3 research outputs found

    PENGARUH STIMULASI SENSORI AUDITORY DAN TACTILE TERHADAP TINGKAT KESADARAN PASIEN CEDERA KEPALA

    Get PDF
    Cedera  kepala merupakan penyebab utama kecacatan dan kematian biasanya, pasien diawali dengan penurunan kesadaran. Tindakan yang dapat meningkatkan kesadaran pasien yaitu farmakologi dan nonfarmakologi. Pemberian stimulasi lebih awal sangatlah penting dalam mendukung terapi farmakologi untuk meningkatkan kesadaran pasien. Stimulasi yang paling efektif dalam meningkatkan kesadaran yaitu stimulasi auditory dan stimulasi tactile, sehingga peneliti ingin meneliti pengaruh stimulasi sensori auditory dan tactile terhadap peningkatan kesadara pasien cedera kepala. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh stimulasi auditory dan stimulasi tactile dalam meningkatkan kesadaran pada pasien. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Ekperimental  dengan design one group Pretest-posttest. Popoulasi dalam penelitian ini adalah pasien cedera kepala yang mengalami penurunan kesadaran. Jumlah sampel 20. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dengan metode consecutive sampling, sebelum diberikan terapi peneliti melakukan pre-test, terapi stimulasi sensori auditory dan stimulasi tactile diberikan selama 5 hari dan pada hari kelima dilakukan post-tes. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian yaitu uji paired sampel T-Test. Hasil uji statistik menunjukan adanya pengaruh stimulasi auditory dan tactile dalam meningkatkan kesadaran pasien (p= 0.00) Dapat disimpulkan bahwa stimulasi sensori auditory dan tactile merupakan terapi adjuvant dari terapi  farmakologi dan memiliki pengaruh dalam meningkatkan kesadaran pasien, keluarga dan orang yang dekat dengan pasien dapat membantu mempercepat peningkatan kesadaran pasien. Sehingga disarankan untuk melibatkan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami penurunan kesadaran

    PENGARUH PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION (PMR) TERHADAP FREKUENSI SERANGAN ASMA BRONKIAL

    Get PDF
    Penyakit asma tidak dapat disembuhkan namun dapat dimanajemen kekambuhannya. Prevalensi asma di dunia masih cukup tinggi dengan angka kematian mencapai 455.000. Frekuensi serangan yang tidak terkontrol dapat membawa dampak buruk pada pasien asma bronkial. Salah satu penatalaksanaan untuk mengurangi frekuensi serangan asma dengan progressive muscle relaxation (PRM). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh progressive muscle relaxation (PRM) terhadap frekuensi serangan asma bronkial. Tempat penelitian ini dilakukan di RSUD Harapan Dan Doa Kota Bengkulu. Desain penelitian ini menggunakan quasy eksperimen dengan pendekatan pre-postest one group desain. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien asma bronkial yang berkunjung ke RSUD Harapan Dan Doa Kota Bengkulu berjumlah 15 responden. Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Frekuensi serangan asma di ukur dengan menggunakan kuisioner Global Inisiatives For Asthma (GINA). Rata-rata frekuensi serangan asma sebelum diberikan progressive muscle relaxation (PMR) sebanyak 5,27 serangan dan setelah diberikan progressive muscle relaxation (PMR) menurun menjadi 2,40 serangan. Sebelum dilakukan analisis data, dilakukan uji normalitas data  terlebih dahulu dengan menggunkan shapiro wilk dengan hasil data berdistribusi normal. Data di analisis dengan menggunakan Uji Paired T Test., didapatkan nilai p value 0,000 <0,05 artinya ada pengaruh Progressive Muscle Relaxation Terhadap Frekuensi Serangan Asma Bronkial. Diharapkan PMR dapat digunakan sebagai terapi adjuvant pada pasien asma untuk mengurangi kekambuhan asma bronkial

    Obesity is Associated with Primary Infertility in Women of Childbearing Age

    Get PDF
    Infertility problems can have a big impact on married couples who experience them, apart from causing medical problems, infertility can also cause economic and psychological problems. From 2020 data at the research place, as many as 206 (20.15%) women of childbearing age experienced primary infertility and as many as 43 women of childbearing age (20.87%) experienced obesity. This study aims to analyze the association between obesity and primary infertility in women of childbearing age. The method used in this research is quantitative with a cross-sectional approach. The sample of this study was 840 women of childbearing age who visited the infertility clinic in 2021. The results showed that there was a significant association between obesity and the incidence of primary infertility at with the P value <0.001. This is very important to prevent obesity in women of childbearing age to avoid primary infertilit
    corecore