2 research outputs found

    Value experiential learning pada kisah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. dalam surat al-Shaffat ayat 100-111

    Get PDF
    Experience-based learning in educational research studies has proven to be effective in improving students' academic performance. Therefore, it is necessary to study whether there may be verses in the Koran that are relevant to this. This research aims to analyze the value of experience-based learning that occurs in the story of Prophet Ibrahim AS and Prophet Ismail as contained in Q.S Al-Saffat: 100-111. A qualitative approach to library research is used to obtain appropriate research results. The literature reviewed in this research is the Al-Qur'an and tafsir books as primary data sources and journal articles and books as secondary data sources. Meanwhile, the method of interpretation used is the Maudhu'i interpretation method, namely by examining the verses from various aspects, and carrying out analysis based on correct knowledge which is used to explain the main problem, so that you can understand the problems and meaning of the verses easily. The sources that the researchers used were the Jalaludin Asy-Syuyuthi and Jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahali's commentary on Jalalain, the Ibn Katsir commentary by Imaduddin Abul Fida' Isma'il bin 'Umar bin Katsir and the al-Misbah commentary by Muhammad Qurais Shihab. The Value of Experiential learning in the Story of Prophet Ibrahim a.s and Prophet Ismail a.s in Surah Al-Shaffat Verses 100-111 is: One, Aqidah education about faith. This Aqidah education. The order to slaughter Ibrahim is closely related to Ismail's right to life. Carrying out these orders does not only involve mental and emotional readiness, but you must also have high spirituality, in other words, have mature faith. Two, moral education. Moral education can be achieved by being patient and obedient to parents. Abstrak Pembelajaran berbasis pengalaman dalam kajian penelitian pendidikan terbukti efektif dalam meningkatkan performa akademik peserta didik. Oleh karena itu perlu dikaji apakah mungkin ada ayat dalam Al-Quran yang relevan dengan ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai pembelajaran berbasis pengalaman yang terjadi dalam kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail yang termaktub dalam Q.S Al-Shaffat: 100-111. Pendekatan kualitatif studi kepustakaan (library research) digunakan untuk memperoleh hasil penelitian yang sesuai. Literatur yang ditelaah dalam penelitian ini berupa al-Qur’an dan kitab-kitab tafsir sebagai sumber data primer serta artikel jurnal dan buku sebagai sumber data sekunder. Sementara metode tafsir yang digunakan yaitu metode tafsir maudhu’i yaitu dengan cara meneliti ayat-ayat dari berbagai segi, dan melakukan analisis berdasarkan ilmu yang benar yang digunakan untuk menjelaskan pokok permasalahan, sehingga dapat memahami permasalahan dan maksud ayat-ayat tersebut dengan mudah. Adapun sumber yang peneliti pakai adalah tafsir Jalalain karangan Jalaludin Asy-Syuyuthi dan Jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahali, tafsir Ibnu Katsir karangan Imaduddin Abul Fida’ Isma’il bin ‘Umar bin Katsir dan tafsir al-Misbah karangan Muhammad Qurais Shihab. Adapun Value Experiential learning pada kisah nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. dalam surat Al-Shaffat Ayat 100-111 yaitu: Satu, pendidikan Aqidah tentang keimanan. Pendidikan Aqidah ini Perintah penyembelihan pada Ibrahim sangat berhubungan dalam hak hidup Ismail. Dalam melaksanakan perintah tersebut tidak hanya melibatkan kesiapan mental dan emosional saja, melainkan juga harus mempunyai spiritualitas yang tinggi, dengan kata lain mempunyai keimanan yang matang. Dua, pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak dapat ditempuh dengan sabar dan taat kepada orang tua. Kata Kunci. Nilai pembelajaran berbasis pengalaman; Nabi Ibrahim; Nabi Ismail; Surat Al-Shaffat ayat 100-111

    NILAI PENDIDIKAN WANITA DALAM SURAT AL-AHZAB AYAT 28-35 DAN AYAT 59 SERTA APLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

    Get PDF
    This study aims to find out the value of women's education in the letters of al-Ahzab verses 28-35 and 59, and apply it in Islamic Education. In this study, the author uses the maudhu'i interpretation method, which is to study the verses in various ways and to perform the analysis based on the correct knowledge used to explain the subject matter, so that they can easily understand the issues and meanings of the verses. The source that the researcher used was the interpretation of al-Azhar by Prof. Dr. Hamka and interpretations of Jalaluddin Asy-Syuyuthi and Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahali's writings. As for the value of women's education in the letters of al-Ahzab verses, 28-35 and verse 59 of its application in Islamic education is: One, moral education. Moral education can be achieved with qonaat behavior, always at home, honest, patient, and honorable. Two, worship education. Religious education can be performed with Sholeh deeds, prayers, giving alms, obeying Allah and His Messenger, reading the Qur'an, fasting and wearing a veil. Three, creed education. Faith education can be achieved through the practice of Zikirullah (in remembrance of Allah S.W.T.)AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai pendidikan wanita dalam surat al-Ahzab ayat 28-35 dan 59, serta aplikasikannya dalam Pendidikan Islam. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode tafsir maudhu’i, yaitu dengan cara meneliti ayat-ayat dari berbagai segi, dan melakukan analisis berdasarkan ilmu yang benar yang digunakan untuk menjelaskan pokok permasalahan, sehingga dapat memahami permasalahan dan maksud ayat-ayat tersebut dengan mudah. Adapun sumber yang peneliti pakai adalah tafsir al-Azhar karangan Prof. Dr. Hamka dan tafsir Jalalain karangan Jalaludin Asy-Syuyuthi dan Jalaludin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahali. Adapun nilai pendidikan wanita dalam surat al-Ahzab ayat 28-35 dan ayat 59 aplikasinya dalam pendidikan Islam yaitu: Satu, pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak dapat ditempuh dengan perilaku qonaat, selalu tetap di rumah, jujur, sabar, dan menjaga kehormatan. Dua, pendidikan ibadah. Pendidikan ibadah dapat ditempuh dengan amal Sholeh, shalat, mengeluarkan zakat, taat kepada Allah dan Rasul, membaca Al-Qur’an, berpuasa dan memakai jilbab. Tiga, pendidikan akidah. Pendidikan akidah dapat ditempuh dengan amalan Zikirullah (mengingat Allah S.W.T.
    corecore