70 research outputs found

    Pengaruh Media Tanam dan Pengaplikasian PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus L.)

    Get PDF
    Penanaman Okra di polybag dapat dilakukan dengan memperhatikan media tanam yang digunakan. Penambahan  bahan organik pada media tanam mampu menyuplai unsur hara bagi tanaman. Selain itu penambahan PGPR yang merupakan sekelompok bakteri yang menguntungkan dapat berpotensi untuk merangsang pertumbuhan tanaman serta meningkatkan hasil panen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan mendapatkan kombinasi terbaik dari aplikasi interval PGPR dengan penggunaan media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman okra. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) dengan interval PGPR yang merupakan faktor pertama, terdiri dari 5 taraf dan faktor kedua terdiri dari 2 taraf, sehingga secara keseluruhan terdapat 10 kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan media tanam dengan pemberian PGPR yang ditunjukkan pada pengamatan panjang buah dan bobot segar daun. Secara terpisah, perlakuan PGPR memberikan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap bobot segar buah okra. Sedangkan perlakuan media dua (M2) dengan komposisi tanah, pupuk kandang kambing dan arang sekam dengan perbandingan volume 1 : 1 : 1 memberikan hasil yang paling tinggi pada pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah buah, bobot segar buah bobot segar akar, batang dan bobot segar total, serta bobot kering total. Hasil jumlah buah pada penelitian ini ialah 9,36 buah / tanaman dan 244,91 g / tanaman untuk hasil bobot segar buah

    Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.) terhadap Biourine Sapi dan Pupuk Kandang Kambing

    Get PDF
    Buncis ialah satu dari komoditi sayuran yang diminati masyarakat. Namun, produksi buncis di Indonesia semakin menurun. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan serta hasil, yaitu menggunakan biourine sapi dan pupuk kandang kambing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara perla-kuan biourine sapi dengan pupuk kandang kambing sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman buncis dan untuk mengetahui dosis biourine sapi dan dosis pupuk kandang kambing yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman buncis. Penelitian di-laksanakan pada bulan Februari – April 2018 di green house CV. Kurnia Kitri Ayu Farm. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan faktor pertama ialah dosis biourine sapi yang terdiri dari 3 taraf dan faktor kedua ialah dosis pupuk kandang kambing yang terdiri dari 3 taraf dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan biourine sapi dengan pupuk kandang kambing ditunjukkan pada pertumbuhan jumlah daun dan luas daun per tanaman pada perlakuan biourine sapi 4.500 L Ha-1 yang dikombi-nasikan dengan pupuk kandang kambing 20 ton Ha-1. Interaksi antara perlakuan biourine sapi dengan pupuk kandang kambing ditunjukkan pada bobot segar polong total per tanaman umur panen 72 HST, jumlah polong umur panen 72 HST, panjang polong umur panen 57, 62 dan 67 HST dan berat segar akar tanaman buncis. Perlakuan biourine sapi 4.500 L Ha-1 yang dikombinasikan dengan pupuk kandang kambing 20 ton Ha-1 menunjukkan hasil tertinggi 512,33 g per tanaman dengan jumlah polong per tanaman sebanyak 95 polong

    Pengaruh Pemberian Biourin Sapi dan Pupuk Kandang Sapi pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) Varietas Permata

    Get PDF
    Budidaya tanaman tomat dapat dengan mengandalkan ruang terbuka hijau dengan pemanfaatan lahan yang ada. Tanaman tomat di polybag dapat dilakukan dengan penambahan unsur hara yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup. Penambahan bahan organik seperti pupuk kandang sapi dan biourin sapi dapat menyuplai tambahan unsur hara bagi media tanam yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan hasil tanaman. Tujuan pemanfaatan pertanian kota adalah untuk menunjang pasokan pangan diperkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh interaksi kombinasi biourin sapi dan pupuk kandang sapi pada pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan interval pupuk kandang sapi yang merupakan faktor pertama, terdiri dari 3 taraf dan biourin sapi yang merupakan faktor kedua dengan 3 taraf, sehingga secara keseluruhan terdapat 9 kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi pada kombinasi pupuk kandang sapi dan biourin sapi yang ditunjukkan pada pengamatan pertumbuhan tanaman pada umur 14 dan 28 HST. Secara terpisah, perlakuan pupuk kandang sapi memberikan hasil yang berbeda nyata pada hasil bobot segar buah dengan pemberian dosis 15 ton ha-1, berat kering buah dengan pemberian dosis 15 ton ha-1, dan berat kering total tanaman dengan pemberian dosis 15 ton ha-1. Sedangkan perlakuan biourin sapi memberikan hasil yang tidak berbeda nyata pada hasil bobot segar buah dengan pemberian dosis 3000 liter ha-1

    Pengaruh Komposisi Ab Mix dan Biourine Sapi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada Romaine (Lactuca sativa L.) Sistem Hidroponik Rakit Apung

    Get PDF
    Keberhasilan tanaman selada romaine sistem hidroponik dapat ditingkatkan dengan pemberian nutrisi AB mix dan biourin sapi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan menentukan pemberian AB mix dan biourin sapi yang terbaik pada pertumbuhan dan hasil tanaman selada romaine(Lactuca sativa L.) sistem hidroponik rakit apung. Penelitian ini dilaksanakan bertempat di Screenhouse Lanud Abdulrachman Saleh, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang,pada bulan Februari- Mei 2018. Penelitian mengguakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Penelitian dilakukan 2 kali masa tanam. Penanaman pertama ada 8 perlakuan P1: 100% AB Mix, P2: 100% Biourin Sapi, P3: 85 % AB Mix + 15 % Biourin Sapi, P4: 70 % AB Mix + 30 % Biourin Sapi, P5: 55% AB Mix + 45 % Biourin Sapi, P6: 40% AB Mix + 60 % Biourin Sapi, P7: 25% AB Mix + 75% Biourin Sapi, P8: 10% AB Mix + 90% Biourin Sapi. Penaman kedua ada 6 perlakuan P1: 100 ml/l Biourin Sapi, P2: 200 ml/l Biourin Sapi, P3: 300 ml/l Biourin Sapi, P4: 400 ml/l Biourin Sapi, P5: 100% AB mix, P6: 50% AB mix + 50% Biourin Sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian AB mix 85% dengan penambahan 15% Biourin sapi pada penanaman pertama  dan 100% AB mix (P5) penanaman kedua berpengaruh terhadap panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot akar, panjang akar dan bobot segar konsumsi

    Pengaruh Perbedaan Media Tanam dan Konsentrasi Aplikasi PGPR pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Labu Madu (Cucurbita moschata)

    Get PDF
    Tanaman labu madu ialah tanaman yang berasal dari keluarga Cucurbitaceae dengan kandungan nutrisi yang cukup lengkap diantaranya β-karoten, protein, karbohidrat, kalsium, vitamin B dan C. Kandungan nutrisi tersebut mampu menjadi salah satu upaya dalam mengatasi maraknya olahan pangan rendah gizi. Salah satu upaya peningkatan produksi labu madu ialah menggunakan media tanam dan konsentrasi PGPR yang tepat. Media tanam ialah tempat tumbuh dan tegaknya suatu tanaman dalam menunjang kelangsungan hidupnya, sedangkan PGPR ialah mikroorganisme hayati yang mampu memperbaiki pertumbuhan dan hasil tanaman. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2018 hingga Maret 2019 di rumah plastik Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan sembilan perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali. Analisis data menggunakan uji F pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh masing-masing perlakuan. Apabila hasil berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji BNT tingkat kesalahan 5% untuk mengetahui perbedaan masing-masing perlakuan. Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan media tanam dengan pemberian berbagai konsentrasi PGPR terhadap berbagai komponen pengamatan pertumbuhan dan hasil tanaman labu madu. Secara terpisah, perlakuan media tanam pupuk kandang kambing memberikan hasil paling tinggi pada pengamatan panjang tanaman, jumlah daun, luas daun, panjang buah, diameter buah, bobot segar buah, bobot kering buah, bobot segar total per tanaman, dan bobot kering total per tanaman serta memberikan  umur berbunga dan umur panen yang lebih cepat. Sedangkan perlakuan konsentrasi PGPR menunjukkan tidak berbeda nyata terhadap berbagai komponen pertumbuhan dan hasil tanaman labu madu

    The Growth and Yield of Paddy Ciherang Planted in Dry and Wet Season and Fertillized with Organic and Inorganic Fertilizers

    Full text link
    The study aiming to know the growth and yield of paddy Ciherang planted in dry and wet season and applicated with organic and inorganic fertilizers was conducted in paddy soil in Batu, East Java, 900 m asl. 220C with andosol soil type. A factorial randomized block design was applied to arrange the treatments of time of planting (dry and wet season) and the type of fertilizer used i.e.: 100 kg N ha-1 + 50 kg P2O5 ha-1 + 70 kg K2O ha-1, 50 kg N ha-1 + 25 kg P2O5 ha-1 + 35 kg K2O ha-1, 20 t ha-1 cow manure, and 10 t ha-1 cow manure. Each treatment replicated three times. The result showed tha the growth and yield of paddy Ciherang in dry seasons was higher than that in wet seasons. Plant height in dry seasons was 86.9 cm tall, Leaf Area Index (LAI) was 4.18, time of harvesting was 125 days after planting (DAP), and the grains yield was 9.84 t ha-1. The same characterstics of paddy Ciherang in wet seasons were 87.7 cm tall, with LAI 3.70, time of harvesting 105 DAP, and the grains yield 4.81 t ha-1

    Pengaruh Biourin Sapi dan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kemangi (Ocimum americanum L.)

    Get PDF
    Tanaman kemangi banyak digunakan masyarakat sebagai bahan pangan dan bahan obat tradisional. Rata-rata petani mengusahakan kemangi dengan proporsi lahan yang relatif kecil. Tanaman kemangi mempunyai potensi yang cukup baik untuk dikembangkan (Azmi, 2016). Biourin ialah salah satu pupuk organik cair yang terdiri dari urin sapi yang telah melalui proses fermentasi yang memiliki kandungan zat yang komplek seperti enzim, hormon, dan nutrisi (Rinanto, Azizah, dan Santoso, 2015). Tanaman kemangi ditanam pada lahan yang telah diolah dalam bentuk bedengan dengan menggunakan jarak tanam 30 cm x 30 cm. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai April 2019 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Jatimulyo, Universitas Brawijaya, Kecamatan Lowokwaru, Malang. Berada pada ketinggian 440-460 m (Badan Pusat Statistik, 2016). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF). Berdasarkan hasil penelitian, interaksi jarak tanam dan dosis biourin sapi tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tanaman kemangi. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat interaksi antara jarak tanam dan dosis biourin sapi terhadap beberapa parameter pertumbuhan seperti tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah cabang primer. Namun, tidak ada interaksi terhadap parameter hasil tanaman kemangi. Dosis biourin sapi yang ditingkatkan sampai dengan 17.000 L ha-1 memberikan pengaruh yang nyata terhadap beberapa parameter pertumbuhan seperti pada parameter tinggi, jumlah daun, jumlah cabang primer, dan luas daun tanaman serta pada parameter hasil yaitu berat segar total konsumsi per tanaman. Pengaturan jarak tanam 15 cm x 15 cm memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter pertumbuhan seperti tinggi tanaman dan luas daun. Namun, tidak berpengaruh nyata terhadap parameter hasil tanaman kemangi

    PEMANFAATAN THERMAL UNIT UNTUK MENENTUKAN WAKTU PANEN TANAMAN KAILAN (Brassica oleracea L. var. alboglabra) PADA JARAK TANAM DAN VARIETAS YANG BERBEDA

    Get PDF
    Permasalahan kualitas kailan disebabkan waktu panen yang kurang tepat. Sedangkan, kuantitas kailan yang rendah disebabkan oleh kurangnya optimalisasi penggunaan lahan. Dengan menggunakan perhitungan thermal unit dapat meramal saat panen yang tepat. Selain itu dengan pengaturan jarak tanam dan varietas tanaman dapat meningkatkan produksi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai thermal unit saat panen yang tepat pada jarak tanam dan varietas dan mengetahui interaksi antara jarak tanam dan varietas yang berbeda, mendapatkan jarak tanam yang efektif  dan  mendapatkan hasil produksi tertinggi pada setiap varietas. Percobaan ini merupakan percobaan faktorial yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok  dengan 9 perlakuan yang diulang 3 kali. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juli  2014, di Desa Ngujung Kecamatan Bumiaji. Hasil penelitian varietas Veg-gin dan Tafung mempunyai thermal unit saat panen sebesar 600 hari 0C dan Nova memiliki thermal unit sebesar 742 hari 0C dengan waktu panen 60 hari. Setiap varietas menunjukkan respon yang berbeda terhadap jarak tanam yang berbeda hal ini ditunjukkan oleh luas daun perlakuan jarak tanam 40 cm x 25 cm dengan varietas Veg-gin sebesar 203,76 cm2 dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Sedangkan pada indeks luas daun, pengaruh paling berbeda ditunjukkan oleh perlakuan jarak tanam 40 cm x 15 cm dengan varietas Veg-gin sebesar 0,277 cm2. Jarak tanam 40 cm x 15 cm hasil panen per hektar tertinggi sebesar 8,81 ton/ha, tetapi pada hasil panen per tanaman memberikan hasil terendah sebesar 72,60 g/tanaman. Varietas Veg-gin memberikan hasil panen per hektar tertinggi sebesar 9,74 ton/ha

    Respons Dua Tipe Buncis (Phaseolus vulgaris L.) terhadap Berbagai Aplikasi Dosis Pupuk Urea

    Get PDF
    Nitrogen memiliki peran penting dalam pertumbuhan tanaman. Defisiensi nitrogen menyebabkan proses fotosintesis tanaman terganggu. Saat ini, tidak ada rekomendasi pupuk nitrogen yang tersedia pada dua tipe buncis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh dosis pupuk nitrogen dan untuk mendapatkan dosis pupuk nitrogen yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil dua tipe pertumbuhan tanaman buncis. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2017 di Kelurahan Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dan terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah Tipe Buncis (B) yaitu Tipe Tegak Gipsy  (B1) dan Tipe Rambat Pertiwi (B2). Faktor kedua adalah Dosis pupuk urea (P) yang terdiri dari 4 taraf: (0, 50, 100, dan 150 kg N.ha-1). Hasil penelitian me-nunjukkan tipe tegak dengan dosis 150 kg N.ha-1 berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil. Penambahan dosis pupuk urea 89,8 kg N.ha-1 mampu mengoptimalkan hasil bobot polong per tanaman pada tipe rambat

    PENGARUH BIOURINE DAN JENIS PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAK CHOY (Brassica chinensis L.)

    Get PDF
    Pak choy (Brassica chinensis L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Permintaan sayuran pak choy yang cukup tinggi tidak seimbang dengan jumlah produksi tanaman tersebut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh biourine sapi dan jenis pupuk pada pertumbuhan dan hasil tanaman pak choy (Brassica chinensis L.). Penelitian ini menggunakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan 3 kali ulangan yang terdiri dari 7 perlakuan: P0: Biourine (1000 L ha-1), P1: Biourine + pupuk phonska (800 kg ha-1), P2: Biourine + jamur mikoriza (20 g/tanaman), P3: Biourine + jamur Trichoderma sp. (15 mL), P4: Biourine + kompos kotoran sapi (10 ton ha-1) P5: Biourine + kompos seresah UB (20 ton ha-1), P6: POC ( Pupuk Organik Cair). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan kombinasi biourine dan pupuk phonska 800 kg ha-1 (P1) berpengaruh nyata pada umur 21 dan 28 hst. Perlakuan P1 yaitu pemberian kombinasi biourine sapi dengan pupuk Phonska rata-rata pertumbuhan pakchoy lebih baik daripada perlakuan lainnya pada parameter tinggi, luas daun, panjang tanaman, bobot basah tanaman, bobot basah daun, bobot kering daun, diameter bonggol. Pada komponen hasil (panen) untuk total bobot segar tanaman/ha dan total bobot segar konsumsi/ha, perlakuan P1 memberikan hasil tertinggi 55.75 ton ha-1 dan pengaruh nyata terhadap perlakuan lain
    corecore