2 research outputs found

    Computational Fluid Dynamics dengan Menggunakan Response Surface Methodology untuk Optimasi Aliran Hidrolik pada Anaerobic Baffled Reactorsebagai Kriteria Desain Instalasi Pengolahan Air Limbah

    No full text
    ABSTRAKRohmah, Dwi Sakinah A. 2019. Computational Fluid Dynamics dengan Menggunakan Response Surface Methodology untuk Optimasi Aliran Hidrolik pada Anaerobic Baffled Reactor sebagai Kriteria Desain Instalasi Pengolahan Air Limbah. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang.Pembimbing: (I) Anie Yulistyorini, S.T, M.Sc, Ph.D., (II) Avita Ayu Permanasari, S.T., M.T.Kata kunci : computational fluid dynaimcs, response surface methodology, anaerobic baffled reactor, aliran hidrolik, IPALAnaerobic Baffled Reactor (ABR) menjadi instalasi pengolahan air limbah terdesentralisasi utama di Malang sejak tahun 2000. Kebutuhan ABR meningkat karena pertumbuhan populasi yang cepat di daerah perkotaan. Sebagian besar ABR di Malang menggunakan pipa untuk mengalirkan cairan di antara ruang-ruang. Penggunaan pipa menciptakan berbagai aliran hidrolik dibandingkan dengan inding penyekat konvensional. Untuk menyelidiki pola aliran hidraulik dalam ABR, simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD) dapat diterapkan untuk mensimulasikan berbagai kemungkinan aliran dalam reaktor. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pola aliran cairan dalam ABR melalui pemodelan CFD dan untuk mengoptimalkan kecepatan cairan dan diameter pipa dalam ABR untuk meningkatkan sedimentasi partikel padatan. Pola aliran hidrolik dalam ABR dapat dimodelkan menggunakan variasi diameter pipa dan kecepatan inlet. Hasilnya dapat digunakan sebagai desain kriteria ABR untuk pengolahan air limbah terdesentralisasi. Validasi hasil dibandingkan dengan desain nyata ABR di lapangan (ABR di Gadingkasri, Malang). Desain penelitian ini dimulai dengan Response Surface Methodology (RSM) yang menghasilkan beberapa model ABR dengan diameter pipa yang berbeda dan kecepatan inlet. Selanjutnya, model disimulasikan oleh CFD menggunakan Ansys Fluent versi 18.1. Hasil CFD kemudian dianalisis dengan menggunakan metode RSM. Hasil analisis menunjukkan bahwa solusi optimal (kecepatan cair dan diameter pipa) dan kecepatan chamber untuk setiap ruang melalui estimasi RSM. Hasil validasi mengungkapkan bahwa ada kesamaan antara hasil pemodelan dan desain nyata di lapangan sebesar 79,3% dengan tingkat eror 20,74%. Hasil RSM menunjukkan bahwa model reaktor dengan diameter pipa optimal 29 mm dan kecepatan cairan dalam pengaruh 4,77 m / jam menghasilkan kecepatan chamber 1,5 x 10-6 m / jam. Kecepatan ini lebih besar dari hasil model CFD menggunakan diameter pipa 27 mm yang menghasilkan kecepatan di ruang 5 x 10-7 m / jam. Meskipun kecepatan ruang berbeda, ini masih lebih rendah dari kecepatan ruang maksimum 2 m / jam. Dengan begitu hasil pemodelan dapat meningkatkan pengendapan partikel padatan dalam ABR. Hasil penelitian juga menemukan bahwa tingkat kecepatan influen bergabung dengan penurunan diameter pipa akan menyebabkan peningkatan kecepatan chamber. Secara keseluruhan, tipe aliran ABR adalah laminer dengan angka reynolds 0,08. Desain kriteria yang dihasilkan melalui pemodelan dapat diterapkan untuk ABR dengan minimal 5 ruang untuk mendapatkan kinerja reaktor yang optimal dalam hal pengendapan partikel padatan

    Metode Perkalian Silang Versus Metode Perkalian Latis

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap metode perkalian silang dengan metode perkalian latis serta perolehan waktu tercepat dari pengerjaan soal operasi perkalian siswa kelas V di MI Al Ittihadiyah Tanjung Morawa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan populasi siswa kelas V. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnosis, tes treatment, tes evaluasi, dan wawancara. Adapun prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu : tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Teknik pengumpulan data menggunakan tes diagnostik, tes treatment, posttest dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang telah diberikan proses pengajaran antara metode perkalian silang dengan metode perkalian latis yaitu metode perkalian latis yang banyak disenangi siswa dan perolehan waktu tercepat yaitu 10 detik.    &nbsp
    corecore