4 research outputs found

    Pengaruh Dosis Dan Waktu Aplikasi Pupuk Urea Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Dan Hasil Jagung (Zea Mays, L.) Pioneer 27

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) waktu aplikasi urea yang diberikan secara bertahap dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung hibrida Pioneer 27, (2) dosis pupuk urea yang optimum dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung Pioneer 27, dan (3) interaksi antara dosis dan waktu aplikasi pupuk urea dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung Pioneer 27. Penelitian dilaksanakan dari bulan November 2011 sampai Februari 2012 di Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah pemberian dosis pupuk urea dengan 4 taraf (100 kg urea/ha (d1), 200 kg urea /ha (d2), 300 kg urea /ha (d3), dan 400 kg urea /ha (d4), sedangkan faktor kedua adalah waktu aplikasi pemberian pupuk urea dengan 3 taraf (2 kali pada 1 MST dan awal berbunga (t1), 3 kali pada 1 MST, 3 MST, dan awal berbunga (t2), dan 4 kali pada 1 MST, 2 MST, 3 MST, dan awal berbunga (t3)). Keragaman diuji dengan uji Bartlett, sifat kemenambahan data diuji dengan uji Tukey, kemudian dilakukan analisis ragam, dan dilanjutkan dengan uji ortogonal dan ortogonal polinomial pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) waktu aplikasi urea yang diberikan secara bertahap hanya dapat meningkatkan tinggi tanaman. Pemberian 3 dan 4 kali lebih baik dibandingkan pemberian 2 kali, (2) pemberian dosis 285 kg urea/ha mampu meningkatkan bobot kering berangkasan, (3) pemberian dosis 100 kg urea/ha dengan aplikasi 2 kali (1 MST dan awal berbunga) sudah meningkatkan hasil jagung sebesar 10,65 t/ha

    Pertumbuhan Dan Kandungan N,p,k Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Pada Media Tanam Limbah Pabrik Kelapa Sawit Di Main Nursery

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk melihat pertumbuhan dan kandungan NPK bibit Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq) dengan Media Tanam Limbah di Main Nursery. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok ( RAK), dengan 2 faktor perlakuan, media tanam yang terdiri dari 5 komposisi Faktor I, M0 : Top Soil, M1 : Top Soil + Serat Kelapa Sawit, M2 : Top Soil + TKKS, M3 : Top Soil + Solid decanter, M4 : Top Soil +Serat Kelapa Sawit + TKKS + Solid decanter, faktor II adalah, Varietas yang terdiri dari 3 jenis yaitu: V1 : D x P 239, V2 : D x P Simalungun, V3: D x P Avros. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perlakuan komposisi media tanaman (Top Soil + Solid decanter + TKKS + Serat) 1:1:1:1, memberikan respon yang baik terhadap tinggi tanaman, lingkar batang dan kandungan fosfor pada varietas DXP239

    Analisis Hasil Pemeriksaan Spesimen Penderita Demam Berdarah Dengue di Jakarta, 1991

    Full text link
    An analytical study was conducted of 885 serum specimens, from 14 different hospitals in Jakarta, that were submitted to Virology Laboratory at Communicable Disease Research Center, NIHRD, Jakarta, for dengue serology examination using HI test, in 1991. Only paired, acute and convalescence specimens, total of 689, fulfilled the criteria for the analysis. The positivity rate of these paired sera was 43,54%, which is slightly lower compared with 50,41 % that was observed in 1990. There was an increase in number of submitted specimens to the laboratory, starting from January, with two peaks in May and June, followed with gradual decline from July through December 1991. No significant difference was observed among sex of patients. The mode of age ofpatients were 5 - 15 years old, however sera from older patients (>= 60 years) were also submitted for examination. Factors which could influence those patterns: age, sex, seasonal variation, etc are discussed in detail in this paper

    Gambaran Serologi Uji H.i. pada Penderita Demam Berdarah Dengue di Beberapa Rumah Sakit dan Laboratorium Kesehatan Wilayah Jakarta Tahun 1990

    Full text link
    A serological study had been conducted on 1329 specimens collected from DHF suspected cases admitted to 18 hospitals in Jakarta during 1990. Analysis of data were done in 978 paired specimens including: sex, age, hospital origin. The clinical diagnosis accuracy for DHF from the whole specimens were 50,41% compared with 70,13% in 1986-1987. Number of DHF cases were fluctuating from January to September 1990 with three peaks in May, July, September. There was no sex difference. Mode of age group of DHF cases were 5-10 year old. There were also DHF cases among older age group (15-20). This finding confirmed the previous report and might be due to Dengue virus virulence differences and decreasing of endemicity
    corecore