44 research outputs found

    Aesthetic Evaluation of Restaurants Facade Through Public Preferences and Computational Aesthetic Approach

    Full text link
    The visual quality of urban space represents the character of the city. Urban space should be able to deliver satisfying aesthetic and sensory experience. The visual quality of urban space formed by the visual signs representing an urban image and influencing the spatial behavior of every individual. A good urban space will encourage the emergence of good perception and meaning, prompting the community to produce a good reaction on its urban spaces. The involvement of public participation in the evaluation and assessment of the visual aesthetics of the urban image is needed to establish a good urban space. This paper investigates the rapid growth of restaurant in the commercial area corridor adjacent to the education campus area in Malang City. Both the location factor and consumers of college students has stimulated the growth of the variety building facade appearances and led to the dominance of contemporary architectural styles. In furtherance of bringing the visual quality of a good urban image, the study on aesthetic aspects is conducted to control the quality visual appearance of the building facade. This study combines the method of public preferences through the Semantic Differential Scales with the computational aesthetic methods through the applications of Interfaces Aesthetic Measurement (IAM) with 13 variables of aesthetic. The results of this study stated that the aesthetic value assessment of building facade restaurants in study area showed a positive value. Furthermore, the comparison of assessment values between the methods of public preferences with the computational aesthetics indicates similarities

    Penataan Fasilitas Wisata Waduk Selorejo

    Full text link
    Wisata Waduk Selorejo merupakan salah satu kawasan yang sangat berpotensi keindahaan alamnya. Namun pada Kenyataanya, pengunjung yang datang berwisata di kawasan ini mengalami penurunan yang cukup drastis. Fenomena ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yaitu penataan elemen fisik kawasan wisata Waduk Selorejo dinilai negatif oleh masyarakat (Aisyah, 2015). Tujuan dari penataan ini untuk menata fasilitas wisata sehingga menjadi kawasan yang menarik, aman, dan nyaman. Metode yang digunakan dalam menganalisis objek studi menggunakan metode analisis deskriptif dengan memaparkan kondisi eksisting sesuai dengan variabe amatan untuk mendapatkan permasalahan yang ada, kemudian dilanjutkan penataan fasilitas wisata Waduk Selorejo dengan menggunakan metode pragmatis. Hasil penataan fasilitas wisata Waduk Selorejo yang dihasilkan sesuai dengan variabel amatan yaitu penataan organisasi massa dan ruang luar, penataan elemen fisik kawasan, serta mengembangkan pariwisata di Wisata Waduk Selorejo, dengan memenuhi aspek something to see, something to do, dan something to buy

    Hidrolisa Enzimatik Pati Tapioka Dengan Kombinasi Pemanas Microwave-water Bath Pada Pembuatan Dekstrin

    Full text link
    Usaha untuk mengkonversi pati tapioka menjadi dekstrin cukup prospektif. Banyaknya industri pengguna dekstrin, meningkatnya volume impor dekstrin, dipenuhinya ketersedian bahan baku tapioka dan tingginya nilai ekonomi dekstrin, merupakan pertimbangan awal untuk melakukan penelitian ini. Hidrolisa enzimatik dengan α amylase (termamyl) sebagai biokatalis dikenakan terhadap pati tapioka untuk membuat dekstrin. Penelitian dilakukan melalui 4 tahapan (1) Tahap persiapan yang meliputi karakterisasi pati tapioka dan karakterisasi microwave, (2) Tahap gelatinisasi, (3) Tahap likuifaksi, dan (4) Tahap uji hasil. Gelatinisasi dilakukan dalam microwave pada power P10 – desfrose D2 dan tahap likuifaksi dilakukan dalam waterbath pada suhu 93-95°C. Percobaan dilakukan pada kondisi terkendali (1) pH 6- 6,5, (2) kadar Ca2+ 40 ppm, (3) Dosis enzim 0,5-0,6 kg tiap ton pati kering, sedangkan konsentrasi pati dan waktu likuifaksi divariasi. Disetiap akhir percobaan dilakukan uji hasil terhadap dextrose equivqlent (DE) dan viskositas. Dari hasil percobaan diperoleh data bahwa dekstrin dengan DE dibawah 20 dihasilkan dari hidrolisa ini, pada kondisi terkendali, DE produk dekstrin dari hasil hidrolisa konsentrasi pati rendah (pada waktu yang sama) lebih tinggi dibanding DE konsentrasi pati tinggi, DE larutan dekstrin menjadi semakin tinggi dengan bertambahnya waktu, Tingginya nilai DE dapat diketahui dari turunnya viskositas produk hasil hidrolis

    Eksplorasi Bentang Alam sebagai Media Pembelajaran Berbasis Alam Tingkat TK-SD

    Full text link
    Metode pembelajaran sekolah alam menggunakan alam sebagai media belajar, maka pengolahan bentang alam dibutuhkandan diwujudkan dalam rekomendasi desain. Beberapa hal penting dalam mengolah bentang alam yaitu kondisi topografi tapak, kondisi vegetasi, kondisi iklim dan cuaca serta kondisi utilitas di sekitar tapak. Pengumpulan data primer berupa observasi dan wawancara sedangkan data sekunder berupa studi literatur dan studi komparasi. Hasil akhir yang didapatkan adalah olah bentang alam berdasarkan potensi tapak yang ada seperti memanfaatkan beda level kontur, memanfaatkan ruang untuk beberapa fungsi ruang serta potensi alamiah lain seperti elemen air dan vegetasi yang ada

    Integrasi Fungsi Wisata Pada Fasilitas Agroindustri (Studi Kasus : Kusuma Agrowisata, Batu Dan Taman Buah Mekarsari, Kab. Bogor)

    Full text link
    Perkembangan sektor pertanian di Indonesia saat ini menjadi pertanian yang multifungsi sehingga dapat disinergikan atau bergabung dengan sektor lainnya, salah satunya adalah sektor wisata atau disebut sebagai agrowisata, Namun keadaan agrowisata belum berkembang secara optimal dengan berjalannya dua fungsi yang berbeda, berdasarkan aspek aktivitas, zonasi, dan sirkulasi dengan studi kasus di Kusuma Agrowisata, Batu, dan Taman Buah Mekarsari, Kab. Bogor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-kualitatif melalui studi kasus. Integrasi fungsi wisata dan agroindustri pada Kusuma Agrowisata dan Taman Buah Mekarsari berdasarkan aspek aktivitas, zonasi, dan sirkulasi berjalan dengan baik dan saling bersinergi antara kedua fungsinya karena terdapatnya pemisah yang baik, yaitu perbedaan waktu pada aktivitas wisata dan agroindustri. Integrasi dibatasi oleh pembatas fisik berupa sirkulasi di dalam perkebunan yang berbeda dan batas – batas pepohonan yang membatasi ruang aktivitas keduanya, aktivitas wisata, dan agroindustri tidak saling mengganggu karena aktivitas agroindustri lebih banyak di perkebunan atau pabrik, di dalam perkebunan pun dibedakan antara zona wisata dan agroindustri

    Pusat Layanan Usaha Terpadu UMKM Kota Malang (Optimalisasi Sentralisasi Ruang Layanan Utama Dengan Pendekatan Sintaks)

    Full text link
    Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) berperan dalam memajukan UMKM dengan fasilitas-fasilitas layanan seperti pemasaran, pelatihan, layanan umum, dan perbankan. Fungsi ruang di dalam PLUT memiliki kompleksitas yang tinggi. Sentralisasi ruang layanan utama membuat ruang-ruang terhubung dan saling berkaitan. Ruang sentral akan menjadi penghubung yang strategis terhadap ruang-ruang layanan utama lainnya. Sentralisasi ruang-ruang layanan dapat memberikan kemudahan terhadap user PLUT. Acuan bagi PLUT diambil dari standar dan hasil studi komparasi bangunan sejenis. Simulasi sintaks pada bangunan studi komparasi untuk mendapatkan hasil nilai integrasi, konektivitas, dan keterjangkauan di dalam bangunan. Nilai integrasi yang tinggi memiliki gambaran jangkauan konektivitas yang dihasilkan PLUT. Acuan studi komparasi digunakan untuk membuat alternatif-alternatif blok massa. Blok massa dengan hasil simulasi terbaik dikembangkan ke dalam bentuk alternatif denah bangunan. Ketiga alternatif denah bangunan dilakukan simulasi sintaks untuk mencari hasil konektivitas dan integrasi yang tertinggi sebagai desain PLUT Kota Malang. Nilai integrasi, konektivitas dan kedalaman dari alternatif desain menjadi acuan dalam menentukan hasil desain PLUT yang optimal. Variabel tetap didapatkan dari kondisi hubungan ruang, susunan, dan jenis ruang di dalam PLUT. Variabel pengubah pada alternatif desain , yakni aspek keterjangkauan yang diukur nilai integrasi di dalam ruang. Alternatif desain dengan nilai integrasi ruang yang terbaik dapat menentukan hasil desain PLUT optimal sesuai dengan pendekatan sintaks

    Pola Tata Letak Masjid Pondok Pesantren

    Full text link
    Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Ia lahir dari suatu kearifan lokal Genius Loci Nusantara yang bertahan secara eksistensial selama berabad-abad. Tidak heran jika umat Islam Indonesia sudah faham jika pondok pesantren khususnya di pulau Jawa banyak melahirkan ulama terkemuka, salah satunya dari Jawa Timur. Penelitian dilakukan pada 3 Pondok Pesantren Salaf yang berumur lebih dari 50 tahun yang tersebar di 2 Kecamatan dari 18 Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, sehingga diharapkan pondok pesantren salaf yang terdapat pada 2 kecamatan ini dapat mewakili karakter pesantren di Kabupaten Sidoarjo. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pada pola tata massa Masjid pada pondok pesantren salaf. Dari hasil identifikasi tersebut, pada akhirnya akan didapatkan pola tata letak bangunan masjid yang terdapat pada pondok pesantren salaf serta faktor-faktor yang mempengaruhi peletakan tersebut. Bentuk penelitian ini merupakan penelitian deduktif-kualitatif yang menggambarkan dan menganalisis dengan lebih jelas menegenai pola tata letak Masjid pada pondok pesantren salaf di 2 Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo. Hasil temuan yang diperoleh menunjukkan bahwa peletakan lokasi pondok pesantren salaf berada di bantaran anak sungai Brantas. Masjid yang berada di tengah pondok pesantren menjadi pusat orientasi dilihat dari adanya pola tata bangunan yang saling membentuk konfigurasi saling berhadapan, dengan ruang luar sebagai penyatu

    Pendekatan Arsitektur Ekologi Pada Perancangan Kawasan Wisata Danau Lebo Kabupaten Sumbawa Barat

    Full text link
    Perencanaan pembangunan Taman Wisata Danau Lebo sebagai wisata alam unggulan diharapkan dapat menarik kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sumbawa Barat, sehingga perlu melakukan penataan yang baik dan memperhatikan potensi-potensi yang ada disekitar kawasan tersebut agar dapat dikembangkan secara optimal. Perencanaan pembangunan dengan konsep eco-culture melalui pendekatan arsitektur ekologi merupakan suatu upaya dalam perancangan kawasan wisata Danau Lebo yang berkelanjutan. Perancangan yang dilakukan menggunakan pendekatan metodologi problem solving berdasarkan aspek ekologi kawasan, aspek sosial ekonomi, dan aspek sosial kultural. Konsep eco-culture dikembangkan menjadi konsep dasar pendekatan perancangan waterfront resort Danau Lebo dengan harapan mampu menarik kunjungan wisatawan dengan memuat prinsip wisata yang dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat melalui pendekatan perencanaan pembangunan yang berkelanjutan

    Eksplorasi Fasade Yang Dinamis Dengan Material Alumunium Composite Panel Pada Bangunan MOG Di Malang

    Full text link
    Perkembangan arsitektur saat ini mengarah pada arsitektur modern yang menuntut kompleksitas desain dan bentuk arsitektur pada konsep bangunan khususnya fasade sebagai elemen visual bangunan. Hal ini mempengaruhi seorang arsitektur dalam memaksimalkan eksplorasi dengan desain parametrik untuk mencapai kompleksitas bentuk yang terkontrol dan menarik. Penelitian ini mengambil studi kasus Mal Olympic Garden (MOG) yang merupakan pusat perbelanjaan terbesar di Malang – Jawa Timur sebagai sarana hiburan dan kebutuhan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk eksplorasi fasade yang dinamis menggunakan metode parametrik arsitektur dengan material alumunium composite panel seefektif mungkin, sehingga dapat diterapkan dalam perancangan pusat perbelanjaan menjadi lebih inovatif dan kreatif pada tampilan arsitekturalnya. Metode yang digunakan adalah parametrik arsitektur dengan proses pemikiran algoritmik yang menghasilkan ekspresi dari parameter desain. Parameter yang digunakan mulai dari geometri dasar panel segi enam, segi lima dan segi tiga, dimensi panel, susunan organisasi bentuk, sudut kemiringan, jarak antar fasade, dan komposisi warna. Hasil penelitian ini mengarah pada beberapa rekomendasi desain fasade yang dinilai melalui kuesioner dengan metode preferensi semantik diferensial terhadap variabel bentuk dinamis. Spesifikasi rekomendasi desain fasade yang terpilih adalah susunan bentuk geometri segi enam dan segi tiga sama sisi dengan organisasi cluster, radial, terpusat serta permainan jarak fasade mulai dari 50cm hingga 2m
    corecore