1 research outputs found
Usulan Rancangan Tata Letak Sel Dinamis Menggunakan Group Technology Dan Dynamic Modified Spanning Tree(DMoST).
Pada suatu perusahaan, tata letak yang kurang baik menyebabkan aliran
material menjadi tidak beraturan. Aktifitas material handling akan mempengaruhi
waktu siklus suatu produk dan biaya produksi. Adanya faktor-faktor tersebut
menjadikan persaingan manufaktur cenderung meningkat, di samping pemicu lain
yaitu meningkatkan keinginan konsumen yang berubah-ubah. Akibat adanya
perubahan kuantitas dan variasi produk, maka perlu strategi manufaktur untuk
menghadapi tantangan dan untuk memenangkan pasar pada masa yang akan
datang. Untuk mengatasi hal tersebut, suatu perusahaan harus dapat
merencanakan perancangan fasilitas untuk masa yang akan datang.
Cara untuk mengatasi permasalahan di atas, penulis mengusulkan
perbaikan tata letak fasilitas produksi dengan menerapkan Group technology
(GT). Dengan GT dibentuk suatu sel manufaktur, dimana setiap sel terdiri dari
mesin-mesin yang akan memproses pembuatan suatu komponen yang memiliki
kemiripan secara proses. Untuk penerapan GT metode yang digunakan adalah
Production Flow Analysis (PFA), Rank order clustering (ROC) dan Direct
clustering algorithm (DCA). Untuk mengatasi perubahan kuantitas dan variasi
produk yang mungkin saja terjadi pada saat mendatang, penulis mengusulkan
perbaikan tata letak fasilitas dengan menerapkan algoritma Dynamic modified
spanning tree (DMoST) untuk tata letak fasilitas dinamis single-row yang
didasari oleh Algoritma Modified spanning tree untuk pengurutan mesin kedalam
tata letak dengan Algoritma Silver-meal untuk penentuan panjang perencanaan
time window.
Pada pembentukan sel manufaktur metode terpilih yaitu Rank order
clustering (ROC) alternatif 4 maka total jarak material handling menjadi sebesar
950,93 meter dan ongkos material handling menjadi sebesar Rp.
15.567.551,40/bulan total jarak dan biaya dengan menggunakan Group
technology yaitu Cellular Manufacturing System (CMS) lebih kecil dibanding
dengan total jarak dan biaya pada layout awal. Setelah itu kemudian dibuat
skenario adanya penambahan 6 jenis produk baru pada setiap periodenya yang
mengakibatkan kondisi tata letak menjadi dinamis atau dapat dikatakan terjadi
Dynamic layout problem (DLP) maka untuk mengatasinya dilakukan perhitungan
menggunakan Dynamic modified spanning tree (DmoST) sehingga untuk
rearrangement cost Rp. 11000 ongkos pemindahan bahan menjadi Rp
148,573,175.85, total rearrangement cost Rp 22,000.00 dan ongkos total Rp.
148,595,175.85. Untuk rearrangement cost Rp. 3600 maka ongkos pemindahan
bahan menjadi sebesar Rp 56.395.682,65, total rearrangement cost Rp 10,800.00
dan ongkos total sebesar Rp 56.406.482,65. Dengan menggabungkan kedua
metode maka pengelompokkan mesin dan part/komponen dalam sel manufaktur
dapat dibentuk dan dirancang pada tata letak yang bersifat dinamis dengan
mempertimbangkan ongkos material handling pada masa yang akan datang.
Kata kunci : Group Technology, Celullar Manufacturing System, ROC, DCA,
Dynamic Modified Spanning Tree (DMoST)