1 research outputs found

    Perbedaan Daya Lenting Pegas Kantilever Tunggal Berdasarkan Posisi Koil dan Diameter Koil

    No full text
    Peranti lepasan merupakan bagian dari perawatan ortodonti. Pegas kantilever tunggal merupakan komponen aktif dari peranti lepasan yang mengerakan gigi kearah mesial-distal. Daya lenting secara klinis memberikan gaya yang konstan selama pergerakan gigi. Posisi koil terhadap basis akrilik, diameter kawat, diameter koil, dan perubahan suhu mempengaruhi besar daya lenting. Menambah koil dapat memperpanjang kawat dan meningkatkan daya lenting yang dihasilkan. Daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan gigi berakar tunggal adalah 25-40 gram. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan daya lenting pegas kantilever tunggal dengan posisi koil dan diameter koil. Metode: Penelitian yang digunakan yakni pre eksperimental. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang memanipulasi independent variable, pemilihan subjek penenlitian dilakukan secara non random, dan tidak memiliki control grup atau comparison group. 45 sampel dibagi menjadi 9 kelompok dengan posisi koil 9 mm, 12 mm dan 15 mm dari basis akrilik dan diameter koil 2 mm, 2,5 mm, dan 3 mm. Kantilever tunggal diaktivasi sebesar 3mm. Pengujian pengukuran daya lenting menggunakan Gauge Meter. Hasil: Uji One Way ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan daya lenting kantilever tunggal dengan posisi koil dan diameter koil (sig<0,05). Uji Post Hoc Turkey membuktikan terdapat perbedaan bermakna antara posisi koil dan diameter koil (sig<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar diameter koil maka semakin kecil daya lenting yang dihasilkan, sedangkan semakin jauh posisi koil maka semakin besar daya lenting yang dihasilkan. Kesimpulan: Perbedaan posisi koil dan diameter koil berpengaruh terhadap daya lenting yang dihasilkan pada pegas kantilever tunggal
    corecore