12 research outputs found

    Lahan Pertanian, Tenaga Kerja dan Sumber Pendapatan di Beberapa Pedesaan Jawa Barat

    Get PDF
    IndonesianBelakangan ini struktur perekonomian masyarakat pedesaan Jawa Barat telah mengalami perubahan, dimana peran sektor pertanian memperlihatkan kecenderungan yang terus menurun. Sejalan dengan itu sektor non-pertanian telah mulai dirasakan sebagai sumber pendapatan yang penting bagi kelangsungan hidup keluarga petani. Penelitian ini telah mengungkapkan, bahwa baik petani tuna lahan, petani berlahan sempit, maupun petani berlahan luas, baik di daerah berlahan sawah, berlahan marjinal, maupun daerah sayuran/ternak, semuanya melibatkan diri dalam kegiatan usaha non pertanian. Luas lahan pertanian mempunyai hubungan yang kuat dan nyata terhadap tingkat pencurahan kerja dan pendapatan petani, dimana setiap pertambahan luas lahan sebesar 1 persen, maka  tingkat pencurahan kerja keluarga meningkat sekitar 1,2 persen dan tingkat pendapatan bertambah hampir 2 persen. Suatu hal menarik dari penelitian ini adalah rumahtangga petani di daerah sayuran atau peternakan memperlihatkan tingkat produktivitas kerja lebih tinggi daripada di daerah padi, baik daerah padi lahan sawah, maupun daerah padi lahan kering. Sehingga dengan demikian tingkat pendapatan petani di daerah sayuran/peternakan tersebut secara nyata lebih tinggi daripada di kedua daerah lainnya

    PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP ADOPSI PTT DI SENTRA PADI JAWA BARAT

    Get PDF
    Salah satu kebijakan inovasi teknologi oleh Badan Litbang Pertanian di Jawa Barat adalah Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT). Dari sisi teknis-agronomi, implementasi PTT padi sawah mampu meningkatkan produksi 8,3 hingga 15,6 persen, lebih tinggi daripada aplikasi teknologi konvensional. Persoalan: efisienkah secara ekonomi, sehingga dapat berimplikasi terhadap peningkatan pendapatan petani? Sejauh mana aspek sosial-ekonomi memengaruhi adopsi PTT padi di lokasi berbeda? Sejauh mana perbedaan pengaruhnya terhadap peningkatan produksi dan pendapatan petani peserta dan non-peserta PTT? Untuk mempelajari dan memahami pengaruh faktor sosial ekonomi terhadap penggunaan teknologi PTT, diperlukan penelitian. Metode survei analisis fungsi logistik digunakan dalam penelitian ini untuk mendiskripsi dan menguji kelompok responden peserta dan non-peserta PTT. Hasil: aplikasi teknologi PTT berpengaruh positif terhadap peningkatan produksi padi. Secara teknis-agronomis dan sosial-ekonomi, model PTT layak dikembangkan. Petani telah exceed recommendation dalam penggunaan faktor input, sehingga berdampak negatif terhadap peningkatan produksi padi dan pendapatan petani.Kata kunci: teknologi; PTT; pad

    Lahan Pertanian, Tenaga Kerja dan Sumber Pendapatan di Beberapa Pedesaan Jawa Barat

    Full text link
    IndonesianBelakangan ini struktur perekonomian masyarakat pedesaan Jawa Barat telah mengalami Perubahan, dimana peran sektor pertanian memperlihatkan kecenderungan yang terus menurun. Sejalan dengan itu sektor non-pertanian telah mulai dirasakan sebagai sumber pendapatan yang penting bagi kelangsungan hidup keluarga petani. Penelitian ini telah mengungkapkan, bahwa baik petani tuna lahan, petani berlahan sempit, maupun petani berlahan luas, baik di daerah berlahan sawah, berlahan marjinal, maupun daerah sayuran/ternak, semuanya melibatkan diri dalam kegiatan USAha non pertanian. Luas lahan pertanian mempunyai hubungan yang kuat dan nyata terhadap tingkat pencurahan kerja dan pendapatan petani, dimana setiap pertambahan luas lahan sebesar 1 persen, maka tingkat pencurahan kerja keluarga meningkat sekitar 1,2 persen dan tingkat pendapatan bertambah hampir 2 persen. Suatu hal menarik dari penelitian ini adalah rumahtangga petani di daerah sayuran atau peternakan memperlihatkan tingkat produktivitas kerja lebih tinggi daripada di daerah padi, baik daerah padi lahan sawah, maupun daerah padi lahan kering. Sehingga dengan demikian tingkat pendapatan petani di daerah sayuran/peternakan tersebut secara nyata lebih tinggi daripada di kedua daerah lainnya

    Dampak Pembangunan Perkebunan Karet-rakyat terhadap Kehidupan Petani di Riau

    Full text link
    Meaning sense of this paper is to explain and to analyze development process (insmallholder rubber sub sector) that have done by the government in Riau Province. Agriculturalsystem which plantation system is a compatible model with in local people. Afterwards for toexplain reality and to phenomenon analysis and what dynamic happen in that development, soanalysis and it's examine pressured to literacy study and others theory and to use information's.The development problems appear because of the modernization strategy that applied by thegovernment less accommodating local potential's, with the result that local societies think that thedevelopment are not for them. And finally, development programs less popular in the societiesand can not supported by the people, so consequences social change not yet

    STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN PADA KAWASAN “SINGBEBAS” KALIMANTAN BARAT

    Get PDF
    Kawasan Singkawang, Bengkayang, dan Sambas, salah satu pusat pertumbuhan ekonomi yang mengalami kekurangan air bersih, banjir, tidak meratanya penyebaran populasi, renadahnya kualitas sumber daya manusia, tidak terintegrasinya pembangunan, dan kurangnya infrastruktur dasar. Potensi sumber daya air cukup baik untuk pengembangan pangan, sebagian besar kondisi perikanan darat dan laut belum optimal. Padi diusahakan dalam skala subsisten, untuk jagung, jeruk, ayam buras, karet, sapi, babi, dan perikanan diusahakan dalam skala semintensif dan komersial. Potensi manusia cukup memadai secara jumlah, tetapi bagaimana meningkatkan kualitas dan pola pikirnya, perlu skenario. Faktor pendukung dan key factor to succes sangat diperlukan pada masing-masing tahap. Pendekatan bisa melalui strategi produksi, pemasaran, dan finansial. Forum pembangunan Singbebas merupakan wadah aspirasi masyarakat, pemerintah, dan pengusaha dalam mensinergiskan rencana pembangunan di masing-masing kawasa
    corecore