengurangkan masa yang diperlukan untuk menyuntik ubat. Walau bagaimanapun, risiko tetap tinggi akibat kekurangan maklumat tentang keserasian fizikokimia ubatan. Kajian ini bertujuan untuk menilai hasil klinikal pemberian drug IV dan PN di kalangan pesakit neonat yang menerima PN semasa dirawat di dalam hospital dan untuk membangunkan pangkalan data tentang keserasian drug-drug dan drug-larutan PN. Satu bentuk kajian Keratan Rentas Restrospektif telah digunapakai untuk menjalankan kajian ini. Subjek penyelidikan ini adalah pesakit neonat yang menerima PN di dalam Unit Rawatan Rapi Neonatal (NICU) Hospital Pulau Pinang, Malaysia. Intravenous drug administration in neonatal intensive care unit (NICU) is critical because of poor venous access, polymedication, fluid restriction and low infusion rate. Since parenteral nutrition (PN) is infused intravenously, it is often considered as a vehicle for medication administration. Medications may be added to PN formulations in an effort to decrease fluid requirements, reduce the need for Y-site injections, reduce the possibility of line contamination due to manipulation and decrease labor time required for drug administration. Risk is further increased by inadequate information on the physicochemical compatibility of drugs. This study aimed to evaluate clinical outcome of the administration of IV drugs and PN among neonates patients who had received PN during their hospitalization and to develop a data base on compatibility of drug-drug and drug-PN solution. A cross-sectional retrospective study design has been adopted to conduct this study. Subjects of this research were neonates’ patients receiving PN in Neonatal Intensive Care Unit (NICU) Hospital Pulau Pinang, Malaysia

    POTENTIAL INTERACTIONS ANALYSIS OF ANTIHYPERTENSIVE DRUGS USED IN GERIATRIC

    Get PDF
    Objective: Hypertension is a degenerative disease that increases with age. Elderly patients are at the highest risk due to organ function decreasing. Therefore, drug interactions are possible. This study determined the potential drug interactions, which aimed to assess the potential for drug interactions based on the mechanism and severity, and next, to determine the relationship between polypharmacy and drug interactions. Methods: This research was conducted retrospectively using data from medical records of geriatric patients with hypertension at the outpatient polyclinic of RSI Ibnu Sina Padang for 2021. Purposive sampling was used in this study. Results: A sample of 155 patients was included in the inclusion criteria. The data were checked using Stockleys Drug Interaction, Adverse Drug Interaction, and software on the Drug Interaction Checker (www. drugs. com), then analyzed descriptively using SPSS. The results showed that the number of potential drug-drug interactions was quite high at 63.2%. The most common mechanism pattern is pharmacodynamics (66.67%), with the highest severity of drug interactions being moderate (88%). The study showed a significant association between polypharmacy and drug interactions (p=0.000). Conclusion: The active role of pharmacists is expected in monitoring drug use that can potentially cause drug interactions. This action can prevent unwanted events associated with concurrent drug use

    Profil Penyimpanan Obat pada Puskesmas di Kota Padang Sumatera Barat

    Get PDF
    Penyimpanan obat menjadi faktor penting dalam pengelolaan obat di Puskesmas, karena dengan penyimpanan yang benar akan lebih mudah dan efektif untuk menjamin kualitas dan mutu obat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara sistematis dan akurat mengenai penyimpanan obat di Puskesmas kota Padang Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan pada 11  puskesmas di 11 Kecamatan di Kota Padang. Pengambilan data melalui daftar tilik tentang aspek penyimpanan obat di puskesmas yang meliputi persyaratan gudang penyimpanan obat dengan 11 aspek yang dinilai, pengaturan penyimpanan obat dengan 7 aspek yang dinilai  dan tata cara penyusunan obat dengan 8 aspek yang dinilai.  Masih terdapat beberapa masalah yang ditemui di lapangan seperti, ruang gudang penyimpanan obat yang belum sesuai standar, dan penempatan  obat di gudang langsung di lantai saja dan tidak diatas pallet. Namun secara umum, hasil  penelitian ini menunjukkan  bahwa penyimpanan obat, pengaturan penyimpanan obat, dan tata cara penyusunan obat di 11 puskesmas pada semua kecamatan di kota Padang dikategorikan baik dengan hasil secara berurutan 86,36%; 91,81% dan 93,18%.

    Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Ulkus Diabetikum di Instalasi Rawat Inap (IRNA) Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang

    Get PDF
    Penggunaan antibiotik yang rasional sangat diperlukan untuk mengurangi terjadinya resistensi, tingkat keparahan penyakit, biaya pengobatan dan lama waktu perawatan bagi penderita infeksi ulkus diabetikum. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran karakteristik demografi dan klinis pasien ulkus diabetikum di Instalasi Rawat Inap (IRNA) Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang, pola penggunaan antibiotik, ketepatan penggunaan antibiotik dan hubungannya terhadap clinical outcome dan rasionalitas antibiotik. Penelitian dilakukan secara prospektif. Sebanyak 28 pasien memenuhi kriteria inklusi. Karakteristik demografi menunjukkan mayoritas pasien adalah perempuan (60-72 %), umur 45-60 tahun (46,44 %). Karakteristik klinis pasien menunjukkan mayoritas pasien dengan lama rawatan 3-7 hari (53,57 %), riwayat tukak 1-3 bulan (60,72 %), infeksi berat (71,43 %), clinical outcome membaik (71,43 %). Pola penggunaan antibiotik tunggal terbanyak adalah Seftriakson (13 %), Metronidazol (13%) dan kombinasi antibiotik Seftriakson + Metronidazol (26,1 %). Penilaian rasionalitas penggunaan antibiotik adalah tepat indikasi (100 %), tepat pasien (100%), tepat obat (89,28 %), tepat regimen dosis (57,14 %) dan potensi interaksi obat (67,85 %). Berdasarkan analisa statistik, tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik demografi dan klinis terhadap clinical outcome dan rasionalitas antibiotik (p>0,05). Dapat disimpulkan bahwa penggunaan antibiotik pada pasien ulkus diabetikum belum rasional

    Pharmacy Staff's Recommendations for Self-Medication Requests on Non-Infectious Productive Cough: A Study in Padang City, Indonesia

    Get PDF
    Cough is a physiological reflex to liberate the airway from mucus or foreign objects. Many cough medicines in pharmacies require special expertise to select the proper medication according to the patient's condition. This research aims to evaluation recommendations of drugs for non-productive cough for self-medication from pharmacy staff in Kuranji subdistrict, Padang City.  A cross-sectional study with total sampling techniques is used for collecting data. This research uses a structured interview technique with the main question, what medicine would pharmacy staff recommend if an adult patient comes with a productive cough without any symptoms of infection? There are 30 pharmacies in Kuranji subdistrict, but data that meets the inclusion criteria is only from 25 pharmacies because five pharmacies are not willing to be research sites. Those who were willing to take part in this research were 16 pharmacists and nine non-pharmacist staff. Only 37.5% (6 of 16) of correct drug recommendations were given by pharmacists, and 33.3% (3 of 9) of proper drug recommendations were provided by non-pharmacist staff. There are still many things that could be improved in drug recommendations for this case, with a total average of correct administration of only 36%. The proper drug choices were Bromhexin and Acetylcysteine, while other drugs that were incorrectly chosen were drugs that should have been given with a doctor's prescription, branded drugs with more than one active ingredient , herbs or not the drug of choice for now.There are still many mistakes in the medicine choice, with an average total of only 36% accurate recommendations

    Application of Home Medication Review (HMR) on Patient Adherence in Type 2 Diabetes Mellitus (T2DM) Blood Sugar Management

    Get PDF
    Non-adherence of type 2 diabetes mellitus (T2DM) patients in treatment will impact expected clinical outcomes, risk of complications, and poor quality of life. Home medication review (HMR) is designed to help achieve optimal treatment, such as patient adherence. This study aimed to determine adherence levels and T2DM blood sugar management. This study with a pretest-posttest control group design was carried out at Andalas Public Health Center, Padang City, West Sumatra-Indonesia with 62 randomly selected respondents and then divided into two groups (pillbox and non-pillbox). The adherence levels were assessed by the pill count method. Changes in blood sugar levels are associated with adherence levels. The results showed an increase in the T2DM adherence level of patients using the pillbox at 7.360% and a decrease in blood sugar levels in those who used the pillbox at 61.161 mg/dL. There was a significant difference in the adherence between patients' levels using the pillbox and non-pillbox with a value of 0.011 (p <0.05). Similarly, the patient's blood sugar levels between the two groups showed a significant difference with a value of 0.007 (p<0.05). The application of HMR to patient adherence is considered to have a role in managing T2DM blood sugar

    Studi Prospektif Adverse Drug Reactions (ADRS) Obat Hipoglikemik Oral Terhadap Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Suatu Rumah Sakit, Padang

    Get PDF
    Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit gangguan metabolisme lemak, protein dan karbohidrat yang banyak dijumpai pada masyarakat. Terapi farmakologi diabetes melitus tipe 2 salah satunya dilakukan dengan pemberian obat hipoglikemik oral (OHO) yang dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya Adverse Drug Reactions (ADRs). Jenis ADRs yang umum terjadi adalah reaksi tipe A (Augmented) yaitu reaksi yang diperkirakan sebelumnya dan bergantung pada dosis obat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik sosiodemografis pasien dan mengevaluasi angka kejadian serta jenis ADRs yang ditimbulkan oleh obat hipoglikemik oral pada pasien diabetes melitus tipe 2 di poliklinik penyakit dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Juli – September  2018. Metode yang digunakan adalah observasional dengan pengumpulan data secara prospektif. Setiap ADRs aktual yang terjadi dihitung probabilitasnya dengan menggunakan algoritma Naranjo scale.  Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 37 sampel yang memenuhi kriteria inklusi, dimana 51,35% berjenis kelamin wanita dan berusia >56 tahun sebanyak 59,46%. Pola penggunaan obat hipoglikemik oral yang paling banyak digunakan adalah kombinasi metformin dengan glimepirid sekitar 32,43 %. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa 8,1 % pasien mengalami kasus ADRs. Obat hipoglikemik oral yang diduga menjadi penyebab timbulnya ADRs tersebut adalah metformin dan metformin-glimepirid dapat menyebabkan mual dengan kategori possible ADRs serta metformin-glimepirid-acarbose yang menyebabkan terjadinya flatulensi dengan kategori probable ADRs. 

    Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Apoteker Puskesmas di Provinsi Jambi terhadap COVID-19

    Get PDF
    ABSTRAKDi Indonesia, pandemi COVID-19 telah menyebar ke seluruh provinsi, termasuk provinsi Jambi. Untuk menangani pandemi COVID-19, pemerintah Indonesia membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, termasuk Puskesmas. Apoteker merupakan salah satu tenaga kesehatan puskesmas yang perlu memiliki pengetahuan, sikap dan praktik yang baik terkait COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan praktik apoteker puskesmas di provinsi Jambi terhadap COVID-19 dan mengkaji hubungan ketiga variabel tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang telah divalidasi (Cronbach’s alpha pengetahuan 0,862; sikap 0,750, dan praktik 0,804) dan disebarkan melalui -WhatsApp grup Pengurus Cabang IAI Kota/Kabupaten Provinsi Jambi. Data dianalisa menggunakan aplikasi SPSS 20.0 dan Uji Korelasi Spearman untuk melihat hubungan antar variabel. Sebanyak 57 apoteker puskesmas menjadi responden. Hasilnya, 40,4% apoteker memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi, 63,2% memiliki sikap positif dan 54,4% menjalankan praktik yang baik terhadap COVID-19. Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman, terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dan praktik (p value 0,002) dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap dan pengetahuan dengan praktik. Kesimpulannya, tingkat pengetahuan apoteker puskesmas di provinsi Jambi kurang baik, namun memiliki sikap dan praktik yang baik. Praktik apoteker puskesmas terhadap COVID-19 dipengaruhi oleh sikap.Kata kunci:  Pengetahuan; Sikap; Praktik; COVID-19; Apoteker Puskesmas

    Adherence Assessment on Hypertension Therapy Using The Pill Count Method In Lubuk Kilangan Health Center, Indonesia

    Get PDF
    Adherence is a major problem in hypertension treatment. Patients' adherence can be evaluated through pill count by counting the remaining amount of the patient's medication at the beginning and the end, using a pillbox as a tool to improve patient medication adherence. The purpose of this study was to describe the differences in adherence between patients who used the pillbox and without the pillbox. The research method used is Pretest-Posttest Control Group Design. The sample of this study is Prolanis (Chronic Disease Management Program) patients in 2021 at the Lubuk Kilangan Health Center in Padang City. They meet the inclusion and exclusion criteria that have been set. Sampling was carried out by total sample and obtained 70 subjects divided into the treatment group and the control group. The research technique used a Home Medication Review (HMR). The results of the study using the Mann-Whitney Test statistical test on adherence (p = 0.007) showed a value (p<0.05). It can be concluded that there are differences in adherence before and after the intervention. This result indicates that adherence is higher in patients who use the pillbox than those without the pillbox
    corecore