20 research outputs found

    PENTINGNYA PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA TRANSPORTASI SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN DESA DI KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA

    Get PDF
    Pembangunan desa merupakan hal yang penting untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat kawasan perdesaan. Salah satu faktor yang menunjang pergerakan aksesibilitas masyarakat desa adalah tersedianya sarana dan prasarana transportasi. Ketersediaan jaringan jalan sebagai kebutuhan masyarakat desa merupakan hal yang sangat penting. Oleh sebab itu pemerintah melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia melakukan studi sebagai upaya untuk membangun desa sebagai salah satu bagian dari Nawacita Pemerintah Indonesia. Provinsi Sulawesi Utara merupakan salah satu Provinsi yang terpilih sebagai lokasi pelaksanaan studi ini. Melalui pemerintah Provinsi Sulawesi Utara ditetapkanlah Kabupaten Minahasa Utara sebagai tempat pelaksanaan studi kawasan perdesaan.Kebutuhan Prasarana dan Sarana Kawasan Perdesaan berdasarkan Standar (Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal sesuai dengan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001), Bidang Pelayanan Pemukiman Perdesaan pentingnya kebutuhan akan jaringan jalan perdesaan yang dibagi dalan 2 (dua) bagian yakni Kebutuhan akan jaringan jalan desa dan kebutuhan akan jalan setapak desa.  Hasil perencanaan sarana prasarana kebutuhan masyarakat baik infrastruktur maupun kebutuhan akan jasa pelayanan kepada masyarakat, terutama masyarakat perdesaan harus direalisasikan dalam bentuk pembangunan kesejahteraan masyarakat.Berikut ini adalah beberapa langkah strategis dalam rangka peningkatan pembangunan kawasan perdesaan dalam hal ini pembangunan sarana prasarana transportasi kawasan perdesaan: Penggunaan dana desa untuk kebutuhan pembangunan prasarana transportasi jalan desa, pembangunan dengan swadaya masyarakat desa, usulan pembangunan melalui Musrembang di tingkat desa diusulkan ke Musrembang Kecamatan untuk selanjutnya diusulkan ke Tingkat Kabupaten untuk diusulkan dalam APBD Kabupaten.Kata kunci : Pembangunan Desa, Musrembang, APBD Kabupaten.

    ANALISIS TRANSFER BEBAN PADA SOIL NAILING (STUDI KASUS : KAWASAN CITRA LAND

    Get PDF
    Pada dasarnya, setiap lereng memiliki faktor keamanan yang akan menentukan kemampuan tanah untuk menahan longsor. Oleh sebab itu, salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah dengan memasukkan atau menanam sebuah perkuatan tanah untuk menambah daya dukung sehingga faktor keamanannya dapat meningkat. Dalam analisis transfer beban ini, akan dihasilkan sebuah perbandingan faktor keamanan yang dihasilkan dengan menggunakan perkuatan Soil Nailing dan dihitung menggunakan program Plaxis 8.2 dan Ms.Excel (Metode Fellenius). Jika dengan menggunakan perkuatan Soil Nailing faktor keamanannya meningkat, maka kita dapat menghitung besarnya transfer beban yang dipikul oleh Soil Nailing sehingga dapat disimpulkan bahwa Soil Nailing dapat menjadi salah satu perkuatan tanah yang dapat digunakan untuk tanah dilokasi bersangkutan. Hasil akhir dari perhitungan dengan program Plaxis ini menunjukkan adanya peningkatan faktor keamanan jika menggunakan Soil Nailing, yaitu sebesar 1.822. yang menunjukkan lereng dalam keadaan stabil. Kata Kunci : Transfer Beban, Soil Nailing, Plaxis V 8.

    PENGARUH ANGKA POISSON TERHADAP KESTABILAN PONDASI MESIN JENIS RANGKA (Studi Kasus : Mesin Turbine Generator PT. PLN (Persero) UIP KIT SULMAPA PLTU 2 SULAWESI UTARA 2 X 25 MW POWER PLAN)

    Get PDF
    Mesin–mesin penghasil listrik terdiri dari mesin utama dan mesin penunjang. Pada pembangkit listrik tenaga uap dan gas turbine generator merupakan mesin utama yang mengubah energi dari gas dengan tekanan dan kecepatan yang tinggi hasil dari pembakaran batu bara menjadi energi mekanik berupa rotasi poros turbin. Untuk itu, diperlukan analisis statis dan analisis dinamis sebagai indikator dalam menentukan kestabilan pondasi mesin dan mengaitkan pengaruh modulus geser tanah terhadap kestabilan pondasi mesin. Analisis statis yang memperhitungkan penurunan tanah dan daya dukung tanah dengan menggunakan Metode Terzaghi dan Metode Meyerhof, sedangkan untuk analisis dinamis memperhitungkan frekuensi, redaman, dan amplitudo getaran yang terjadi pada getaran vertikal, getaran horizontal, getaran rocking dan getaran torsi dengan menggunakan Metode Lumped Parameter.Pada analisis statis dengan Metode Terzaghi diperoleh daya dukung tanah ultimate (qu) = 1076,86 t/m2 dan daya dukung izin (qall) = 358,95 t/m2 sedangkan dengan Metode Meyerhof diperoleh daya dukung tanah ultimate (qu) = 1641,95t/m2 dan daya dukung izin (qall)= 547,24t/m2. Nilai beban pondasi untuk pondasi rangka(σstatis) = 7,28t/m2Pada analisis dinamis diperhitungkan Variasi angka poisson untuk memperoleh beban maksimum (Qo) pada kondisi G=G dan G= 2Gs. Pada frekuensi operasi 1000-5000 rpm pada tiap ragam getaran dan Variasi angka poisson pada beban maksimum.Penambahan Angka Poisson berpengaruh pada kestabilan pondasi mesin jenis rangka karena penambahan angka poisson berbanding lurus dengan frekuensi natural maupun frekuensi resonansi pada getaran vertikal, horizontal, getaran Rocking. Tetapi untuk getaran torsi penambahan angka poisson berbanding terbalik dengan nilai dari frekunsi natural. Penambahan angka poisson berpengaruh terhadap nilai dari redaman dimana pada masing-masing ragam getaran nilai dari redaman mulai dari frekuensi operasi mesin dari 1000–5000 rpm, semakin besar angka poisson maka semakin besar juga redaman, redaman yang besar akan memperkecil kemungkinan terjadinya resonansi. Amplitudo getaran pada masing-masing getaran semakin meningkat hal dipengaruhi dari nilai maksimum beban dari masing-masing angka poisson pada masing-masing ragam getaran pada kondisi G=Gs dan G=2Gs.Kata kunci : pondasi mesin, pondasi rangka, angka Poisson, redaman, resonans

    ANALISIS DAYA DUKUNG LATERAL PADA TIANG PANCANG KELOMPOK DI DERMAGA BELANG

    Get PDF
    Salah satu beban yang perlu diperhitungkan pada perencanaan pondasi adalah beban lateral. Beban lateral merupakan beban yang bekerja tegak lurus tiang sehingga memungkinkan terjadinya pergeseran bila tiang tidak mampu menahannya. Bangunan dermaga cenderung menerima beban lateral yang lebih besar dari pada beban aksial, yaitu berupa beban gelombang dan tumbukan kapal. Pada penelitian ini dilakukan analisis daya dukung lateral tiang pancang kelompok dengan menggunakan metode Broms, Meyerhof, Evans dan Duncan dan software dibidang geoteknik yaitu GEO5. Sedangkan untuk pehitungan gaya gelombang dihitung dengan menggunakan persamaan Morison dan teori gelombang Stokes orde ke-5. Besar gaya gelombang maksimum yang dihitung dengan menggunakan metode Morison dan Stokes menghasilkan nilai sebesar 0,572 ton dan 0,503 ton yang dihitung berdasarkan data kecepatan angin maksimum dan fetch efektif di Dermaga Belang. Selain itu, diperhitungkan juga nilai gaya gelombang pada tepi dermaga sebesar 6,575 ton . Sedangkan beban tumbukan kapal yang digunakan adalah beban tumbukan kapal 1000 DWT yang menghasilkan gaya sebesar 1,649 ton . Sehingga beban lateral total sebesar 8,797 ton. Dari hasil analisis tiang pancang kelompok di dermaga Belang menunjukkan bahwa besar kapasitas lateral dan defleksi tiang pancang kelompok yang dianalisis dengan metode Meyerhof hasilnya paling besar diantara metode lainnya, yaitu sebesar 30848,170 kN dengan defleksi 2,21 mm. Kata kunci: Beban lateral, pondasi tiang pancang, GEO

    PENGUJIAN KUAT GESER PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DAN TRAS DITINJAU DARI WAKTU PEMERAMAN

    Get PDF
    Tanah merupakan hal yang penting dalam bidang konstruksi. Dalam hal ini, perilaku tanah lempung terutama kuat geser perlu diteliti. Telah banyak dilakukan penelititian atau percobaan terhadap tanah lempung untuk mencari cara atau alternatif untuk dapat meningkatkan stabilitas tanah tersebut. Dalam hal ini percobaan yang dilakukan ialah mencampurkan tanah dengan arang tempurung kelapa dan tras. Arang tempurung memiliki kelebihan untuk dapat memperbaiki sirkulasi air dan udara dalam tanah. Dan memiliki kelebihan untuk mengikat karbon dalam tanah. Dan tras adalah merupakan pozzolan alam, karena termasuk abu vulkanik. Reaksi antara pozzolan basah dan halus dapat menghasilkan senyawa keras dan tidak larut dalam air, yaitu calcium silicate hydrate.Penelitian ini ditujukan untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh penambahan arang tempurung kelapa dan tras terhadap kuat geser tanah berdasarkan waktu pemeraman yang di gunakan. Waktu pemeraman dibuat bertujuan untuk melihat pengaruh yang diberikan dua material stabilisasi tanah dengan variasi 0 hari, 3 hari, dan 6 hari. Dimana parameter geser tanah ditentukan melalui pengujian Triaksial.Dari hasil penelitian dengan menggunakan bahan stabilisasi Arang Tempurung Kalapa ditambah dengan Tras serta dengan adanya waktu Pemeraman, menunjukkan penggunaan bahan stabilisasi arang tempurung lebih berpengaruh dimana nilai  (kuat geser) terbesar dan campuran yang efektif adalah 5% Tras + 6% Arang memiliki nilai = 5.824 t/m2 dan campuran itu pada waktu pemeraman 6 hari. Berdasarkan hasil yang ada penggunaan waktu peram memberikan pengaruh terhadap kandungan pada bahan stabilisasi serta pengaruh pada kuat geser tanah. Kata Kunci: Kuat Geser, Waktu Pemeraman, Stabilisasi, Tanah Lempun

    KORELASI ANTARA TEGANGAN GESER DAN NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DENGAN BAHAN CAMPURAN SEMEN

    Get PDF
    ABSTRAK Tanah ekspansif memiliki kemampuan daya dukung tanah yang rendah sehingga sering menimbulkan kerusakan pada bangunan. Dalam konstruksi bangunan sipil nilai CBR dan kuat geser tanah dasar berpengaruh dalam perencanaan suatu bagunan, oleh karena itu sebelum tanah tersebut digunakan seorang perencana dapat melakukan stabilisasi untuk menambah daya dukung tanah. Stabilisasi tanah dengan campuran semen dianggap bisa digunakan karena semen merupakan bahan pozolanik yang sifatnya dapat mengikat serta dapat mengeras bila bereaksi dengan air. Dengan adanya penambahan semen ini tanah yang mengandung kadar air tertentu dapat mengeras sehingga akan meningkatkan kestabilannya. Dari hasil uji pemadatan dengan proctor standart didapatkan nilai γdmax = 1,202 kg/cm3 dan ωopt = 41,19%. Penambahan semen meningkatkan nilai CBR dan tegangan geser tanah dimana nilai maksimumnya terjadi pada penambahan campuran semen 10%, nilai CBR tanah asli sebesar 0,390% meningkat menjadi 1,115% dan nilai sudut geser dalam tanah asli sebesar ϕ = 12,48o meningkat menjadi ϕ = 36,00o. Nilai kohesi tanah mencapai maksimal pada campuran semen 4% yaitu sebesar 3,41 t/m2. Dengan demikian terjadi peningkatan tegangan geser tanah. Kata kunci : CBR, tegangan geser, kohesi tanah, sudut geser dalam, seme

    Pemeriksaan Kekuatan Tanah Dengan Perkuatan Anyaman Kawat (Studi Kasus : Kawasan Tinoor)

    Get PDF
    Ilmu keteknikan, dalam hal ini geoteknik harus dapat memberi jawaban atas kebutuhan daya dukung tanah yang diinginkan sesuai dengan keperluan konstruksi. Oleh karena itu, berbagai macam metode mulai dikembangkan termasuk metode pemberian perkuatan tanah (soil reinforcement) yaitu dengan menggunakan material geosintetik. Dalam penelitian ini digunakan anyaman kawat dan serat jute sebagai perkuatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan tanah yang diberi perkuatan anyaman kawat dan serat jute, berapa besar faktor keamanan dan melihat perbedaan faktor keamanan sebelum dan sesudah diberi perkuatan anyaman kawat dan serat jute sampai 5 lapis perkuatan dengan menggunakan program plaxis v.8.2 2D. Dari hasil peneliian, Faktor keamanan meningkat sesuai dengan pemberian jumlah lapis perkuatan yang diberikan terhadap tanah asli berturut- turut hingga 5 lapis perkuatan : 18.70 %, 36.51 %, 52.42 %, 92.75 %, 139.44 %

    ANALISIS KESTABILAN PONDASI JEMBATAN STUDI KASUS : JEMBATAN ESSANG-LALUE

    Get PDF
    Secara struktural jembatan dipisahkan menjadi bangunan atas dan bangunan bawah. Sesuai fungsinya, bangunan bawah jembatan menopang dan meneruskan beban dari bangunan atas jembatan ke lapisan tanah yang kuat dan stabil/solid. Bangunan bawah jembatan terdiri dari abutmen dan pondasi, dimana abutmen bisa juga berfungsi sebagai pondasi jembatan. Ketinggian abutmen minimum 1 m di atas tinggi air saat banjir, sedangkan kedalaman minimum ditentukan dengan menghitung kedalaman gerusan.Metode yang digunakan untuk analisis kestabilan abutmen pada penelitian ini adalah metode pendekatan berdasarkan IRC78/1983. Tahap perancangan abutmen, seperti pada struktur dinding penahan tanah pada dasarnya menggunakan sistim coba-coba (trial), kemudian dianalisa kestabilannya dengan syarat harus memenuhi nilai faktor keamanan FS Geser> 1.5, FS Guling>1.5, FS DDT>3.Pada contoh kasus jembatan Essang-Lalue direncanakan abutmen dengan ketinggian 3.46m dari permukaan tanah, dan tertanam sedalam 5,54m. Hasil analisis kestabilan pada abutmen menyatakan bahwa tanah dapat menahan gaya geser, dan guling yang bekerja pada struktur, tetapi daya dukung tanah tidak dapat memikul struktur diatasnya, sehingga diperlukan pondasi dibawahnya. Pondasi yang dianalisis adalah pondasi kaison diameter 2.0, 2.5, 3.0, 3.5, 4.0, 4.5,dan 5.0m. Dari hasil analisis, pondasi kaison dengan diameter 4.0, 4.5,dan 5.0 m, adalah pondasi yang bisa menahan beban-beban struktur bangunan atas jembatan, dan abutmen.Kata kunci : Kestabilan terhadap geser, guling, daya dukung, penuruna

    ANALISA TANAH PADA BUKAAN TEROWONGAN (Studi Kasus: Terowongan Kawasan Green Hill, Malendeng)

    Get PDF
    Adanya konstruksi terowongan dapat menyebabkan penurunan tanah di permukaan atau di daerah sekitar konstruksi terowongan. Penurunan tanah akan dapat terjadi pada seluruh metode pelaksanaan konstruksi terowongan. Hal ini dapat mempengaruhi struktur bangunan yang ada di sekitar konstruksi terowongan, termasuk tanah yang ada di sekitarnya. Analisis dilakukan dengan meninjau tanah pada sekitaran Terowongan Kawasan Green Hill, Malendeng.Analisa tanah pada bukaan terowongan studi kasus; Terowongan Kawasan Green Hill, Malendeng menggunakan program plaxis v8.2 yang dapat menghitung faktor keamanan dengan menggunakan metode elemen hingga. Pada perhitungan ini dibutuhkan beberapa parameter data antara lain : Young Modulus(E) ,Poisson’s Ratio(v), Sudut Geser Dalam(φ), Kohesi(c), γsat, γunsat, kx,y.Dari hasil perhitungan menggunakan metode elemen hingga dengan program plaxis v8.2 diperoleh nilai SF untuk tanah di daerah sekitar bukaan terowongan tanpa dipengaruhi beban sebesar 1.182, penurunan yang terjadi akibat adanya deformasi pada tanah sekitar 110.82 x 10-6m. Nilai SF untuk tanah di daerah sekitar bukaan terowongan dipengaruhi beban 100kn sebesar 0.926, penurunan yang terjadi akibat adanya deformasi pada tanah sekitar 11.69 x 10-3m. Nilai SF untuk tanah di daerah sekitar bukaan terowongan dipengaruhi beban 100kN (jarak diameter terowongan) sebesar 0.596 penurunan yang terjadi akibat adanya deformasi pada tanah sekitar 185.78 x 10-3m. Kata Kunci: Bukaan Terowongan, Analisa Tanah, Plaxis, Nilai SF, Penuruna

    ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE JANBU (STUDI KASUS : KAWASAN CITRALAND)

    Get PDF
    Citraland merupakan salah satu kawasan yang telah dan sedang membangun di wilayah perbukitan yang tentunya memiliki lereng. Kestabilan suatu lereng perlu dianalisis agar kekuatan geser dari lereng dan faktor keamanannya diketahui.Analisis kestabilan lereng di kawasan Citraland menggunakan metode Janbu yang diaplikasikan pada program komputer Rocscience Slide 6.0 yang memberikan faktor keamanan terendah pada bidang keruntuhan yang kritis. Dalam perhitungan faktor keamanan, perlu diadakan pengujian di laboratorium agar sifat-sifat fisik tanah diketahui serta diperoleh parameter geser tanah seperti kohesi (c), sudut geser dalam ( ), serta berat isi tanah ( ) untuk memenuhi data yang diperlukan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi lereng di kawasan Citraland tidak stabil dimana faktor keamanannya adalah 0.006. Oleh karena itu, dilakukan perbaikan pada lereng dengan membuat grafik hubungan antara Faktor keamanan dengan kemiringan lereng ( ), parameter geser (c, , ), serta jumlah anak tangga pada lereng (NS). Grafik-grafik variasi desain belum memberikan hasil lereng yang aman, sehingga digunakan solusi lain untuk memperkuat lereng.Kata kunci : kestabilan lereng, janbu, faktor keamana
    corecore