12 research outputs found

    PENGARUH PEMBERIAN ZEOLIT DAN BATUAN FOSFAT ALAM TERHADAP KETERSEDIAAN P LATOSOL DAN SERAPANNYA OLEH JAGUNG

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian Zeolit dan Batuan Fosfat Alam terhadap ketersediaan P Latosol dan serapannya oleh Jagung (Zea Mays L). Penelitian dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor pertama dosis zeolit adalah Z0:0 ton/ha, Z1:1 ton/ha, faktor kedua dosis fosfat batuan P0:0 ton/Ha, P1 :0,4 ton/Ha, dan P2 : 0,8 ton /Ha sehingga kombinasi perlakuan menghasilkan 9 macam kombinasi dengan 3 ulangan akan diperoleh 27 pot percobaan. Parameter awal dan akhir analisis tanah meliputi P-tersedia dan P total pada latosol, P-jaringan, pH H2O latosol, KTK latosol, kandungan P2O5 dalam batuan fosfat, analisis tinggi, dan berat kering tanaman. Penentuan pengaruh perlakuan terhadap parameter digunakan ANOVA (Analisis of varians) taraf 5%, sedangkan untuk membandingkan antar perlakuan digunakan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian zeolit dan batuan fosfat alam berpengaruh nyata terhadap P-tersedia, berat basah tanaman jagung, berat kering tanaman jagung, dan serapan P tanaman jagung, akan tetapi kedua perlakuan ini tidak berpengaruh nyata terhadap pH H2O, KPK Latosol, tinggi tanaman jagung dan P tanaman jaringan jagung

    RESPON NITROGEN PHOSPHOR KALIUM TERSEDIA LATOSOL DAN PERTUMBUHAN KEDELAI DENGAN PEMBERIAN ZEOLIT DAN PUPUK NPK

    Get PDF
    Kedelai dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang cukup unsur hara. Latosol merupakan tanah yang berpotensi sebagai media tumbuh kedelai namun terkendala pH masam dan rendahnya ketersediaan hara nitrogen, fosfor dan kalium. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian zeolite dan pupuk NPK terhadap ketersediaan hara nitrogen, fosfor dan kalium Latosol dan pertumbuhan Kedelai. Penelitian dilaksanakan di Desa Karangreja, Kabupaten Cilacap ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama takaran zeolit: 0 ton/ha (Z0), 2,5 ton/ha (Z1) dan 5 ton/ha (Z2), faktor kedua berupa takaran pupuk NPK: 0 kg/ha (P0), 150 kg/ha (P1) dan 300 kg/ha (P2) dan 450 kg/ha (P3), setiap perlakuan diulang tiga kali sehingga didapatkan 36 pot percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian zeolit dengan takaran setara 5 ton/ha berpengaruh nyata meningkatkan ketersediaan nitrogen, fosfor, kalium  Latosol, tinggi tanaman dan berat kering tanaman kedelai, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap pH H2O dan KPK Latosol. Pemberian pupuk NPK dengan takaran setara 300 kg/ha berpengaruh nyata terhadap peningkatan ketersediaan nitrogen, fosfor, kalium Latosol, tinggi tanaman dan berat kering tanaman kedelai tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap pH H2O dan KPK Latosol. Pemberian zeolit dan pupuk NPK tidak menunjukkan adanya interaksi

    PENGARUH BIOCHAR TEMPURUNG KELAPA DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI PADA TANAH PASIR PANTAI

    Get PDF
    Tanah pasir pantai memiliki beberapa keterbatasan untuk budidaya tanaman. Biochar tempurung kelapa dan kotoran sapi merupakan bahan amelioran untuk memperbaiki keterbatasan di tanah pasir pantai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh biochar tempurung kelapa dan kotoran sapi terhadap sifat kimia tanah dan produksi tanaman sawi di tanah pasir pantai. Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta pada bulan Maret sampai Mei 2019 kemudian dianalisis di laboratorium. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah dosis biochar tempurung kelapa yang terdiri dari B0 = 0 ton / ha, B1 = 10 ton / ha, B2 = 15 ton / ha, dan B3 = 20 ton/ha. Faktor kedua adalah dosis kotoran sapi yang terdiri dari K0 = 0 ton/ha, K1= 10 ton / ha, K2 = 15 ton/ha, dan K3 = 20 ton/ha. Parameter penelitian adalah tekstur, pH H2O, C-Organik, N-Total, Kapasitas Tukar Kation (KTK), tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, bobot kering dan bobot basah tanaman. Hasil penelitian dianalisis dengan Analysis of Varians (ANOVA), dilanjutkan dengan DMRT 5% (Duncan Multiple Range Test) untuk mengetahui perbedaan mean antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi biochar tempurung kelapa 20 ton / ha (B3) dan kotoran sapi 20 ton / ha (K3) berpengaruh nyata terhadap peningkatan pH H2O dari 5,85 menjadi 6,90, C-Organic dari 0,62 % menjadi 1,23%, N-Total 0,04% menjadi 0,34%, Kapasitas Tukar Kation (KTK) dari 2,04 cmol (+) kg-1 menjadi 4,86 cmol (+) kg-1 dan berat basah tanaman 60,83 gram

    PENGARUH PEMBERIAN MACAM BAHAN ORGANIK DAN SP-36 TERHADAP KETERSEDIAAN FOSFOR LATOSOL

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi macam bahan organik dan pupuk SP-36 terhadap ketersediaan Fosfor pada Latosol. Penelitian ini dilakukan di laboratorium UPN “Veteran” Yogyakarta dilanjutkan dengan analisis. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor yaitu faktor pertama macam bahan organik sebagai berikut B0: tanpa bahan organik, B1: menggunakan kotoran sapi, B2: menggunakan kotoran ayam, B3: menggunakan jerami, B4: menggunakan glereside, dan faktor kedua pupuk fosfor yaitu P0: tanpa SP-36 dan P1: menggunakan SP-36 Parameter yang diamati antara lain P-Tersedia, Kandungan C-Organik, Kapasitas Pertukaran Kation (KPK), pH. Penentuan pengaruh perlakuan terhadap parameter digunakan ANOVA (Analisis of varians) taraf 5%, sedangkan untuk membandingkan antar perlakuan digunakan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT).Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian SP-36 (P1) pada Latosol dapat meningkatkan ketersediaan Fosfor Latosol, kombinasi perlakuan yang terbaik adalah kotoran ayam 100 g/pot (B2) dan SP-36 0,06g/pot (P1) dapat meningkatkan ketersediaan Fosfor Latosol

    LAND SUITABILITY EVALUATION FOR SUGARCANE IN SEGOROMULYO VILLAGE, PAMOTAN SUBDISTRICT, REMBANG REGENCY

    Get PDF
    Sugarcane planting in Pamotan Subdistrict, Rembang Regency took place before 2000, but in recent years farmers have complained of declining yields. Data from the Central Statistics Agency for Rembang Regency shows that the productivity of sugarcane in Pamotan Subdistrict in 2011 produced 6,000 kg/ha, 2014 produced 4,597 kg/ha, and 2017 produced 4,200 kg/ha. This study aims to determine the characteristics of the land and land suitability class for sugar cane in Segoromulyo Village. The method used is the matching method, the determination of sample points is carried out using a purposive method based on the land system which is determined from the overlay of soil type maps, slope maps, and land use maps. The parameters measured include average temperature, water availability/rainfall, drainage, texture, coarse material, soil depth, soil CEC, base saturation, pH, C-organic, salinity, erosion hazard, slope, flood/puddle hazard, rock on the surface, and rock outcrops. The results showed that Segoromulyo Village has several land suitability classes for sugar cane, namely S2 with a limiting factor of water availability and oxygen availability of 198.08 ha or around 32.84%, S2 with a limiting factor of water availability, oxygen availability and salinity of 207 .77 ha or around 34.44%, and S3 with a salinity limiting factor of 197.41 ha or around 32.72%

    PEMETAAN TINGKAT BAHAYA EROSI BERDASARKAN METODE USLE DENGAN STUDI KASUS SIMULASI BERBAGAI TANAMAN DI DESA TAMBI KABUPATEN WONOSOBO

    Get PDF
    Desa Tambi merupakan kawasan yang memiliki potensi erosi yang tinggi karena iklim, kondisi tanah, dan konservasi yang belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk (a.) Mengetahui laju erosi tanah dan bahaya erosi di Desa Tambi dan (b.) Mengetahui pengaruh simulasi berbagai tanaman terhadap bahaya erosi di Desa Tambi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, dengan metode pengambilan sampel purposive sampling, dan metode USLE untuk memperkirakan laju erosi. Simulasi bahaya erosi menggunakan 4 jenis tumbuhan yaitu Jogo Beans, Potato, Tea, dan Albizia. Peta dibuat dengan menggunakan perangkat lunak bernama Arcgis 10.2. Titik pengambilan sampel diperoleh dengan melakukan overlay peta sistem lahan seperti peta tata guna lahan dan peta kemiringan lereng. Penelitian ini memperoleh 11 titik pengambilan sampel. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah erosivitas hujan (R), erodibilitas tanah (K) meliputi tekstur, struktur, permeabilitas, dan bahan organik tanah, panjang dan kemiringan lereng (LS), tanaman permukaan (C). ), pengelolaan lahan (P), dan kedalaman solum. Hasil penelitian menunjukkan laju erosi tertinggi adalah 561,19 ton/ha/tahun dengan luas wilayah 9,56 ha (6,01%), sedangkan laju erosi terendah 0,5 ton /tahun, memiliki luas 13,30 ha (8,36%). Desa Tambi memiliki tingkat erosi rendah 22,66 hektar, tingkat erosi sedang 99,18 hektar, tingkat erosi berat 7,3 hektar, dan tingkat erosi sangat berat 29,91 hektar. Hasil simulasi berbagai tumbuhan mempengaruhi baik laju erosi maupun klasifikasi bahaya erosi

    INDEKS KUALITAS TANAH SAWAH TERALIRI LIMBAH CAIR PABRIK GULA MADUKISMO DI DESA TIRTONIRMOLO KECAMATAN KASIHAN KABUPATEN BANTUL

    Get PDF
    Limbah cair Pabrik Gula Madukismo mengaliri ±33,39% tanah sawah di Desa Tirtonirmolo. Keberadaan limbah pada air irigasi dapat mempengaruhi kualitas tanah sawah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik air irigasi dan menentukan Indeks Kualitas Tanah (IKT) sawah di Desa Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Pengambilan sampel tanah menggunakan metode purposive sampling dan pengambilan sampel air irigasi menggunakan metode grab sample. Penilaian karakteristik air irigasi berpatokan pada PP No.82 Tahun 2001 dengan parameter yang diamati yaitu: COD, Nitrat, Nitrit, Ammonium, Phosphate, TSS, dan pH. Penilaian IKT didasarkan pada kriteria Mausbach dan Seybold. Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik air irigasi telah memenuhi baku mutu air irigasi kecuali untuk parameter COD. Air irigasi yang teraliri limbah spiritus memiliki nilai COD sebesar 1029 mg/L sedangkan air irigasi yang teraliri campuran limbah gula dan spiritus memiliki nilai COD se besar 122 mg/L. Hasil IKT memiliki kriteria baik dengan nilai 0,637 area sawah tidak teraliri limbah; 0,688 area sawah teraliri limbah spiritus; dan 0,714 sawah teraliri campuran limbah spiritus dan gula

    KUALITAS TANAH PADA LAHAN SAWAH DENGAN IRIGASI AIR RAWA JOMBOR DI KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN

    Get PDF
    Sebagian besar air irigasi persawahan di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten disuplai oleh Rawa Jombor. Sampah organik di perairan Rawa Jombor menyebabkan pengayaan unsur hara pada air, meningkatkan unsur hara tanah melalui irigasi. Namun jika kadar unsur hara telah melebihi ambang batas air irigasi tentu berpengaruh terhadap kualitas tanah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas air irigasi Rawa Jombor dan mengetahui indeks kualitas tanah pada lahan sawah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan sampel tanah ditentukan berdasarkan Peta Satuan yang dibuat dari overlay peta penggunaan lahan (sawah) dan jenis tanah dengan rincian SPL 1 (sawah irigasi teknis dengan jenis tanah Litosol), SPL 2 (sawah irigasi teknis dengan Aluvial jenis tanah), SPL 3 (sawah irigasi teknis dengan jenis tanah Regosol), dan SPL 0 (padi sawah dengan jenis tanah Regosol). Pengambilan sampel air dilakukan berdasarkan inlet air irigasi setiap SPL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air irigasi masih memenuhi kriteria kualitas air untuk irigasi. Kualitas tanah ditentukan dengan Indeks Kualitas Tanah yang dihitung berdasarkan kriteria Mausbach dan Seybold (1998). Hasil indeks kualitas tanah SPL 1 (0,55) dengan kriteria sedang, SPL 2 (0,48) dengan kriteria sedang, SPL 3 (0,59) dengan kriteria sedang, dan SPL 0 (0,71) dengan kriteria baik

    Pengaruh berbagai formula pupuk bio-organo mineral terhadap N, P, K tersedia tanah dan pertumbuhan tanaman jagung

    Get PDF
    The effect of bio-organo mineral fertilizers on availability of soil NPK andgrowth of corn plants (R. Agus Widodo, Didi Saidi, and Djoko Mulyanto): Thedemand of chemical fertilizers increase continuously, but the availability and high prices are obstacles to achieving optimal agricultural production. On the other hand, the dose of fertilizer that must be given per unit area continues to increase due to land degradation due to excessive use of chemicals without organic fertilizer. Organic giving is felt to be unable to meet the nutrient requirements needed by plants. Bio organo mineral fertilizer is an organic fertilizer enriched with agricultural mineral materials. This study aims to determine the effect of various formulas of bio-organo mineral fertilizer on the growth of corn plants. The study was conducted with experiments arranged in a randomized design complete with the treatment of 7 kinds of bio organo mineral fertilizers of various formulas and controls. Research parameters included plant height, stem diameter and number of leaves. The results showed that various bio organo mineral fertilizers had a significant effect on plant height and stem diameter, but were not significantly different from the number of leaves. The best fertilizer based on plant growth is bio-organomineral fertilizer with formula P4, which is a combination of 65% straw; 15% chicken manure; 20% agromineral material (Zeolite: Feldspar: Phosphate rock = 1: 1: 2
    corecore