5 research outputs found
Penerapan Arsitektur Islam pada Rencana Pembangunan Pusat Kebudayaan Islam di Bulukumba
As one of the districts that is concerned with religious activities, namely Bulukumba, a forum is needed for the community or the government to carry out these activities in the form of an Islamic Cultural Center which accommodates the various needs of community activities. The design of the Islamic Cultural Center is a facility with supporting facilities that support educational, social, health, economic activities, and a center for preaching the spread of Islam. The design of the Islamic Cultural Center in Bulukumba Regency, applies an Islamic architectural approach that is in line with the building's functions based on basic Islamic principles, as contained in the Al-Qur'an and Al-Hadith. Then it is poured in the form of architectural design in accordance with architectural disciplines which are expected to be able to foster community interest and enthusiasm in carrying out Islamic activities, especially in the people of Bulukumba Regency.Sebagai salah satu kabupaten yang konsen dengan kegiatan keagamaan, yakni Bulukumba, dibutuhkan suatu wadah bagi masyarakat atau pemerintah dalam pelaksanaan kegiatan tersebut berupa Pusat Kebudayaan Islam yang mengakomodir berbagai kebutuhan kegiatan masyarakat. Perancangan Pusat Kebudayaan Islam menjadi sarana dengan fasilitas penunjang yang mendukung aktivitas pendidikan, sosial, kesehatan, ekonomi, dan pusat dakwah penyebaran agama Islam. Desain perancangan Pusat Kebudayaan Islam di Kabupaten Bulukumba, menerapkan pendekatan Arsitektur Islam yang selaras dengan fungsi bangunan berdasarkan prinsip-prinsip dasar Islam, sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist. Kemudian dituangkan dalam wujud desain arsitektural sesuai dengan disiplin ilmu arsitektur yang diharapkan mampu menumbuhkan minat dan antusias masyarakat dalam melaksanakan kegiatan Islami khususnya pada masyarakat Kabupaten Bulukumba
Penerapan Arsitektur Bioklimatik Pada Rumah Susun Sewa Di Kabupaten Bantaeng
Abstract_ Population density in Bantaeng Regency has grown over ten years. One solution to address the issue of the need for settlements in urban centers will greatly help Low-Income Communities (MBR) because jobs are not yet established or are still in contract status where they are still allowed to move from place to place or work. On the other hand, extreme climate change, which always changes every time, can cause problems with the environmental conditions where you live, especially the climate in the Bantaeng Regency area. This research aims to design rental flats in Bantaeng Regency by applying the Bioclimatic concept. The research method used was a survey, collecting primary data by means of field surveys/observations and interviews. Secondary data collection is collected from literature studies, journals or scientific works related to titles, books, reading materials related to titles, and other literature. Exploratory data in the form of the results of analysis of primary data and secondary data. The planning of rental flats in Bantaeng Regency is expected so that the building can respond to the surrounding climate and the occupants are comfortable living in the building by adopting bioclimatic architecture.Abstrak_Kepadatan penduduk di Kabupaten Bantaeng mengalami pertumbuhan selama sepuluh tahun. Salah satu solusi untuk menjawab persoalan perlunya permukiman di pusat perkotaan akan sangat membantu Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) karena lapangan kerja belum terbentuk atau masih dalam status kontrak dimana mereka masih diperbolehkan berpindah dari satu tempat ke tempat lain atau bekerja. Sebaliknya, perubahan iklim yang ekstrim yang selalu berubah setiap waktu dapat menimbulkan masalah pada kondisi lingkungan tempat tinggal Anda khususnya iklim di wilayah Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini bertujuan untuk merancang rumah susun sewa di Kabupaten Bantaeng dengan menerapkan konsep Bioklimatik. Metode penelitian yang digunakan adalah survei, pengumpulan data primer melalui survei/observasi lapangan dan wawancara. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi pustaka, jurnal atau karya ilmiah yang berkaitan dengan judul, buku, bahan bacaan yang berkaitan dengan judul, dan kepustakaan lainnya. Data eksploratif berupa hasil analisis data primer dan data sekunder. Perencanaan rumah susun sewa di Kabupaten Bantaeng diharapkan agar bangunan dapat merespon iklim sekitar dan penghuni nyaman tinggal di dalam bangunan dengan mengadopsi arsitektur bioklimatik
Konsep Teritorial Arsitektur Perilaku Pada Desain Rest Area
The construction of a rest area is essential to provide a comfortable resting place for drivers when they experience fatigue and decreased body endurance, according to Law Number 22 of 2009. This writing aims to obtain the results of designing a rest area using a behavioral approach. The discussion method begins with data collection, which is processed through field surveys by collecting physical/location data information according to the needs of the design concept approach. Then, function and approach and collect precedent studies. After the data collection method, a literature study was carried out in the form of theoretical data collection/standardization of data estimates. Data analysis was carried out using descriptive, synthetic, and exploratory methods. The research results obtained a territorial design concept in the rest and eating areas, which were grouped based on visitor characteristics. The idea of territory is applied to function as an area divider to provide comfort to its users. In using the concept of territory, three forming elements are needed. Namely, fixed elements, where these elements cannot be shifted or moved easily by the user; semi-fixed elements, where these elements are semi-fixed and can be turned or transferred at any time; and non-fixed elements are free elements is space resulting from change, this element is more related to humans as users of space, for example the movements and gestures of the human body..Pembangunan rest area sangat diperlukan untuk memberikan tempat istirahat yang nyaman bagi pengemudi ketika mengalami kelelahan dan penurunan daya tahan tubuh, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009. Penulisan ini bertujuan untuk memperoleh hasil perancangan rest area dengan pendekatan behavioral. Metode pembahasan diawali dengan pengumpulan data yang diolah melalui survei lapangan dengan mengumpulkan informasi data fisik/lokasi sesuai kebutuhan pendekatan konsep desain. Kemudian, fungsikan dan dekati serta kumpulkan studi preseden. Setelah metode pengumpulan data dilakukan studi literatur berupa pengumpulan data teoritis/standarisasi perkiraan data. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif, sintetik, dan eksploratif. Hasil penelitian diperoleh konsep desain teritorial pada rest dan dining area yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik pengunjung. Ide teritori diterapkan untuk berfungsi sebagai pembatas wilayah guna memberikan kenyamanan bagi penggunanya. Dalam menggunakan konsep wilayah diperlukan tiga unsur pembentuk. Yaitu elemen tetap, dimana elemen tersebut tidak dapat digeser atau dipindahkan dengan mudah oleh penggunanya; elemen semi-tetap, dimana elemen-elemen tersebut bersifat semi-tetap dan dapat diputar atau dipindahkan sewaktu-waktu; dan unsur tidak tetap adalah unsur bebas yaitu ruang yang dihasilkan dari perubahan, unsur ini lebih berkaitan dengan manusia sebagai pengguna ruang, misalnya gerakan tubuh manusia
RESPONSI NILAI-NILAI ISLAM DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN PENDIDIKAN: STUDI RESPONSIVE ENVIRONMENT PADA PESANTREN MADANI ALAUDDIN, PAOPAO-MAKASSAR
Kawasan Pendidikan merupakan salah satu tulang punggung dalam dunia Pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa. Dalam perkembangannya Kawasan Pendidikan mengalami transformasi yang sangat pesat mengikuti dengan kemajuan zaman. Namun di dalam kondisi perkembangan yang terus berjalan tidak diiringi dengan pengembangan nilai-nilai ke Islaman, khusunya pada Kawasan Pendidikan Islam. Dalam penelitian ini kami menganalisis tata ruang Kawasan Pendidikan Pesantren Madani Alauddin Pao-Pao baik secara tata massa bangunan maupun dari segi kondisi suasana pada ruang-ruang kelas yang berdasarkan Nilai Ajaran Islam. Kondisi yang ada saat ini pengaturan tata massa bangunan Kawasan Pesantren Madani Alauddin Pao-Pao seperti halnya tambal sulam pada pakaian. Untuk menjadikan Pesantren Madani Alauddin Pao-Pao perlu dilakukan penataan ulang Kawasan Pendidikan, sehingga Kawasan Pendidikan yang ada memiliki nilia-nilia Islam di dalamnya. Metode diigunakan adalah Studi Responsive Environment yang disandingkan dengan nilai-nilai ajaran Islam. Dari studi tersebut dihasilkan bahwa yang menjadi focal poin dari Kawasan Pesantren Madani Alauddin Pao-Pao adalah Masjid, sehingga nilai yang pertama hadir dari Kawasan ini adalah ketaqwaan, kepatuhan. Setelah masjid keberadaan Gedung pengelola sebagai bagian dari system administrasi Kawasan pesantren dan sebagai kontroling untuk pengguna Kawasan. Selanjutnya, Gedung pembelajaran dan di ikuti oleh Gedung-gedung pendukung lainnya
STRATEGI PENGEMBANGAN PEMENUHAN CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN (CPL) MATA KULIAH ASAS DAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 BERBASIS KURIKULUM INTERNASIONAL KOREAN ARCHITECTURAL ACCREDITING BOARD (KAAB)
Strategi pengembangan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) mata kuliah Asas dan Studio Perancangan Arsitektur 1 berbasis International Korean Architectural Accrediting Board (KAAB) merupakan kriteria acuan penilaian prestasi belajar mahasiswa dalam meningkatkan kualitas kurikulum dan perkuliahan di Jurusan Arsitektur. Metode penelitian dilakukan dengan mengembangkan model ADDIE, seperti menganalisis, merancang, mengembangkan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, angket dan wawancara kepada mahasiswa yang telah selesai mengambil mata kuliah Asas dan Studio Perancangan Arsitektur 1. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pengembangan strategi capaian pembelajaran lulusan pada mata kuliah Asas dan Studio Perancangan Arsitektur 1 menghasilkan metode pembelajaran, penataan ulang capaian pembelajaran dan penyusunan materi buku pegangan. Capaian hasil belajar dirumuskan dengan kriteria berpikir kritis dalam arsitektur, desain, rekayasa, dan teknologi, dengan menekankan pada material dan metode bangunan