3 research outputs found

    ISOLASI DAN KARAKTERISASI ENZIM SELULASE CAIRAN RUMEN SAPI JANTAN UNTUK HIDROLISA JERAMI PADI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL

    Get PDF
    Dalam penelitian ini akan dilakukan pemanfaatan cairan rumen sapi sebagai enzim hidrolisa pada proses hidrolisis selulosa jerami padi untuk menghasilkan glukosa sehingga akan dilakukan proses lanjutan yaitu untuk pembuatan bioetanol. Tujuan diadakan penelitian ini untuk mendapatkan enzim selulase dan mendapatkan kondisi maksimal pH, suhu dan waktu inkubasi reaksi enzimatik selulase cairan rumen sapi jantan serta menentukan kadar glukosa yang terbentuk dari hidrolisa selulosa jerami padi. Jerami padi mengandung lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Berdasarkan uji kandungan kimia dengan metode Chesson, jerami padi varietas Ciherang mengandung 22,97% hemiselulosa; 30,73% selulosa; 8,85% lignin. Selulosa yang ada di dalam jerami padi dapat digunakan sebagai bahan baku bioetanol, namun memerlukan tahapan khusus dalam proses konversinya. Tahapapan tersebut antara lain pretreatment fisik, delignifikasi, hidrolisis, fermentasi, dan purifikasi. Hidrolisis merupakan salah satu tahapan penting dalam proses biokonversi jerami padi menjadi bioetanol dimana pada proses ini terjadi degradasi selulosa menjadi gula yang lebih sederhana baik berupa selobiosa maupun glukosa dengan bantuan katalis. Hidrolisis dapat dilakukan secara kimia (asam) atau enzimatik. Enzim selulase termasuk enzim yang mempunyai sifat spesifikasi untuk menghidrolisis ikata

    ISOLASI DAN KARAKTERISASI ENZIM SELULASE CAIRAN RUMEN SAPI JANTAN UNTUK HIDROLISA JERAMI PADI (Oryza Sativa) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah : 1). Mengetahui prosedur isolasi enzim selulase yang terdapat didalam cairan rumen sapi 2). Mengetahui karakterisasi enzim selulase hasil isolasi dari cairan rumen sapi dengan variabel pH, suhu, dan waktu inkubasi 3). Mengetahui kadar glukosa dari hidrolisis enzimatis pada jerami padi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen di laboratorium Pendidikan Kimia dan Laboratorium Biologi Pusat Universitas Sebelas Maret. Isolasi enzim dilakukan melalui beberapa tahap, pengambilan enzim selulase dari rumen sapi, dialisis tahap 1, sentrifugasi tahap 1, pemurnian enzim, sentrifugasi tahap 2 dan dialisis tahap 2. Hidrolisis enzimatis dengan enzim selulase merupakan proses merubah selulosa menjadi glukosa dengan enzim selulase. Hasil glukosa yang diperoleh diuji dengan metode nelson samogyi. Aktivitas spesifik enzim diperoleh dari aktivitas enzim dibagi dengan kadar protein enzim selulase. Uji protein digunakan dengan menggunakan reagen lowry. Alat uji dalam penentuan kadar glukosa dan kadar protein digunakan alat Spektrofotometer UV-VIS. Uji hidrolisis enzimatis pada biomassa dilakukan pada jerami padi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1). Enzim selulase dapat diperoleh dari proses isolasi enzim dengan tahap pengambilan enzim selulase dari rumen sapi, dialisis tahap 1, sentrifugasi tahap 1, pemurnian enzim, sentrifugasi tahap 2 dan dialisis tahap 2. 2). Karakterisasi enzim selulase hasil isolasi dari cairan rumen sapi diperoleh pH optimum pada pH 5,4 dengan aktivitas enzim 311.64 μmol/ml dan aktivitas spesifik enzim 11.06 μmol/mg. Suhu optimum diperoleh aktivitas maksimum pada suhu 39oC dengan aktivitas enzim 306.35 μmol/ml dan aktivitas spesifik enzim 10.87 μmol/mg. Waktu inkubasi maksimum diperoleh aktivitas maksimum pada waktu inkubasi 60 menit dengan aktivitas enzim 292.90 μmol/ml dan aktivitas spesifik enzim 10.39 μmol/mg. 3). Kadar glukosa pada uji biomassa jerami padi dengan kadar glukosa 207,25 mg/ml. Kata kunci : Enzim Selulase, pH, Suhu, Waktu Inkubasi, Hidrolisi

    SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOKOMPOSIT TiO2/CARBON NANO TUBE (CNT) SEBAGAI SUPERKAPASITOR DENGAN METODE CHEMICAL VAPOR DEPOSITION (CVD)

    Get PDF
    Dengan makin maraknya pertumbuhan teknologi, kebutuhan alat penyimpan energi seperti baterai dan kapasitor sangat dibutuhkan sebagai komponen utama dari teknologi tersebut. Kapasitor dan baterai memiliki prinsip yang sama yaitu menyimpan energi, perbedaannya adalah baterai menyimpan energi secara kimiawi yang kemudian diubah menjadi energi listrik. Perubahan energi listrik membutuhkan waktu, sehingga perlu beberapa jam untuk mengisi arus listrik. Sementara, kapasitor tidak butuh konversi energi kimia ke energi listrik. Listrik dapat diisikan jauh lebih cepat ke dalam kapasitor dibanding ke dalam baterai. Akan tetapi, kapasitor tidak dapat menyimpan energi listrik dalam waktu lama. Listrik dalam kapasitor bisa hilang dalam waktu hitungan detik. Superkapasitor merupakan alat penyimpan energi yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan baterai dan kapasitor konvensional, diantaranya adalah waktu hidup yang lebih lama, prinsip dan modelnya yang sederhana, waktu pengisian yang pendek, aman dan memiliki rapat daya yang tinggi yaitu 10-100 kali lipat lebih besar. Bahan elektroda dasar yang digunakan untuk kapasitor adalah karbon aerogel, nanofoam, nanotube, karbon aktif, logam oksida, dan polimer konduktif. Logam oksida Ru dan Ir menghasilkan kapasitansi spesifik yang sangat tinggi namun mahal dan sulit didapatkan. Bahan yang potensial digunakan dalam pembuatan superkapasitor adalah komposit dari nanomaterial Titanium Oksida (TiO2) dan carbon nanotube (CNT). Nanokristal TiO2 memiliki sifat kestabilan yang tinggi, memiliki nilai kelistrikan yang rendah, dan tahan terhadap korosi sehingga cocok digunakan sebagai elektroda. CNT sangat baik digunakan sebagai bahan elektroda untuk superkapasitor, karena struktur berongga yang unik, konduktivitas listrik yang baik, luas permukaan spesifik besar, porositas cocok untuk transportasi ion elektrolit. Pada penelitian ini nanokomposit TiO2/CNT diperoleh dengan metode Chemical Vapor Deposition (CVD). CVD paling mudah dilakukan dengan impuritas yang cukup rendah dan relatif lebih murah. Impuritas dapat diminimalkan dengan proses purifikasi carbon nanotube. Analisis menggunakan transmission electron microscopy (TEM) untuk mengetahui morfologi dari nanokomposit TiO2/CNT. Performa elektrokimia dari superkapasitor dapat dikarakterisasi menggunakan perhitungan Cyclic Voltammograms (CV) dan galvnostatic chargedischarge. Variasi variabel temperatur dan waktu optimum dari pertumbuhan nanokomposit TiO2/CNT diteliti lebih lanjut untuk bisa mendapatkan dielektrisitas yang tinggi pada superkapasitor. Keyword : Superkapasitor, Titanium Oksida (TiO2), Carbon Nanotube (CNT), Chemical Vapor Deposition (CVD
    corecore